Selamat Datang dan Semoga Bermanfaat,SILAHKAN ISI BUKU TAMU DAHULU YA,,, Blog Ini Untuk Menambah Wawasan Bimbingan Dan Konseling Lalu Motivasi Diri, Serta Mohon Komentar Agar Selalu Baik Dalam Menampilkanya. Email jatirinkriatmaja04@gmail.com atau 085220363757

Tuesday 7 May 2013

Pelaksanaan Pelayanan Bimbingan Dan Konseling Di Sekolah Dasar Kelas 1-4



Masing-masing layanan bimbingan dan konseling menyangkut berbagai materi yang termuat di dalam keempat bidang bimbingan, yaitu bimbingan pribadi, social, belajar, karier.






Layanan Orientasi Dan Informasi,
Layanan orientasi dan informasi di Kelas 1 dan 2 SD terutama sekali diselenggarakan terhadap orang tua siswa agar para orang tua itu memahami kondisi dan tuntutan sekolah. Dengan pemahaman seperti itu orang tua diharapkan akan bekerja sama dan membantu sekolah demi keberhasilan pendidikan anak-anak mereka.
a)      Materi Layanan Orientasi Dan Informasi,
Materi layanan orientasi dan informasi di kelas-kelas rendah SD itu terutama adalah:
1)      Materi Bimbingan Pribadi, antara lain :
v  informasi tentang fasilitas penunjang ibadah ke­agamaan yang ada di sekolah dan tuntutan sekolah akan kegiatan ibadah anak-anak,
v   informasi tentang hak dan kewajiban siswa SD karena anak masih amat tergantung pada orang tua, maka hak dan kewajiban ini pada umumnya dilimpahkan kepada orang tua,
v  informasi tentang tuntutan akan kebersihan dan kesehatan, seperti pakaian seragam dan kebersihan­nya, makan pagi dan jajan di sekolah, buang air, dsb.
2)      Materi Bimbingan Sosial, misalnya :
v  informasi tentang peraturan dan tata tertib sekolah, seperti disiplin mengikuti pelajaran, upacara bendera, masuk dan keluar ruang kelas, dsb,
v  informasi tentang tata pergaulan dan hubungan sosial, misalnya: bagaimana mengucapkan salam, menyapa kawan, menyapa guru, meminta izin melakukan sesuatu, mengucapkan terima kasih, meminta maaf, dsb,
v  informasi tentang kebiasaan saling menyayangi dan saling membantu,
v  informasi tentang kebiasaan antri secara tertib, dan
v  informasi tentang adanya kegiatan ekstra kurikuler yang menunjang pengembangan sosial siswa, seperti Kepramukaan, dan bagaimana mengikuti kegiatan tersebut.
3)      Materi Bimbingan Belajar, seperti :
v  informasi tentang kurikulum SD, yang meliputi :
-          tujuan pendidikan Sekolah Dasar,
-          mata pelajaran di Sekolah Dasar,
-          sistem dan pendekatan proses belajar, baik di kelas maupun di luar kelas (di rumah),
-          sistem ulangan, penilaian, rapor, dan kenaikan kelas, dan
-          pelayanan bimbingan dan konseling yang ada di sekolah.
v  informasi tentang jam belajar di sekolah,
v  informasi tentang fasilitas belajar yang ada di sekolah, seperti perpustakaan, sarana olah raga,
v  informasi tentang kegiatan belajar yang dituntut dari siswa,
v   informasi tentang perlunya pengembangan kreativitas anak, dan
v  informasi tentang peranan orang tua membantu anak belajar (di rumah).
4)      Materi Bimbingan Karier, meliputi :
v  gambaran tentang perlunya bekerja untuk mencari nafkah,
v  penghargaan terhadap segenap jenis pekerjaan, dan
v  gambaran tentang orang-orang yang rajin bekerja dan hasil-hasil yang mereka peroleh.

b)      Pelaksanaan Layanan Orientasi dan Informasi,
Layanan orientasi dan informasi yang diberikan kepada orang tua diselenggarakan melalui pertemuan langsung antara para orang tua dengan Guru Kelas, minimal pada setiap awal catur wulan pertama; sedangkan yang langsung diberikan kepada siswa dapat dilakukan melalui berbagai cara dan/atau bentuk kegiatan :
1)      Dalam kegiatan di luar kelas, seperti dalam upacara, ketika berbaris hendak memasuki ruang kelas, ketika menye­lenggarakan kegiatan ekstra-kurikuler,
2)      Dalam kegiatan di kelas, seperti pengaturan duduk dengan tertib, berdoa sebelum mulai pelajaran, mengikuti pelajaran, cara yang baik bertanya kepada guru, menjawab pertanyaan kawan dan merespon secara baik jawaban kawan, memakai alat belajar,
3)      Dalam penyelenggaraan mata pelajaran tertentu, seperti tata cara pergaulan diinfusikandalam pelajaran PMP, Bahasa Indonesia; gambaran tentang perlunya bekerja diinfusikan ke dalam pelajaran Bahasa Indonesia, IPS yang menyangkut lingkungan sosial, Berhitung,
4)      Dalam kesempatan khusus yang sengaja diadakan oleh guru, seperti penjelasan tentang kegiatan belajar sehari­-hari, pekerjaan rumah, tugas-tugas piket harian,
5)       Dalam kesempatan insidentil kepada siswa tertentu tentang sesuatu hal yang timbul waktu itu, seperti mengucapkan salam, cara memasuki ruangan, kerapihan dan kebersihan pakaian, memakai kamar kecil, dsb. (Cara­cara dan bentuk kegiatan tersebut dapat bervarasi dan dimodifikasi sesuai dengan materi bimbingan yang diberikan dan kondisi yang ada pada waktu itu) dan
6)      Informasi berisi materi bimbingan karier dapat diberikan melalui cerita baik secara lisan maupun tulisan.
      Cara-cara dan bentuk kegiatan tersebut di atas bervariasi dan dimodifikasi sesuai dengan materi yang diberikan dan kondisi serta kelengkapan yang ada pada waktu itu.

Layanan Penempatan Atau Penyaluran
Layanan penempatan/penyaluran diselenggarakan untuk melayani para siswa sesuai dengan potensi, bakat, minat, serta kondisi pribadinya. Dalam kelompok belajar misalnya, para siswa dikelompokkan sesuai dengan kecepatan belajarnya. Di dalam kelas, para siswa ada yang didudukkan di belakang, di depan, di samping kiri atau kanan, berdampingan dengan si A, si B, dan seterusnya. Posisi duduk masing-masing siswa itu setiap kali perlu mendapat perhatian Guru Kelas, agar kondisi pribadi dan perkembangan mereka memperoleh pelayanan dan penyaluran yang tepat.
Demikian juga penempatan/penyaluran para siswa ke dalam kelompok bermain, kelompok piket harian, kelompok kegiatan ekstra kurikuler perlu mendapat perhatian sepenuhnya dari Guru Kelas dalam rangka pelayanan bimbingan dan konseling.
a)      Materi Layanan Penempatan Atau Penyaluran,
Materi-materi dalam layanan penempatan/penyaluran untuk para siswa Kelas I dan II SD meliputi pokok-pokok berikut :
1)       Materi Bimbingan Pribadi, seperti :
v  Penempatan siswa pada posisi duduk di dalam kelas dengan memperhatikan jenis kelamin, besar badan, kemampuan melihat dan mendengar, keberanian dan "keagresifan", dan karakteristik pribadi lainnya. Posisi duduk ini hendaknya setiap kali (minimal setiap cater wulan) diubah,
v  Penempatan/penyaluran siswa ke dalam kelompok dengan mempertimbangkan kecepatan belajar, misalnya ada kelompok "cepat", "sedang", dan "lambat". (Untuk keperluan lain dapat pula dibentuk "kelompok campuran" agar siswa yang pandai dapat membantu siswa yang kurang pandai), dan
v  Penempatan/penyaluran siswa ke dalam kelompok dengan mempertimbangkan minat siswa, seperti kelompok untuk kegiatan keagamaan (misalnya belajar mengaji, kepramukaan, kesenian, olah raga)
2)      Materi Bimbingan Sosial, meliputi :
v  Penempatan/penyaluran siswa ke dalam kelompok untuk membina kerjasama dan setia kawan seperti gotong royong, piket harian, menjenguk kawan sakit, belajar memahami lingkungan sekitar, dan
v  Penempatan secara khusus siswa yang mengalami keterlambatan atau penyimpangan sosial atau rendah diri ke dalam kelompok yang secara khusus dibentuk untuk membantu pengembangan kemampuan sosial siswa tersebut.
3)      Materi Bimbingan Belajar, antara lain :
v  penempatan siswa ke dalam kelompok belajar dengan mempertimbangkan materi program pengayaan dan pengajaran perbaikan yang diperlukan siswa, dan
v  penempatan siswa ke dalam kelompok belajar yang secara bersama-sama mempergunakan alat dan/atau bahan belajar yang sama (misalnya satu buku dipakai bersama-sama oleh lima orang siswa).
4)      Materi Bimbingan Karier, seperti :
(Untuk siswa Kelas I dan II SD belum ada layanan penem­patan/ penyaluran dalam bimbingan karier).
b)      Pelaksanaan Layanan Penempatan/Penyaluran,
Layanan penempatan/penyaluran tersebut secara langsung dilaksanakan oleh Guru Kelas, baik untuk kegiatan-kegiatan siswa di dalam kelas, maupun di luar kelas. Penempatan/ penyaluran siswa pada satu posisi, kelompok atau kegiatan tertentu tidak harus berlaku untuk waktu yang lama (misalnya selama satu cawu atau lebih), melainkan sesuai dengan kepentingan dilakukannya penempatan/penyaluran tersebut. Sesuai dengan kepentingannya penempatan/penyaluran itu sewaktu­-waktu dapat diubah/ditukar.

Layanan Pembelajaran,
Layanan pembelajaran bermaksud mengembangkan sikap dan kebiasaan belajar siswa serta meningkatkan seoptimal mungkin hasil belajar mereka. "Belajar" di sini dimaksudkan tidak semata-mata berkaitan dengan materi mata pelajaran saja, melainkan menyangkut pengembangan keseluruhan pribadi masing-masing siswa secara utuh.
a)      Materi Layanan Pembelajaran,
Materi layanan pembelajaran di Kelas 1 dan 2 meliputi pokok-pokok berikut :
1)      Materi Bimbingan Pribadi, meliputi :
v  upaya memantapkan sikap dan kebiasaan siswa untuk menunaikan ibadah agama, seperti menunaikan ibadah shalat tepat waktu bagi siswa yang beragama Islam,
v  upaya mengembangkan sikap siswa bahwa belajar itu menyenangkan,
v  upaya mengembangkan sikap dan kebiasaan siswa rajin belajar,
v  Upaya mengembangkan sikap siswa untuk mem­peroleh hasil belajar (nilai) yang setinggi-tingginya atas usaha sendiri,
v  upaya mengembangkan sikap siswa dalam memelihara dan memanfaatkan alat-alat belajar dengan sebaik-baiknya,
v  upaya mengembangkan sikap siswa bahwa dirinya mampu belajar dengan baik, dan
v  upaya mengembangkan sikap dan kebiasaan siswa dalam menjaga kebersihan dan kesehatan diri sendiri, misalnya selalu memperhatikan apakah yang akan dimakan itu bersih atau tidak, pakaiannya bersih atau t idak bagaimana membersihkan kotoran yang ada pada diri sendiri.

2)      Materi Bimbingan Sosial, seperti :
v  upaya mengembangkan kemampuan siswa untuk berkomunikasi dengan baik, misalnya berkomunikasi dengan kata-kata yang baik (bukan kata-kata yang jorok orok atau kasar), dengan kalimat yang lancar (tidak gagap),
v  Upaya mengembangkan keberanian siswa berbicara dengan orang lain, baik teman sebaya, anak yang lebih besar, maupun orang dewasa  layanan ini amat diperlukan bagi siswa-siswa yang rendah diri atau terisolasikan dari kawan-kawannya,
v  upaya mengembangkan kemampuan siswa dalam penggunaan atribut hubungan sosial yang paling awal, seperti mengucapkan salam, mengucapkan terima kasih apabila menerima sesuatu, meminta maaf apabila melakukan sesuatu yang salah, meminta izin untuk melakukan sesuatu yang khusus,
v  upaya mengembangkan sikap dan kebiasaan siswa untuk menyayangi sesama teman,
v  upaya mengembangkan sikap dan kebiasaan siswa hormat kepada orang tua dan orang dewasa lainnya,
v  upaya mengembangkan sikap dan kebiasaan siswa mematuhi peraturan-peraturan, seperti peraturan sekolah, peraturan lalu lintas, peraturan di rumah, dan
v  upaya mengembangkan sikap dan kebiasaan siswa memelihara dan melestarikan lingkungan, seperti memelihara bunga-bunga di halaman sekolah, menjaga kebersihan lingkungan (antara lain membuang sampah di tempatnya, membersihkan meja, kursi, lantai, almari, dinding, dan berbagai alat yang kotor), memelihara benda-benda dan peralatan dengan, cermat, menyayangi binatang.

3)      Materi Bimbingan Belajar, meliputi :
v  upaya menyajikan materi pengayaan kepada siswa yang cepat belajar dalam mata pelajaran tertentu,
v  upaya penyajian pengajaran perbaikan bagi siswa yang mengalami kesulitan belajar dalam mata pelajaran tertentu,
v  upaya meningkatkan gairah belajar, misalnya dengan mengadakan lomba sederhana hasil karangan dan gambar anak-anak, dan
v  upaya meniadakan faktor-faktor yang menyebabkan siswa-siswa lambat atau kurang gairah dalam belajar, seperti suasana kelas kurang nyaman dan tidak menyenangkan, suasana hubungan sosio-emosional antar teman sekelas yang kurang menyenangkan, hubungan sosio-emosional di rumah kurang menyenangkan, kemampuan fisik menurun karena tidak makan pagi atau kekurangan gizi.

4)      Materi Bimbingan Karier, seperti :
(Siswa Kelas 1 dan 2 SD belum mempelajari karier ter­tentu, sehingga layanan pembelajaran untuk bimbingan karier belum diselenggarakan).



b)      Pelaksanaan Layanan Pembelajaran,
Berbeda dari layanan orientasi dan informasi yang di­berikan melalui penjelasan atau uraian, maka layanan pembelajaran lebih berupa tindakan atau upaya langsung dari Guru Kelas terhadap para siswanya, baik dalam bentuk petunjuk, nasehat, ajakan, perintah, pemberian contoh ataupun latihan- latihan tertentu. Para siswa diberi petunjuk, nasehat, perintah, ajakan, contoh-contoh dan/atau latihan agar mereka benar-benar belajar sehingga pada diri siswa itu secara perorangan tertanam sikap dan kebiasaan yang dimaksudkan dan tercapai hasil belajar yang optimal, tidak hanya dalam kaitannya dengan mata pelajaran di kelas yang bersangkutan tetapi juga hal-hal lain yang diperlukan dalam pengembangan diri secara utuh.
Pelaksanaan layanan pembelajaran tersebut dapat dilakukan di dalam kelas, baik dalam kaitannya dengan pelajaran tertentu ataupun terlepas dari sesuatu mata pelajaran, dan dapat pula dilakukan di luar kelas.

 Kegiatan Pendukung Bimbingan Dan Konseling
Aplikasi Instrumentasi dan Himpunan Data
Aplikasi instrumentasi (baik tes mau pun non-tes) yang secara langsung dikenakan kepada para siswa hampir-hampir tidak ada, kecuali untuk siswa terte.itu yang memerlukan pengungkapan data khusus, misalnya perlu dites inteligensinya. Tes inteligensi itupun tidak diselenggarakan oleh Guru Kelas, melainkan oleh Guru Pembimbing atau ahli lain yang berkewenangan untuk itu.
Instrumen berupa angket ada yang perlu diisi oleh orang tua siswa, yaitu terutama yang menyangkut :
a)      identitas pribadi siswa,
b)      latar belakang rumah dan keluarga, dan
c)      sejarah kesehatan siswa.
Hasil pengisian angket itu kemudian disimpan dalam bentuk himpunan data. Himpunan data ini selanjutnya dipelihara dan dikembangkan sehingga memuat berbagai keterangan penting tentang siswa yang bersangkutan. Selanjutnya, himpunan data itu dilengkapi dengan:
a)      nilai-nilai hasil belajar, dan
b)      kegiatan ekstra-kurikuler.
2.      Konferensi Kasus
Konferensi kasus perlu diselenggarakan untuk membahas permasalahan siswa yang memerlukan keterangan dan penanganan lebih luas. Konferensi kasus ini diselenggarakan oleh Guru Kelas dengan mengundang orang tua siswa, Kepala Sekolah, dan jika diperlukan mengikutsertakan pula guru kelas lain, guru agama, dan guru penjaskes yang mengajar siswa tersebut, serta seorang Guru Pembimbing dari SLTP atau SLTA terdekat. Hasil konferensi kasus ini dipergunakan oleh Guru Kelas untuk melaksanakan pelayanan bimbingan dan konseling lebih lanjut terhadap siswa yang bersangkutan.

3.      Kunjungan Rumah
Kunjungan rumah perlu dilaksanakan oleh Guru Kelas apabila untuk permasalahan siswa yang sedang ditangani diperlukan keterangan lebih jauh dari dan tentang orang tuanya Serta tentang kondisi keluarganya, dan/atau Guru Kelas ingin menyampaikan sesuatu kepada orang tua siswa tentang permasalahan anaknya itu. Hasil kunjungan rumah dapat dipergunakan oleh Guru Kelas untuk melanjutkan pelajarannya terhadap siswa yang bersangkutan. Lebih jauh, dengan kunjungan rumah itu orang tua dapat diajak bekerja sama untuk mengentaskan permasalahan siswa tersebut.
Kegiatan kunjungan rumah dapat diganti dengan pemanggil­an orang tua ke sekolah. Namun demikian, kunjungan rumah secara langsung akan lebih menguntungkan, karena penerimaan orang tua terhadap guru di rumahnya sendiri akan lebih akrab sehingga lebih memungkinkan dijalinnya kerja sama. Di samping itu, kunjungan I memungkinkan rumah lebih memungkinkan Guru Kelas melihat secara langsung dan memahami lebih mendalam suasana rumah dan keluarga siswa yang sedang dibimbingnya itu.

Alih Tangan Kasus Tangan Kasus
Alih Tangan kasus dilaksanakan apabila Guru Kelas merasa kurang berkemampuan menangani permasalahan siswanya. Pertama-tama alih tangan dilakukan kepada Kepala Sekolah. Apabila penanganan masalah itu belum tuntas juga alih tangan dapat dilakukan kepada salah seorang Guru Pembimbing dari SLTP/SLTA terdekat- Satu hal yang perlu mendapat perhatian ialah bahwa alih tangan itu perlu sepengetahuan dan terlebih dahulu mendapat izin dari orang tua siswa.

 Pelaksanaan Bimbingan Dan Konseling Disekolah Dasar Kelas 3 Dan 4
Layanan bimbingan dan konseling yang dapat diberikan pada siswa kelas 3 dan 4 yaitu meliputi :
Layanan Orientasi dan Informasi,
a)      Materi Layanan Orientasi dan Informasi,
      Materi orientasi dan informasi di Kelas 3 dan 4 SD pertama-tama merupakan pemantapan dari materi pelayanan di kelas sebelumnya- Lebih jauh, materi tersebut ditingkatkan dan diperluas sehingga mencakup pokok-pokok berikut :
1)      Materi Bimbingan Pribadi, antara lain :
v  pemantapan materi di Kelas 1 dan 2,
v  informasi tentang perlunya mengenal dan menerima diri sendiri sebagaimana adanya dan
v  informasi (sederhana) tentang hidup sehat dan cas­cara menyelenggarakannya.
2)      Materi Bimbingan Sosial, seperti:
v  pemantapan materi di Kelas 1 dan 2,
v  Informasi tentang perlunya bergaul berdasarkan aturan, nilai-nilai mama dan sopan santun akibat-akibat van- timbul apabila hal-hal itu dilanggar, dan
v  informasi tentang perlunya pergaulan dengan Leman sebaya, baik di sekolah maupun di luar sekolah.

3)      Materi Bimbingan Belajar, yaitu :
v  pemantapan materi di Kelas 1 dan 2,
v  informasi tentang mata pelajaran dan kegiatan lainnya yang perlu dikembangkan di Kelas 3 atau Kelas 4,
v  informasi tentang pengaturan jadwal kegiatan belajar (baik di sekolah maupun di rumah), kegiatan olah raga, latihan keterampilan, dan kegiatan ekstra kurikuler, sesuai dengan tingkat kelasnya (Kelas 3 atau Kelas 4),informasi tentang fasilitas sumber dan alat bantu belajar termasuk alat olah raga, yang ada di Kelas 3 atau Kelas 4 dan bagaimana memanfaatkannya,
v  informasi tentang bagaimana mencatat secara baik materi pelajaran dari guru,
v  informasi tentang bagaimana mempersiapkan diri dan mengikuti pelajaran di dalam kelas, belajar sendiri, belajar kelompok, dan mengerjakan tugas-tugas, dan
v  informasi tentang syarat-syarat naik kelas dan apa akibatnya kalau tidak naik kelas.
4)      Materi Bimbingan Karier, meliputi :
v  pemantapan materi di Kelas 1 dan 2,
v  informasi tentang perlunya memperoleh penghasilan dui pengembangan karier, dan
v  informasi awal dan sederhana tentang pekerjaan dan usaha-usaha memperoleh penghasilan, misalnya untuk pekerjaan biding pertanian (seperti bekerja di sawah dan ladang), berjualan di pasar dan kaki lima, dan usaha angkutan sederhana.
b)      Pelaksanaan Layanan Orientasi Atau Informasi,
      Berbeda dari keadaannya di Kelas 1 dan Kelas 2, materi orientasi dan informasi di Kelas 3 dan Kelas 4 lebih meluas dan mendalam. Informasi tentang keadaan sekolah bersifat pendalaman mengikuti pengalaman siswa di kelas-kelas sebelumnya. Seining dengan hal tersebut, peranan orang tua tidak lagi sepenting ketika para siswa baru saja memasuki SD. Di Kelas 3 dan 4 informasi dapat langsung diberikan oleh Guru Kelas kepada siswa dan siswa itu langsung menerima dan memahami berbagai informasi itu sesuai dengan tingkat kemampuan mereka.
      Lebih jauh, karena pemahaman siswa sudah bertambah luas dan kemampuan berbicarapun telah meningkat. maka untuk sesama siswa sudah dapat dimulai kegiatan saling memberikan informasi. Misalnya informasi tentang kebersihan lingkungan sekolah, tentang temannya yang sakit, tentang keadaan keluarga, tentang keadaan lingkungan rumahnya. dsb. Informasi Lang diberikan oleh, siswa untuk siswa itu kemudian dikoreksi (kalau ada yang keliru), diperjelas, di perluas, dan dipercaya Guru Kelas.

Layanan Penempatan atau Penyaluran,
a)      Materi Layanan Penempatan Atau Penyaluran,
      Layanan penempatan/penyaluran di Kelas III dan IV mengikuti pula pola yang sama dengan layanan sejenis di kelas-kelas sebelumnya. Materinyapun tidak jauh berbeda, yaitu:
1)      Materi Bimbingan Pribadi,
Penempatan atau penyaluran siswa, meliputi :
v  posisi duduk di dalam kelas yang sesuai dengan kondisi pribadinya,
v  dalam kelompok sesuai dengan kemampuan, bakat, dan minatnya, dan
v  dalam kegiatan ekstrakurikuler, seperti kepramukaan, kesenian, olah raga, dan sebagainya.
2)      Materi Bimbingan Sosial,
Penempatan atau penyaluran siswa, seperti :
v  dalam kelompok kegiatan sebaya, sehingga siswa mampu saling memberi dan menerima serta berkomunikasi secara dinamis, kreatif dan produktif, seperti kelompok diskusi, karyawisata, dan
v  dalam kegiatan kesiswaan, seperti kepengurusan kelas, kegiatan sosial, dan sebagainya.
3)      Materi Bimbingan Belajar
Penempatan atau penyaluran siswa, antara lain :
v  dalam kelompok belajar pada umumnya, tanpa membedakan kemampuan siswa,
v  dalam kelompok belajar dan latihan yang didasarkan pada kemampuan belajar, bakat, dan minat siswa,
v  dalam program pengajaran khusus sesuai dengan kebutuhan siswa (pengajaran perbaikan atau pro­gram pengayaan), dan
v  kegiatan penyiapan diri untuk mengikuti ulangan ujian kenaikan kelas.

4)      Materi bimbingan karier,
(Layanan penempatan/penyaluran dalam kaitannya dengan bimbingan karier di Kelas 3 dan 4 belum ada).

b)      Pelaksanaan Layanan Penempatan/Penyaluran,
      Penempatan/penyaluran siswa di kelas 3 dan 4 pada dasarnya sama dengan hal tersebut di kelas-kelas sebelumnya. Sesuai dengan tingkat perkembangannya, siswa-siswa Kelas 3 dan 4 sudah dapat diajak berbicara tentang kemungkinan dan rencana penempatan/penyaluran yang akan dilakukan oleh Guru Kelas.

  Layanan Pembelajaran.
a)      Materi Layanan Pembelajaran,
      Layanan pembelajaran di Kelas 3 dan 4 pada umumnya merupakan peningkatan dari layanan sejenis di kelas-kelas sebelumnya. peningkatannya itu mencakup materi-materi yang berkaitan dengan mata-mata pelajaran yang diikuti di Kelas 3 dan 4 dan aspek-aspek pengembangan pribadi siswa secara menyeluruh. Materi-materi tersebut pada pokoknya adalah :
1)      Materi Bimbingan Pribadi,
v  pemantapan materi di Kelas 1 dan 2,
v  pengungkapan diri siswa apa adanya, pengalaman­-pengalamannya, hal-hal yang disukainya, keinginan dan cita-citanya,
v  pengungkapan diri siswa tentang keberhasilannya dalam belajar dan hal-hal yang menghalanginya dalam belajar, dan
v  pengungkapan diri siswa tentang kesehatannya dan hal-hal yang menyebabkan kesehatannya terganggu.

2)      Materi Bimbingan Sosial,
v  pemantapan materi di Kelas I dan II,
v  Upaya penilaian dan perbaikan terhadap penampilan pergaulan siswa yang melanggar atau tidak sesuai dengan aturan, nilai agama, dan sopan santun, baik dalam pergaulan sesama siswa, dengan guru, maupun dengan teman sebaya lain dan orang dewasa lain.

3)      Materi Bimbingan Belajar,
v  pemantapan materi di Kelas 1 dan 2,
v  bantuan terhadap siswa dalam mengatur jadwal kegiatan belajar (baik disekolah maupun di rumah), kegiatan olah raga, dan kegiatan lainnya,
v  bantuan kepada siswa menemukan dan memanfaatkan sumber dan alat bantu belajar yang diperlukan,
v  bantuan kepada siswa untuk memperbaiki buku catatan pelajarannya, dan
v  bantuan kepada siswa dalam kegiatan belajar sendiri, belajar kelompok, dan mengerjakan tugas-tugas.
4)      Materi Bimbingan Karier,
Pemahaman awal tentang perlunya memperoleh penghasilan dan pengembangan karier. Pemahaman awal tentang informasi sederhana berkenaan dengan pekerjaan dan usaha-usaha memperoleh penghasilan (untuk pekerjaan-pekerjaan sederhana yang terdapat di lingkungan para siswa).

b)      Pelaksanaan Layanan pembelajaran,
      Sesuai dengan perkembangan kemampuan mereka, siswa-siswa Kelas 3 dan 4 SD sudah dapat lebih aktif terlibat di dalam pelayanan bimbingan dan konseling untuk mereka. Sebagaimana dalam pelayanan informasi, dan penempatan/ penyaluran, dalam layanan pembelajaran para siswa dapat lebih menghayati dan lebih aktif mengikuti kegiatan serta terlibat secara aktif dan langsung dalam setiap materi layanan pembelajaran. Dalam keadaan seperti itu Guru Kelas akan lebih mudah menggerakkan para siswa dalam pelayanan bimbingan dan konseling yang diselenggarakannya.

 Kegiatan Pendukung Bimbingan Dan Konseling
Di Kelas 3 dan 4 SD pelaksanaan kegiatan pendukung bimbingan dan konseling tidak jauh berbeda dari pelaksanaannya di kelas-kelas sebelumnya.
1.       Aplikasi Instrumentasi dan Himpunan Data
Sesuai dengan kemampuan membaca dan menulis yang sudah cukup berkembang, para siswa sudah dapat mengisi daftar isian sederhana, misalnya tentang mata-mata pelajaran yang disukainya, has-has yang tidak disukainya di sekolah dan di rumah, apa-apa yang disukai dan tidak disukai tentang kawan-kawannya. Demikian juga, peta sosiogram berdasarkan jawaban tertulis para siswa tentang hubungan antar mereka sudah dapat disusun. Hasil karangan dalam berbagai judul yang menggambarkan keadaan, keinginan dan "cita-cita" awal mereka dapat direkam secara tertulis.
Data yang diperoleh dari kegiatan di atas dapat dipergunakan oleh Guru Kelas sebagai dasar bagi diambilnya langkah- langkah pelayanan bimbingan dan konseling untuk jenis layanan tertentu dengan materi yang sesuai dengan pengungkapan para siswa itu. Selanjutnya berbagai data tersebut disimpan dalam himpunan data yang merupakan kelanjutan dari himpunan data masing-masing siswa yang dibawa dari Kelas 1 ke Kelas 2, dan sekarang dipelihara serta dilengkapi di Kelas 3 dan 4.
Di samping berisi hal-hal tersebut, di atas himpunan data itu diperkaya lagi dengan berbagai catatan anekdot yang dapat direkam dan dikumpulkan dari waktu ke waktu.
2.       Konferensi Kasus
Konferensi kasus perlu diselenggarakan untuk membahas permasalahan siswa yang memerlukan keterangan dan penanganan lebih luas. Konferensi kasus ini diselenggarakan oleh Guru Kelas dengan mengundang orang tua siswa, Kepala Sekolah, dan jika diperlukan mengikutsertakan pula guru kelas lain, guru agama, dan guru penjaskes yang mengajar siswa tersebut, serta seorang Guru Pembimbing dari SLTP atau SLTA terdekat. Hasil konferensi kasus ini dipergunakan oleh Guru Kelas untuk melaksanakan pelayanan bimbingan dan konseling lebih lanjut terhadap siswa yang bersangkutan.

3.       Kunjungan Rumah
Pada dasarnya sama dengan kegiatan kunjungan rumah untuk Kelas 1 dan 2; perbedaannya ialah bahwa siswa Kelas 3 dan 4 sudah mulai dapat diajak mempersiapkan kunjungan rumahnya dan diajak membicarakan hasil kunjungan rumah itu. Dengan demikian siswa yang bersangkutan dapat dilibatkan secara langsung dilibatkan dalam proses kunjungan rumah dan pembicaraan hasil­-hasilnya untuk kepentingan pemecahan masalah siswa yang bersangkutan.

4.       Alih Tangan Kasus
Hampir sama dengan proses alih tangan kasus untuk siswa-­siswa Kelas I dan II perbedaaannya terletak pada dimungkinkan­nya Guru Kelas membicarakan terlebih dahulu rencana alih tangan kasus itu kepada siswa yang bersangkutan. Siswa tersebut dapat saja menolak rencana alih tangan itu. Apabila penolakan terjadi maka Guru Kelas perlu membicarakan rencana tersebut secara lebih mendalam dengan siswa, jika perlu dengan mengikutserta­kan orang tuanya, sehingga kunjungan-keuntungan alih tangan itu dapat dipahami dan diterima oleh siswa dan orang tuanya.

6 comments:

  1. seandanya Bk bisa langsunguntuk di SD mungkin adanya anak yang tugas perkembanganya tidak selesai maka akan selesai
    Semangat wahai Guru BK

    ReplyDelete
    Replies
    1. yaps itu masih sullit untuk di selenggarakan bk di sekolah namun bahaagialah karena adanya ABK itu secara tidak langsung bisa untuk kita masuk
      terimaksih atas kunjungannya semoga bermanfaat

      Delete
  2. amien,,, semangat buat pak jati dan pak hadi serta ibu endang,, salam dari BK 2009

    ReplyDelete
    Replies
    1. hei apa kabar seha,,,,
      semoga semua sukses salam buat yang lain

      Delete
  3. bagaimana dengan kelas 5-6 apakah sama saja Mas,Jati?

    ReplyDelete
    Replies
    1. sedikitnya sama pak, karena pelayanan saat pendidikan Dasar kurang lebih bermain dan belajar

      Delete