Selamat Datang dan Semoga Bermanfaat,SILAHKAN ISI BUKU TAMU DAHULU YA,,, Blog Ini Untuk Menambah Wawasan Bimbingan Dan Konseling Lalu Motivasi Diri, Serta Mohon Komentar Agar Selalu Baik Dalam Menampilkanya. Email jatirinkriatmaja04@gmail.com atau 085220363757

Saturday 30 May 2015

Psikoanalisis Humanistik Erich Fromm



A.    BIOGRAFI ERICH FROMM
Erich Fromm lahir di Frankfurt, Jerman pada tanggal 23 Maret 1900. Ia belajar psikologi dan sosiologi di University Heidelberg, Frankfurt, dan Munich. Setelah memperoleh gelar Ph.D dari Heidelberg tahun 1922, ia belajar psikoanalisis di Munich dan pada Institut psikoanalisis Berlin yang terkenal waktu itu. Tahun 1933 ia pindah ke Amerika Serikat dan mengajar di Institut psikoanalisis Chicago dan melakukan praktik privat di New York City. Ia pernah mengajar pada sejumlah universitas dan institut di negara ini dan di Meksiko. Terakhir, Fromm tinggal di Swiss dan meninggal di Muralto, Swiss pada tanggal 18 Maret 1980.
Fromm sangat dipengaruhi oleh tulisan-tulisan Karl Marx, terutama oleh karyanya yang pertama, The economic philosophical manuscripts yang ditulis pada tahun 1944. Tema dasar ulisan Fromm adalah orang yang merasa kesepian dan terisolasi karena ia dipisahkan dri alam dan orang-orang lain. Kedaan isolasi ini tidak ditemukan dalam semua spesies binatang, itu adalah situasi khas manusia. Berikut ini kita akan mengulas lebih dalam mengenai teori-teori Fromm.

Fromm kemudian melanjutkan pendidikannya di bidang psikologi dan sosiologi di Universitas Heidelberg, Frankfurt dan Munich. Setelah mendapat gelar Ph.D dari Heidelberg tahun 1922, ia belajar psikoanalisis di Munich dan pada Institut Psikoanalisis Berlin yang terkenal. Ia pergi ke Amerika Serikat pada tahun 1933 sebagai lector di Institut Psikoanalisis Chicago kemudian ia melakukan praktik privat di New York City. Ia pernah mengajar di sejumlah universitas dan institute di New York dan Meksiko. Kemudian Fromm tinggal di Swiss. Buku-bukunya mendapat perhatian luar biasa, tidak hanya oleh ahli-ahli di bidang psikologi, sosiologi, filsafat, dan agama tetapi juga oleh masyarakat umum.
Fromm sangat dipengaruhi oleh tulisan-tulisan Karl Marx, terutama pada karya-karyanya yang pertama, The economic and philosophical manuscripts yang ditulis pada tahun 1844. Karya Karl Marx ini yang diterjemahkan dalam bahasa Inggris oleh T. B. Bottormore termuat dalam Marx’s concept of man karangan Fromm (1961). Dalam Beyond the chain of illusion (1962), Fromm membandingkan ide-ide Freud dan Marx, menyelidiki kontradiksi-kontradiksinya dan mencoba melakukan sintesis. Meskipun Fromm dapat disebut sebagai seorang teoritikus kepribadian Marxian, namun ia sendiri lebih suka disebut “humanis dialektik’. Tema dasar dari semua tulisan Fromm adalah mengenai orang-orang yang merasa kesepian dan terasing karena dipisahkan dari alam dan manusia lainnya.
Setelah bertahun-tahun Fromm mengabdikan dirinya untuk psikoanalisa dan psikologi sosial, akhirnya Erch Fromm memilih untuk tinggal dan beristirahat di  Locarno, Switzerland pada tahun 1976. Lalu pada tanggal 18 Maret 1980, Fromm meninggal akibat serangan jantung di Muraito, Switzerland.

B.     PRINSIP-PRINSIP TEORI ERICH FROMM
Asumsi Fromm yang paling mendasar adalah bahwa kepribadian individu dapat dipahami hanya dalam sejarah manusia. Diskusi tentang situasi manusia mengenai kepribadian dan psikologi harus didasarkan pada konsep filosofi antropologi eksistensi (keberadaan) manusia (Fromm, 1947, MS 45). Lebih daripada teori kepribadian lainnya, Erich Fromm juga menekankan pada perbedaan antara manusia dan binatang lain. Manusia bersandar pada pengalaman unik di alam kehidupannya serta dapat tunduk pada semua hukum dan secara bersamaan melampaui alam’ (Fromm, 1992, ms. 24). Dia percaya bahwa manusia sadar diri akan keberadaan mereka.
Fromm mengambil sikap yang tengah mengenai sadar versus motivasi bawah sadar, lebih menekankan sedikit kepada motivasi sadar dan bersaing karena salah satu ciri-ciri unik manusia adalah kesadaran diri. Manusia itu bukan hewan karena dapat beralasan, membayangkan masa depan, dan sadar berusaha untuk menuju tujuan hidup. Fromm menegaskan, bagaimanapun, bahwa kesadaran diri adalah berkat campuran dari banyaknya orang yang menindas mereka demi karakter dasar untuk menghindari kecemasan. Pada masalah sosial, Fromm berpendapat bahwa manusia lebih banyak memperoleh dampak dari sejarah, budaya, dan masyarakat daripada biologi. Meskipun dia bersikeras bahwa sifat manusia sangat ditentukan oleh sejarah dan budaya , tetapi ia tetap tidak mengabaikan faktor biologis, karena bagaimanapun manusia adalah makhluk yang berasal dari alam semesta. Dia percaya bahwa meskipun sejarah dan budaya menimpa berat pada kepribadian manusia, namun manusia tetap dapat mempertahankan beberapa derajat keunikannya. Manusia satu spesies berbagi banyak kebutuhan dengan manusia yang lain, tetapi pengalaman diri sendiri dalam seluruh kehidupan manusialah yang dapat memberi mereka beberapa ukuran keunikan yang berbeda-beda.
Tema dasar dari dasar semua tulisan Fromm adalah individu yang merasa kesepian dan terisolir karena ia dipisahkan dari alam dan orang-orang lain. Keadaan isolasi ini tidak ditemukan dalam semua spesies binatang, itu adalah situasi khas manusia. Dalam bukunya Escape from Freedom (1941), ia mengembangkan tesis bahwa manusia menjadi semakin bebas dari abad ke abad, maka mereka juga makin merasa kesepian (being lonely). Jadi, kebebasan menjadi keadaan yang negatif dari mana manusia melarikan diri. Dan jawaban dari kebebasan yang pertama adalah semangat cinta dan kerjasama yang menghasilkan manusia yang mengembangkan masyarakat yang lebih baik, yang kedua adalah manusia merasa aman dengan tunduk pada penguasa yang kemudian dapat menyesuaikan diri dengan masyarakat.

C.    KEBUTUHAN-KEBUTUHAN MANUSIA
Sebagai hewan manusia terdorong oleh kebutuhan-kebutuhan fisiologis, seperti rasa lapar, seks, dan keamanan. Akan tetapi, mereka tidak akan pernah menyelesaikan dilema mereka sebagai manusia dengan memenuhi kebutuhan-kebutuhan hewani ini. Hanya kebutuhan manusia khusus yang bisa menolong manusia menuju ikatan kembali dengan dunia alam.
Erich Fromm mengidentifikasi kebutuhan manusia itu berasal dari kondisi keadaannya, yang meliputi:
  1. Keterhubungan versus narcissisme
  2. Transenden-creativitas versus penghancuran
  3. Kekeluargaan versus non kekelargaan
  4. Rasa identitas-individualitas versus konformitas kelompok
  5. Kebutuhan pengabdian rasional versus irrasional
Umumnya kata “kebutuhan” diartikan sebagai kebutuhan fisik, yang oleh Fromm dipandang sebagai kebutuhan aspek kebinatangan dari manusia, yakni kebutuhan makan, minum, seks, dan bebas dari rasa sakit. Kebutuhan manusia dalam arti kebutuhan sesuai dengan eksistensinya sebagai manusia, menurut Fromm meliputi dua kelompok kebutuhan; pertama kebutuhan untuk menjadi bagian dari sesuatu dan menjadi otonom, yang terdiri dari kebutuhan Relatedness, Rootedness, Transcendence, Unity, dan Identity. Kedua, kebutuhan memahami dunia, mempunyai tujuan dan memanfaatkan sifat unik manusia, yang terdiri dari kebutuhan Frame of orientation, frame of devotion, Excitation-stimulation, dan Effectiveness
1.      Yang pertama, Kebutuhan Kebebasan dan Keterikatan
a.       Keterhubungan (relatedness)
Kebutuhan mengatasi perasaan kesendirian dan terisolasi dari alam dan dari dirinya sendiri. Kebutuhan untuk bergabung dengan makhluk lain yang dicintai,menjadi bagian dari sesuatu. Keinginan irasional untuk mempertahankan hubungan yang pertama, yakni hubungan dengan ibu, kemudian diwujudkan ke dalam perasaan solidaritas dengan orang lain. Hubungan paling memuaskan bisa positif yakni hubungan yang didasarkan pada cinta, perhatian, tanggung jawab, penghargaan, dan pengertian dari orang lain,bisa negatif yakni hubungan yang didasarkan pada kepatuhan atau kekuasaan.
b.      Keberakaran (rootedness)
Kebutuhan keberakaran adalah kebutuhan untuk memiliki ikatan-ikatan yang membuatnya merasa nyaman di dunia (merasa seperti di rumahnya). Manusia menjadi asing dengan dunianya karena dua alasan yaitu:
1)      Dia direnggut dari akar-akar hubungannya oleh situasi (ketika manusia dilahirkan, dia menjadi sendirian dan kehilangan ikatan alaminya)
2)      Fikiran dan kebebasan yang dikemangkannya sendiri justru memutus ikatan alami dan menimbulkan perasaan isolasi/tak berdaya.
Keberakaran adalah kebutuhan untuk mengikat diri dengan kehidupan. Setiap saat orang dihadapkan dengan dunia baru, dimana dia harus tetap aktif dan kreatif mengembangkan perasaan menjadi bagian yang integral dari dunia. Dengan demikian dia akan tetap merasa aman, tidak cemas, berada di tengah-tengah duania yang penuh ancaman. Orang dapat membuat ikatan fiksasi yang tidak sehat, yakni mengidentifikasikan diri dengan satu situasi, dan tidak mau bergerak maju untuk membuat ikata baru dengan dunia baru.
c.       Menjadi pencipta (transcendency)
Karena individu menyadari dirinya sendiri dari lingkungannya, mereka kemudian mengenali betapa kuat dan menakutkan alam semesta itu, yang membuatnya merasa tak berdaya. Orang ingin mengatasi perasaan takut dan ketidakpastian menghadapi kemarahan dan ketakmenentuan semesta. Orang membutuhkan peningkatan diri, berjuang untuk mengatasi sifat fasif dikuasai alam menjadi aktif, bertujuan dan bebas, berubah dari makhluk ciptaan menjadi pencipta. Seperti menjadi keterhubungan, transendensi bisa positif (menciptakan sesuatu) atau negatif (menghancurkan sesuatu).
d.      Kesatuan (unity)
Kebutuhan untuk mengatasi eksistensi keterpisahan antara hakikat binatang dan non binatang dalam diri seseorang. Keterpisahan, kesepian, dan isolasi semuanya bersumber dari kemandirian dan kemerdekaan “untuk apa orang mengejar kemandirian dan kemerdekaan kalau hasilnya justru kesepian dan isolasi?” dari dilema ini muncul kebutuhan unitas. Orang dapat mencapai unitas, memperoleh kepuasan (tanpa menyakiti orang lain dan diri sendiri) kalau hakikat kebinatangan dan kemanusiaan itu bisa didamaikan, dan hanya dengan berusaha untuk menjadi manusia seutuhnya melalui berbagi cinta dan kerjasama dengan orang lain.
e.       Identitas (identity)
Kebutuhan untuk menjadi “aku”, kebutuhan untuk sadar dengan dirinya sendiri sebagai sesuatu yang terpisah. Manusia harus merasakan dapat mengontrol nasibnya sendiri, harus bisa membuat keputusan, dan merasa bahwa hidupnya nyata-nyata miliknya sendiri. Misalnya orang primitif mengidentifikasikan diri dengan sukunya, dan tidak melihat dirinya sendiri sebagai bagian yang terpisah dari kelompoknya.

2.      Yang kedua, Kebutuhan untuk memahami dan beraktivitas
a.       Kerangka orientasi (frame of orientation)
Orang membutuhkan peta mengenai dunia sosial dan dunia alaminya; tanpa peta itu dia akan bingung dan tidak mampu bertingkah laku yang ajeg-mempribadi. Manusia selalu dihadapkan dengan fenomena alam yang membingungkan dan realitas yang menakutkan, mereka membutuhkan hidupnya menjadi bermakna. Dia berkeinginan untuk dapat meramalkan kompleksitas eksistensi. Kerangka orientasi adalah seperangkat keyakinan mengenai eksistensi hidup, perjalanan hidup-tingkah laku bagaimana yang harus dikerjakannya, yang mutlak dibutuhkan untuk memperoleh kesehatan jiwa.
b.      Kerangka kesetiaan (frame of devotion)
Kebutuhan untuk memiliki tujuan hidup yang mutlak. Orang membutuhkan sesuatu yang dapat menerima seluruh pengabdian hidupnya, sesuatu yang membuat hidupnya menjadi bermakna. Kerangka pengabdian adalah peta yang mengarahkan pencarian makna hidup, menjadi dasar dari nilai-nilai dan titik puncak dari semua perjuangan.
c.       Keterangsangan stimulasi (excitation-stimulation)
Kebutuhan untuk melatih sistem syaraf, untuk memanfaatkan kemampuan otak. Manusia membutuhkan bukan sekedar stimulus sederhana (misalnya: makanan), tetapi stimuli yang mengaktifkan jiwa (misalnya: puisi atau hukm fisika). Stimuli yang tidak cukup direaksi saat itu, tetapi harus direspon secara aktif, produktif, dan berkelanjutan.
d.      Keefektivan (effectivity)
Kebutuhan untuk menyadari eksistensi diri melawan perasaan tidak mampu dan melatih kompetensi/kemampuan.
D.    BEBAN KEBEBASAN 
Tulisan-tulisan fromm adalahbahwa manusia adalah telah terpisah dari alam, namun tetapmenjadi bagian dari alam semesta, subjek bagi batasan-batasan fisik sebagai hewan lain. Sebagai satu-satunya hewan yang memiliki kesadaran diri, imajinasi, dan akal pikiran, manusia adalah “suatu keganjilan dalam alam semesta” (fromm, 1955, hlm.23). Akal pikiran bertanggung jawab atas timbulnyaperasaan keterasiangan dan kesendirian, anmun juga merupakan proses yang membiarkan manusia bersatu.
1.      Mekanisme Melarikan Diri
Masyarakat kapitalis kontemporer menempatkan orang sebagai korban dari pekerjaan mereka sendiri. Konflik antara kecenderungan mandiri dengan ketidakberjayaan dapat merusak kesehatan mental. Menurut Fromm, ciri orang normal atau yang mentalnya sehat adalah orang yang mampu bekerja produktif sesuai dengan tuntutan lingkungan sosialnya, sekaligus mampu berpartisipasi dalam kehidupan sosial yang penuh cinta. Menurut Fromm, normalitas adalah keadaan optimal dari pertumbuhan (kemandirian) dan kebahagiaan (kebersamaan) dari individu. Pada dasarnya ada dua cara untuk memperoleh makna dan kebersamaan dalam kehidupan diantaranya: 
a.       Mencapai kebebasan positif yakni berusaha menyatu dengan orang lain, tanpa mengorbankan kebebasan dan integritas pribadi. Ini adalah pendekatan optimistik dan altruistik, yang menghubungkan diri dengan orang lain melalui kerja dan cinta, melalui ekspresi perasaan dan kemampuan intelektual yang tulus dan terbuka. Oleh Fromm disebut pendekatan humanistik, yang membuat orang tidak merasa kesepian dan tertekan, karena semua menjadi saudara dari yang lain. 
b.      Memperoleh rasa aman denagn meninggalkan kebebasan dan menyerahkan bulat-bulat individualitas dan intehritas diri kepada sesuatu (bisa orang atau lembaga) yang dapat memberi rasa aman. Solusi semacam ini dapat menghilangkan kecemasan karena kesendirian dan ketidakberdayaan, namun menjadi negatif karena tidak mengizinkan orang mengekspresikan diri, dan mengembangkan diri. Cara memperoleh rasa aman dengan berlindung di bawah kekuatan lain disebut Fromm mekanisme pelarian. Mekanisme pelarian sepanjang dipakai sekali waktu, adalah dorongan yang normal pada semua orang, baik individual maupun kolektif. Ada tiga mekanisme pelarian yang terpenting, yakni otoritarianisme, destruktif, dan konfomitas. 
2.      Otoritarianisme (authoritarianism) 
Kecenderungan untuk menyerahkan kemandirian diri dan menggabungkannya dengan seseorang atau sesuatu di luar dirinya, untuk memperoleh kekuatan yang dirasakan tidak dimilikinya. Kebutuhan untuk menggabung dengan partner yang memiliki kekuatan bisa merupakan masokisme dan sadisme. Masokisme merupakan hasil dari perasaan dasar tidak beraya, lemah, inferior yang dibawa, sehingga kekuatan itu tertuju atau menindas dirinya. Masokisme merupakan bentuk tersembunyi dari perjuangan memperoleh cinta dan kesetiaan, tetapi tidak memberi sumbangan positif kekemandirian. Sedangkan sadisme dipakai untuk meredakan kecemasan dasar melalui penyatuan diri dengan orang lain atau institusi. Sadisme juga merupakan bentuk neurotik yang lebih parah dan lebih berbahaya (karena mengacam orang lain) dibanding masokisme. 



3.      Perusakan (destruktiveness) 
Destruktif berakar pada perasaan kesepian, isolasi, dan tak berdaya. Destruktif mencari kekuatan tidak melalui membangun hubungan dengan pihak luar, tetapi melalui usaha membalas/merusak kekuatan orang lain, individu, bahkan negara dapat memakai strstegi destruktif , merusak orang atau obyek, dalam rangka memperoleh perasaan kuat yang hilang. 
Authoritarians menanggapi keberadaan yang menyakitkan, dalam arti, menghilangkan diri. Jika tidak ada saya, bagaimana bisa apa saja menyakitiku? Tetapi yang lain menanggapi rasa sakitnya dengan menengok dunia luar: Jika saya menghancurkan dunia, bagaimana sakitnya? Hal ini melarikan diri dari kebebasan yang memberikan banyak resiko jika hidup sembarangan, dengan kebrutalan, perusakan, penghinaan, pengrusakan, kejahatan dan  terorisme.
4.      Penyesuaian (conformity) 
Bentuk pelarian dari perasaan kesepian dari isolasi berupa penyerahan individualitas dan menjadi apa saja seperti yang diinginkan kekuatan dari luar. Orang menjadi robot, mereaksi sesuatu persis seperti yang direncanakan dan mekanis menuruti kemauan orang lain. Authoritarians melarikan diri dengan bersembunyi di dalam sebuah hirarki otoriter. Tapi masyarakat kita menekankan kesetaraan. Adanya hirarki  yang minimalis bersembunyi.
Ketika kita perlu menyembunyikan, kita bersembunyi dalam budaya massa kami sebagai gantinya. Ketika saya berpakaian di pagi hari, ada begitu banyak keputusan. Tapi aku hanya perlu melihat apa yang Anda pakai, dan frustrasi saya jadi menghilang. Atau aku bisa melihat di televisi, seperti horoskop yang akan memberitahu saya dengan cepat dan efektif apa yang harus dilakukan. Jika saya tampak seperti berbicara dan berpikir merasa sepertinya semua orang dalam masyarakat saya, maka saya akan menghilang dari kerumunan, dan aku tidak perlu untuk mengakui tetapi kebebasan saya bertanggung jawab. Ini adalah mitra horizontal terhadap otoriterisme.
E.     ORIENTASI KARAKTER
Teori Fromm, kepribadian seseorang tercermin dari orientasi karakternya, yaitu cara yang relatif permanen dari seseorang dalam berhubungan dengan manusia atau hal-hal lainnya. Kualitas kepribadian terpenting yang dicapai adalah karakter didefinisikan sebagai “system yang relative permanen bagi semua perjuangan non-instingtual, yang dilalui manusia yang menghubungkan dirinya dengan manusia lain dan dunia alamiah” (Fromm, 1973 dalam Feist, 2008).
Fromm (1992), yakin bahwa karakter adalah pengganti bagi minimnya isting pada manusia. Bukannya bertindak berdasarkan insting, manusia lebih bertindak menurut karakternya. Jika setiap mereka harus berhenti dulu dan berpikir tentang konsekuensi-konsekuensi dari perilaku mereka, maka tindakan mereka akan menjadi tidak efisien dan tidak kosisten lagi. Dengan bertindak menurut sifat karakter mereka manusia dapat bersikap secara efisien, spontan, dan konsisten.
Manusia berhubungngan dengan dunia melalui dua cara yaitu dengan mencapai dan menggunakan hal-hal (asimilasi), dan dengan menghubungkan diri sendiri dan diri-diri yang lain (sosialisasi).
1.      Orientasi Nonproduktif .
Manusia dapat mencapai hal-hal lewat satu dari empat orientasi nonproduktif berikut ini yaitu, (1). Menerima hal-hal secara passif, (2) Mengeksploitasi atau merampas hal-hal dengan paksa, (3). Menimbun objek-objek, dan (4). Memasarkan atau menukarkan hal-hal.
Fromm menggunakan istilah “nonproduktif” untuk menunjukkan bahwa strategi-strategi seperti ini akan gagal jika digunakan manusia untuk mendekati kebebasan positif atau realisasi diri. Walaupun demikian, orientasi-orientasi nonproduktif ini tidak seluruhnya negatif karena masing-masing memiliki aspek negatif dan positif. Kepribadian selalu merupakan campuran atau kombinasi beberapa orientasi, meskipun salah satu orientasi lebih dominan.

Ada beberapa karakter yang dimiliki oleh manusia.
a.       Reseptif (receptive),
Karakter reseptif merasa bahwa sumber bagi semua kebaikan terletak di luar diri mereka bahwa satu-satunya cara mereka berhubungan dengan dunia adalah menerima semua hal termasuk cinta, pengetahuan dan kepemilikan material. Mereka lebih memusatkan perhatian kepada menerima dari pada memberi. Kualitas negatif pribadi reseptif mencakup kepasifan, kepatuhan, dan kurang percaya diri. Sifat positif mereka sebaliknya adalah kesetiaan, penerimaan, dan rasa percaya kepada orang lain.
b.      Eksploitatif (explotative)
      Karakter eksploitatif percaya bahwa sumber-sumber semua kebaikan berada di luar dirinya. Namun, tidak seperti pribadi reseptif, mereka secara agresif mengambil apa yang mereka inginkan dari pada menunggu dari pada menerimanya dengan pasif. Dalam hubungan sosial, mereka tampak menggunakan paksaan atau kekuatan untuk mengambil pasangan, ide-ide atau property seseorang. Manusia yang ekploitatif bisa saja “jatuh cinta” dengan seorang perempuan yang sudah menikah, bukan karena dia benar-benar menyukai perempuan itu, melainkan karena dia ingin mengeksploitasi istrinya. Wilayah ide, manusia yang eksploitatif lebih suku mencuri atau mem-plagiat dari pada menemukan ide-ide baru. Tidak seperti karakter reseptif, mereka bersedia mengungkapkan pendapatnya sendiri namun, biasanya itu adalah opini yang sudah dicuri dari orang lain. Mengenal sisi negatifnya, karakter eksploitatif cenderung egosentrik, penuh tipu daya, arogan, dan penuh bujuk rayu. Sedangkan sisi positifnya, mereka bersifat impulsif, bangga, dan penuh percaya diri.
c.       Penimbun (Hoarding)
Karakter penimbun lebih berusaha menyelamatkan apa yang diperolehnya. Mereka memegang segala sesuatu tetap dalam dirinya dan tidak membiarkan satu hal pun lepas.Mereka menyimpan uang uang, perasaan, dan pikiran untuk mereka sendiri. DAlam hubungan cinta mereka berusaha memiliki cinta seseorang dan menjaga hubungan itu daripada membiarkannya berusaha dan tumbuh. Mereka mirip dengan karakter anal Freud dalam hal keteraturan yang berlebih-lebihan, keras kepala dan pelit. Namun begitu, Fromm(1964) percaya bahwa karakter penimbun watak anal ini bukan hasil dari dorongan-dorongan seksual melainkan bagian dari ketertarikan umum mereka kepada segala sesuatu yang tidak hidup, termasuk feses.
Sifat negatif dari kepribadian diantara mencakup rigiditas, sterilitas, kekeraskepalaan, kompulsif, dan tidak kreatif; sebaliknya, karakter positifnya mencakup suka kerapihan, suka kebersihan, dan hemat.
d.      Marketing (marketing)
      Karakter marketing tumbuh dari perdagangan modern di mana perdangangan bukan lagi milik personal melainkan dilakukan koperasi-koperasi raksasa tak berwajah. Konsisten dengan tuntutan-tuntutan perdagangan modern karakter marketing melihat diri mereka sebagai diri mereka sebagai komoditas di mana nilai pribadi mereka bergantung kepada nilai tukar mereka, yaitu kemampuan untuk menjual diri mereka sendiri.
      Kepribadian marketing atau pertukaran harus melihat diri mereka selalu berada dalam permintaan yang konstan; mereka harus membuat orang lain percaya bahwa mereka harus memiliki kecakapan khusus dan pandai menjual. Rasa aman pribadi terletak diatas landasan yang labil karena mereka harus menyesuaikan kepribadian mereka dengan apa yang sedang diminati. Mereka memainkan banyak peran dan dituntun oleh motto. “Aku adalah apa yang kamu inginkan. “(Fromm, 1947, dalam Feist).
      Manusia marketing tidak memiliki masa lalu atau masa depan, dan tidak memiliki prinsip atau nilai permanen. Mereka memiliki sedikit saja sifat positif dibandingkan orientasi yang lain. Karena pada dasarnya mereka adalah bejana kosong yang harus diisi dengan apapun karateristik yang paling laris dijual. Ciri negatif karakter marketing tidak memiliki tujuan, oportunis, dan tidak konsisten dan menyia-nyiakan diri sendiri. Namun cirri positifnya mencakup kesediaan mau berubah, berpikiran terbuka, adaptif dan murah hati.
2.      Orientasi Produktif
Orientasi yang produktif memiliki tiga dimensi yakni, kerja, cinta, dan penalaran. Karena manusia produktif bekerja menuju kebebasan positif yang realisasi terus menerus potensi mereka, maka mereka adalah orang-orang yang paling sehat dari semua tipe karakter. Hanya melalui aktivitas yang produktif barulah manusia dapat menjawab dilemma dasar manusia;yaitu menyatu dengan dunia dan orang lain. Sembari mempertahankan keunikan dan individualitasnya. Solusi ini dapat dicapai hanya melalui kerja, cinta, dan pemikiran yang produktif.
Manusia yang sehat menilai kerja bukan sebagai akhir, melainkan sebagai cara pengekspresian diri secara kreatif. Mereka tidak bekerja untuk mengeksploitasi orang lain atau mengakumulasi kepemilikian material yang tidak dibutuhkan. Mereka tidak malas atau aktif, namun kompulsif, melainkan menggunakan kerja sebagai cara memproduksi hal-hal yang dibutuhkan untuk hidup.  Cinta yang produktif dicirikan oleh empat kualitas cinta seperti perhatian, tanggung jawab, penghargaan, dan pengenalan. Sebagai tambahan empat karateristik ini, manusia yang sehat memiliki biofilia; yaitu cinta yang menggebu-gebu terhadap kehidupan dan semua yang hidup. Pribadi biofilia berhasrat mengembangkan semua kehidupan sampai sejauh mungkin – hidup manusia, hewan, tumbuhan, ide,dan budaya. Mereka focus pada pertumbuhan dan perkembangan diri mereka seperti terhadap orang lain. Individu-individu ingin mempengaruhi manusia lewat cinta, rasio, dan keteladanan – bukan dengan kekuatan pemaksaan. Fromm yakin bahwa cinta kepada orang lain dan cinta kepada diri sendiri tidak dapat dipisahkan namun bahwa cinta pada diri harus datang lebih dulu. Semua orang memiliki kemampuan untuk melakukan cinta yang produktif namun, sebagian besar tidak dapat mencapainya lkarena pertam-pertama mereka tidak dapat mencintai diri mereka sendiri apa adanya.
Pemikiran yang produktif, merupakan pemikiran yang tidak dapat dipisahkan dari kerja dan cinta yang produktif, dimotivasi oleh minat besar terhadap orang atau objek lain. Manusia yang sehat melihat orang lain sebagaimana adanya dan bukan seperti yang mereka inginkan terhadap orang-orang itu.Dengan cara yang sama mereka mengenal diri mereka sendiri apa adanya dan tidak perlu menipu diri sendiri.
Fromm (1947)yakin bahwa manusia yang sehat bersandar kepada sejumlah kombinasi dari kelima orientasi karakter ini. Perjuangan bertahan hidup sebagai individu yang sehat bergantung pada kemampuan mereka menerima hal-hal dari orang lain secara terbuka, mengambil hal-hal dengan tepat, menjaga hal-hal dengan baik, menukar hal-hal dengan benar, dan bekerja, mencintai, dan berpikir.
3.      Orientasi Penimbunan
            Penimbunan orang mengharapkan untuk tetap. Mereka melihat dunia sebagai harta milik dan sesuatu yang potensial. Bahkan orang-orang yang dicintai adalah hal-hal untuk dapat memiliki, menyimpan, atau membeli. Fromm, menggambarkan pada Karl Marx, berkaitan dengan tipe borjuis seperti ini, kelas pedagang menengah, serta petani kaya dan orang-orang pengrajin. Dia asosiasikan hal itu terutama yang berhubungan dengan etos kerja Protestan, dan kelompok-kelompok seperti Puritan kita sendiri. Penimbunan dikaitkan dengan bentuk keluarga yang dingin, menarik dan merusak. Saya mungkin menambahkan bahwa ada hubungan yang jelas dengan perfeksionisme. Freud menyebutnya jenis dubur kokoh, Adler (sampai batas tertentu) jenis menghindari, dan Horney (sedikit lebih jelas) jenis menarik. Dalam bentuk murni, itu berarti Anda adalah seorang yang keras kepala, pelit, dan imajinatif. Jika Anda adalah versi yang lebih ringan dari penimbunan, Anda mungkin seorang yang teguh, ekonomis, dan praktis.

4.      Orientasi pemasaran
           Orientasi pemasaran mengharapkan untuk dapat menjadi seorang penjual. Sukses adalah masalah seberapa baik saya dapat menjual diri, paket sendiri, dan mengiklankan diri. Keluarga saya, sekolah saya, pekerjaan saya, pakaian saya, semua diiklankan, dan harus "benar." Bahkan cinta dianggap sebagai transaksi. Hanya orientasi pemasaran berpikir sampai kontrak pernikahan, dimana kita setuju bahwa saya harus menyediakan ini dan itu, dan Anda kembali akan memberikan ini dan itu. Jika salah satu dari kami gagal mengangkat akhir kita pengaturan tersebut, perkawinan tidak sah dan batal, tidak ada perasaan keras (mungkin kita masih menjadi yang terbaik dari teman-teman) ini menurut Fromm, adalah orientasi masyarakat industri modern. Ini adalah orientasi kami.
           Jenis modern keluar dari keluarga menarik dingin, dan cenderung menggunakan robot yang dapat melarikan diri sesuai kebebasan yang diinginkan. Adler dan Horney tidak setara, tapi menurut Freud mungkin setidaknya hal ini adalah setengah dari kepribadian phalik yang samar, jenis yang hidup di dalam kehidupan sebagai godaan. Dalam ekstrimnya, orang pemasaran oportunistik yang bersifat kekanak-kanakan dan kurang bijaksana. Kurang ekstrim dan ia menjadi tujuan, muda, sosial. Perhatikan hari ini nilai-nilai seperti yang diungkapkan kepada kita oleh media massa kami: Fashion, kebugaran, pemuda yang kekal, petualangan, berani, baru, seksualitas ini adalah keprihatinan dari pengagumnya yang tidak punya.

F.     GANGGUAANN KEPRIBADIAAN
Jika orang-orang yang berkepribadian sehat dapat bekerja, mencintai, dan berpikir produktif, maka yang mengalami gangguan kepribadian ditandai oleh tiga bagian masalah, khususnya kegagalan untuk menghasilkan cinta dan kasih sayang. Fromm (1981) mengatakan bahwa orang-orang yang kepribadiannya terganggu secara psikologis akan tidak mampu mencintai dan telah gagal untuk membentuk kesatuan dengan orang lain. Dia membahas tiga gangguan kepribadian yang berat diantaranya necrophilia, ganas narsisisme dan incest simbiosis.
1.      Nekrofilia
istilah “necrophilia” berarti cinta kematian dan biasanya mengacu pada penyimpangan seksual di mana keinginan orang kontak seksual dengan mayat. Namun, Fromm (1964, 1973) necrophilia digunakan dalam pengertian yang lebih umum untuk menunjukkan tertarik kepada kematian. Necrophilia adalah orientasi karakter alternatif untuk biophilia. Orang-orang alami kehidupan cinta, tapi ketika kondisi sosial aksi biophilia, mereka mungkin mengadopsi orientasi necrophilic. Necrophilic kepribadian benci kemanusiaan; mereka adalah rasis, warmongers, dan pengganggu; mereka mencintai pertumpahan darah, kehancuran, teror, dan penyiksaan; dan mereka senang dalam menghancurkan hidup. Mereka adalah pendukung kuat dari hukum dan ketertiban; suka berbicara tentang penyakit, kematian dan penguburan; dan mereka terpesona oleh kotoran, pembusukan, mayat, dan kotoran. Mereka lebih suka malam hari dan cinta untuk beroperasi dalam kegelapan dan bayangan Necrophilous orang tidak hanya berperilaku dalam cara yang merusak; Sebaliknya, perilaku merusak mereka adalah refleksi dari karakter dasar mereka. Semua orang berperilaku agresif dan destruktif di kali, tetapi seluruh gaya hidup necrophilous orang berkisar kematian, kehancuran, penyakit dan pembusukan.
2.      Narsisme Berat
Narsisisme berat sama seperti semua orang menampilkan beberapa perilaku necrophilic, begitu juga semua memiliki beberapa narsisistik kecenderungan. Orang sehat mewujudkan bentuk jinak narsisme, yaitu, minat dalam tubuh mereka sendiri. Namun, dalam bentuk ganas, narsisme menghambat persepsi tentang realitas jadi bahwa semua milik seseorang narsis adalah sangat dihargai dan segala sesuatu yang milik lain adalah mendevaluasi. narsisistik individu sibuk dengan diri mereka sendiri, tetapi kekhawatiran ini adalah tidak terbatas untuk mengagumi diri di cermin. Keasyikan dengan satu tubuh sering mengarah ke hypochondriasis, atau perhatian obsesif untuk kesehatan seseorang. Fromm (1964) dibahas pula moral hypochondriasis, atau sebuah keasyikan dengan rasa bersalah tentang sebelumnya pelanggaran. Hasilnya adalah depresi, perasaan tidak dihargai. Meskipun depresi, intens rasa bersalah dan hypochondriasis mungkin muncul untuk menjadi apa pun kecuali pemuliaan diri, Fromm percaya bahwa masing-masing bisa gejala yang mendalam yang mendasari narsisme. incest simbiosis orientasi patologis yang ketiga adalah simbiosis sumbang, atau ketergantungan ekstrim pada ibu atau pengganti ibu.
3.      Incest Simbiosis
Incest simbiosis adalah bentuk berlebihan hasrat alami ibu lebih umum dan lebih jinak. Laki-laki dengan fiksasi ibu perlu seorang wanita untuk merawat mereka, menyayangi mereka, dan mengagumi mereka; mereka merasa agak cemas dan depresi ketika kebutuhan mereka tidak terpenuhi. Kondisi ini adalah relatif normal dan tidak sangat mengganggu kehidupan sehari-hari mereka. dengan incest simbiosis, namun, orang-orang tersebut tidak dapat dipisahkan dari rumah ; kepribadian mereka yang dicampur dengan orang lain sehingga identitas individu mereka hilang. Incest simbiosis berasal dari masa kanak-kanak sebagai hasrat alami dari anak ke ibu. Hasrat lebih penting dan mendasar dari pada seksualitas yang dapat berkembang menjadi periode Oedipus. Fromm setuju lebih dengan Harry Stack Sullivan (Lihat Bab 8) daripada dengan Freud dalam menyatakan bahwa hasrat alami ibu bersandar pada kebutuhan untuk keamanan dan bukan untuk berzina. “Seksualitas kali ini tidak menyebabkan hasrat ke ibu, tapi hasilnya” (Fromm, 1964, ms. 99). orang-orang yang tinggal di incest hubungan simbiosis merasa sangat cemas dan takut jika hubungan itu terancam. Mereka percaya bahwa mereka tidak bisa hidup tanpa pengganti ibu mereka.



G.    PSIKOTERAPI
Psikoterapi adalah suatu metode penyembuhan yang berusaha untuk menelaah secara detail penyebab utama munculnya suatu penyakit yang sangat terkait dengan bagaimanakah kondisi psikis seseorang penderita penyakit tersebut. Psikoterapi merupakan sebuah teknik yang intensif dan berdurasi panjang (baca: lama), dimana tujuannya hendak mengungkap motif-motif dan konflik alam bawah sadar pada individu yang neurotik dan mengalami kecemasan (individu yang memiliki gangguan, bukan pada individu “normal”). Freud melihat bahwa suatu gangguan disebabkan oleh konflik antara id dan superego, serta kurangnya integrasi ego dalam diri individu. Akibatnya, individu pun melakukan represi, yang turut pula memicu suatu mekanisme pertahanan diri.
Psikoterpi dilakukan dengan melakukan terapis yaitu menghubungkan diri dengan pasien terapis agar pasien terapi dapat merasakan satu dengan seseorang. Meskipun Transference bahkan Countertransference bisa hadir dalam hubungan ini, yang terpenting adalah dua manusia yang nyata saling terlibat satu sama lain. Transference adalah saat si pasien mengembangkan reaksi emosional ke terapis. Hal ini bisa saja dikarenakan pasien mengidentifikasi terapis sebagai seseorang di masa lalunya, misalnya orang tua atau kekasih. Disebut positive transference apabila perasaan itu adalah perasaan sayang dan kekaguman, serta negative transference apabila perasaan ini mengandung permusuhan atau kecemburuan.
Countertransference adalah saat ketika terapis menjadi suka atau tidak suka kepada pasien karena pasien tersebut mirip dengan seseorang di kehidupannya. Hal ini penting untuk disadari terapis karena dapat mempengaruhi efektivitas terapi. Fromm mengembangkan sistem terapi sendiri yang dinamakannya: Psikoanalisis Humanistik. Dibanding Psikoanalisa Freud. Fromm lebih memperdulikan dengan aspek interpersonal dari hubungan teraputik. Menurutnya tujuan klien dalam terapi adalah untuk memahami diri sendiri. Tanpa pengetahuan tentang diri sendiri, orang tidak akan tahu orang lain. Fromm yakin bahwa klien mengikuti terapi untuk mencari kepuasan dari kebutuhan dasar kemanusiaannya, yakni keterhubungan, keberasalan, transendensi, perasaan identitas, dan kerangka orientasi. Karena itu terapi harus dibangun melalui hubungan pribadi antara terapis dengan kliennya.
Froom (1963) yakin bahwa terapis mestinya tidak terlalu bersikap ilmiah dalam memahami pasiennya. Hanya dengan sikap keterhubungan barulah orang lain dapat sungguh-sungguh dipahami. Terpis mestinya tidak melihat pasien sebagai sebuah penyakit atau sesuatu selain sebagai sebuah pribadi dengan kebutuhan manusiawi yang sama seperti yang dimiliki semua orang lain termasuk dirinya.

H.    METODE INVESTIGASI
Metode-metode investigasi Fromm dilakukan dengan melakukan beberapa peneliatian kepribadian dari banyak sumber, termasuk psikoterapi, antropologi budaya, dan psikosejarah. Namun demikian pada makalah ini akan dibahas secara singkt mengenai studi antropologis tentang kehidupan di sebuah pedesaan Meksiko dan analisis psikobiografis tentang Adolf Hitler.
1.      Karakter Sosial di Pedesaan Meksiko
Froom berusaha untuk dapat memahami orientasi karaktermasyarakat pedesaan yang ada di Meksiko. Froom mencoba untuk menemukan karakter yang menjadi ciri khas dari masyarakat pedesaan yang ada di sana. Fromm melakukan penelitian ini dengan tinggal bersama para penduduk desa dan berusaha memperoleh rasa penerimaan mereka. Setelah memperoleh rasa penerimaan dan tinggal di antara penduduk desa, Fromm mulai melakukan penelitiannya dengan meggunakan seperangkat teknik yang dirancang untuk mengetahui karakter penduduk yang ada di sana. Yang termasuk diantara peranti riset adalah wawancara intensif, laporan mimpi, kuisioner mendetail dan dua teknik proyektif. Dari penelitiannya, Froom menemukan ada tiga tipe karakter yang sesuai demngan pembahasan Fromm yaitu, reseptif-nonproduktif, penimbunan-nonprodutif dan eksploitatif-nonproduktif.

2.      Studi Psikohistoris Tentang Hitler
            Fromm juga menguji tentang dokumen-dokumen sejarah dalam rangka menggambarkan potret psikologis seorang pribadi yang terkenal, sebuah teknik yang disebut psikohistoros atau psikobiografi, yang dimana Fromm berusaha melakukan psikohistoris terhadap Adolf Hitler. Fromm melihat Hitler sebagai contoh pribadi yang paling terkenal di seluruh dunia denag teori kemerosotannya, memiliki kombinasi nekrofilia, narsisme sadistik, dan simbiosis insestik. Dia tertarik pada kematian dan destruksi; berfokus sangat sempit pada kepentingan diri; dan dorongan oleh devosi insestik “ras” jerman, mendedikasikan secara fanatik dirinya untuk mencegah darahnya dicemari oleh darah Yahudi dan ras-ras “non-arya” lainya. Fromm mengamati bahwa tidak ada dalam kehidupan kanak-kanak Hitler awal yang dapat mendorong dirinya secara mutlak menuju sindrom kemerosotan. Dengan menekankan agar kita tidak melihat Hitler sebagai bukan manusia, Fromm menyimpulkan study psikosejarahnya dengan kata-kata “Analisi apapun yang akan mendistorsi gambar Hitler dengan melecehkan kemanusiaan hanya akan semakin memperluas kecenderungan kita untuk menjadi buta terhadap potensi-potensi kemunculan Hitler-Hitler lain kecuali mereka semua menganakan Tanduk” (hlm. 433).

I.       RISET TERKAIT
Tulisan-tulisan dari Fromm mengenai karakter, ternyata tidak memiliki pengaruh besar terhadap penelitian empiris selanjutnya, karena terbukti hanya sedikit penelitian empiris yang dapat dihasilkan dari tulisan Froom. Oleh karena itu dilakukan riset-riset yang juga terkait dengan tulisan Froom mengenai karakter.
Salah satu riset yang relatif baru adalah konsepnya tentang karakter marketing, yang dilukiskan Fromm sebagai pribadi yang melihat diri mereka sebagai komoditas untuk diperjualbelikan. Pribadi seperti ini percaya bahwa nilai pribadi mereka terletak diluar diri mereka, sehingga mereka harus mengiyakan terus menerus harapan-harapan orang lain.
Shaun Saunders dan Don Munron (2000) mengembangkan Saunders Consument Orientation Indexuntuk (SCOI)menilai karakter marketing Fromm. Hasil dari temuannya adalah SCOI memiliki validitas konvergen tetapi juga memenuhi validitas divergen dan pada akhirnya ditemukan validitas diskriminan
rinkasnya, dari penelitian tersebut dapat diketahui bahwa pribadi yang diberkan skor tinggi dalam karakter marketing Fromm cenderung lebih mudah marah, depresi, dan cemas daripada pribadi yang diberikan skor rendah dengan skala itu. Selain itu, karakter marketing cenderung mengasumsikan ketidaksetaraan diantara manusia dan menilai kompetisi lebih tinggi daripada kerjasama.
Dengan demikian erich from memiliki karya-karya terkait dalam penelitiannya yaitu adalah sebagai berikut ini:
a.       Escape from Freedom (US), Fear of Freedom (UK) (1941)
b.      Man for himself, an inquiry into the psychology of ethics (1947)
c.       Psychoanalysis and Religion (1950)
d.      Forgotten language; an introduction to the understanding of dreams, fairy tales, and myths (1951)
e.       The Sane Society (1955)
f.       The Art of Loving (1956)
g.      Sigmund Freud's mission; an analysis of his personality and influence (1959)
h.      Psychoanalysis and Zen Buddhism (1960)
i.        May Man Prevail? An inquiry into the facts and fictions of foreign policy (1961)
j.        Marx's Concept of Man (1961)
k.      Beyond the Chains of Illusion: my encounter with Marx and Freud (1962)
l.        The Dogma of Christ and Other Essays on Religion, Psychology and Culture (1963)
m.    The Heart of Man, its genius for good and evil (1964)
n.      Socialist Humanism (1965)
o.      You Shall Be as Gods: a radical interpretation of the Old Testament and its tradition(1966)
p.      The Revolution of Hope, toward a humanized technology (1968)
q.      The Nature of Man (1968)
r.        The Crisis of Psychoanalysis (1970)
s.       Social character in a Mexican village; a sociopsychoanalytic study (Fromm & Maccoby) (1970)
t.        The Anatomy of Human Destructiveness (1973)
u.      To Have or to Be? (1976)
v.      Greatness and Limitation of Freud's Thought (1979)
w.    On Disobedience and other essays (1984)
x.      The Art of Being (1993)
y.      The Art of Listening (1994)
z.       On Being Human (1997)

J.      KRITIK TERHADAP TEORI FROMM
Erich Fromm mungkin seorang esais yang paling brilian dari semua diantara teorisi kepribadian. Dia menulis esai-esai yang indah mengenai politik internasional (Fromm, 1961) mengenai relevansi alkitab bagi manusia-manusia dewasa ini (Fromm, 1986), mengenai masalah-masalah psikologis di usia senja (Fromm, 1981), mengenai Marx, Hitler, Freud dan Kristus, dan mengenai beragam topik lainnya.apapun intinya di semua tulisan Fromm kita dapat menemukan sebuah upaya untuk menyingkap sebuah esensi dari hakekat manusia.
Namun mendetail tidak sama dengan ilmiah. Dari perspektif ilmiah kita harus menanyakan bagaimana ide-ide from ini dinilai berdasarkan enam kriteria teori yang berdaya guna.
1.      Istilah- istilah fromm yang tidak jelas dan samar menjadikan gagasan- gagasannya tidak dapat dijadikan generatorpenelitian empiris. sebenarnya pencarian kita selama 45 tahun terakhir akan literatur psikologi menghasilkan kurang dari selusin penelitian empirisyang menguji langsung asumsi-asumsi teori fromm. Kekurangan investigasi ilmiah ini menempatkannya di antara teoritikus- teoritikus yang paling tidak terbukti secara empiris dalam buku ini.
2.      Teori fromm terlalu filosofis untuk dapat dibenarkan atau diverifikasi. Hampir semua penemuan empiris yang dihasilkan teori fromm (apabila benar- benar ada) dapat dijelaskan dengan teori- teori alternatif.
3.      Teori fromm memungkinkannya untuk mengorganisir dan menjelaskan banyak hal yang dikenal sebagai kepribadian manusia. Sudut pandang sosial, politik, dan sejarah fromm memberikan cakupan yang luas dan kedalaman untuk memahami kondisi manusia, namun teorinya yang kurang memiliki ketepatan menyebabkan sulitnya prediksi dan mustahilnya pembenaran.
4.      Sebagai pemandu tindakan, nilai utama tulisan fromm teralu mendorong pemabaca untuk berpikir produktif. Sayangnya, baik peneliti maupun terapis tidak menerima informasi praktis dan essai fromm.
5.      Pandangan fromm konsisten secara internal, dalam arti terdapat tema tunggal dalam seluruh tulisannya. Akan tetapi, teori tersebut kurang meiliki taksonomi yang terstruktur, serangkaian istilah yang didefinisikan secara operasional, dan batasan lingkup yang jelas. Oleh karena itu, teori fromm mendapatkan nilai rendah dalam hal konsistensi internal.
Karena fromm enggan meninggalkan konsep- konsepnya yang terdahulu utnuk menghubungkannya dengan gagasan- gagasan selanjutnya, maka teorinya kurang memiliki kelugasan dan kesatuan. Untuk alasan- alasan ini, kami menilai teori fromm rendah dalam kriteria kesederhanaan (parsimony).


Daftar Referensi
Alwisol. 2004. Psikologi Kepribadian. Malang: UMM Press.
Bischof,  Ledford J.1970. Interpreting Personality Theories.new York : Harper and Row Rublisher, 2nd adition
Davison, G. C., Neale, J. M., & Kring, A. N. 2004. Psikologi Abnormal. Terjemahan oleh Noermalasari Fajar. 2006. Jakarta: PT Rajagrafindo Persada.
Hall, Calvin dan dkk. 1993. Teori-Teori Psikodinamik (Klinis).Yogyakarta: Kanisius
Jess Feist & Gregory J.Feist. 2013. Theories Of Personality (terjemahan handriatno). Jakarta : Salemba Humanika
Pervin, L. A. John O.P.  & Cervone D .2005. Personality : theory and research.  NewYork

8 comments:

  1. Sangat membantu (y)

    ReplyDelete
  2. Mantap bro,bnyakin lagi artikelnya

    ReplyDelete
  3. Coba peruntungan Anda di SINIDOMINO, Agen Domino Online Terbaik di Indonesia.
    Hanya dengan Minimal Deposit Rp 20.000,- Anda sudah bisa menikmati 7 permainan dalam 1 ID yang di sediakan SINIDOMINO.
    Buruan gabung dan daftarkan diri Anda Jangan sampai ketinggalan ya!!!
    SINIDOMINO juga memberikan Bonus Menarik untuk Para Poker Mania :
    ? Bonus Referral 20% (Seumur Hidup)
    ? Bonus Cashback Up To 0.5%. Dibagikan Setiap hari SENIN
    ? 100% murni Player vs Player ( NO ROBOT )
    Untuk Info Lebih Lanjut Bisa Hubungi Customer Service Kami di :
    LiveSupport 24 jam (NONSTOP)
    ? LiveChat :http://www.sinidomino.com/?ref=limm88
    ? Pin BBM : D61E3506
    Terima Kasih
    poker online

    ReplyDelete
  4. This comment has been removed by the author.

    ReplyDelete
  5. alhamdulilaahh.. terimakasih pak.. postingan nya sangat bermanfaat dan membantu sekali.. saya dari mahasiswi STKIP NU tegal :)

    ReplyDelete
  6. sands casino - Situs Judi Online Casino Terbaik 2021
    Sands Casino Terbaik 2021. Website. Slot 샌즈카지노 gacor. 메리트 카지노 Situs slot gacor resmi Indonesia, Judi Slot Online, Judi Online 제왕 카지노 Casino Online, Judi Bola Online.

    ReplyDelete