Selamat Datang dan Semoga Bermanfaat,SILAHKAN ISI BUKU TAMU DAHULU YA,,, Blog Ini Untuk Menambah Wawasan Bimbingan Dan Konseling Lalu Motivasi Diri, Serta Mohon Komentar Agar Selalu Baik Dalam Menampilkanya. Email jatirinkriatmaja04@gmail.com atau 085220363757

Wednesday 17 April 2013

Metode Penelitian Eksperimen


Pengertian Metode Eksperiman
Tujuan metode ilmiah ialah menetapkan hubungan yang ada di antara variabel-variabel, dan cara yang paling tepat untuk menetapkan hubungan itu ialah metode eksperimen. Metode eksperimen adalah cara yang paling kuat untuk mengetahui hubungan sebab akibat di antara variabel.
Menurut  Wasis dan Karwono (1992: 67) metode eksperimen adalah suatu penelitian yang paling tepat dan sunguh-sungguh dapat mengetes hipotesis mengenai sebab akibat dan pengaruh suatu hubunngan apabila dibandingkan dengan metode penelitian yang lain.
Metode eksperimen merupakan satu-satunya metode penelitian yang dapat dengan sungguh-sungguh mengetes mengenai sebab akibat dan pengaruh suatu hubungan. Metode eksperimen menggambarkan pendekatan yang paling tepat sebagai cara memecahkan masalah penelitian. Menurut Kerlinger (1990) eksperimen adalah penelitian atau penyelidikan ilmiah di mana si peneliti memanipilasikan dan mengendalikan satu variabel bebas (independent variable) atau lebih dan melakukan observasi terhadap variabel terikat, untuk menemukan variasi ynag seiring muncul dengan manipulasi variabel bebas tersebut. Sedangkan menurut Gay ( 19900 ), dalam metode eksperimen peneliti memanipulasi paling sedikit satu variabel bebas, mengontrol variabel-variabel lain yang diperkirakan  bersangkut paut serta mengamati pengaruhnya terhadap satu atau lebih variabel terikat.

Manipulasi variabel bebas merupakan ciri yang membedakan antara penelitian eksperimen dengan jenis penelitian yang lain (historis dan deskriptip). Variabel bebas juga menunjukan sebagai variabel eksperimen adalah variabel yang diubah-ubah (manipulasi) sedangkan variabel terikat merupakan variabel yang diramalkan akan terkena pengaruh dimanipulasikannya variabel bebas.
Walaupun pendekatan eksperimen adalah pendekatan yang paling kuat karena memungkinkan untuk mengontrol variabel-variabel yang relevan, namun cara ini juga cara yang paling dibuat-buat (ketatnya pengontrolan). Kontrol yang ketat inilah yang merupakan kelemahan utama pendekatan eksperiman yang dikenakan kepada manusia, demikia pula dalam dunia pendidikan. Karena pengontrolan yang ketat itu tidak dapat menggambarkan situasi pendidikan (seting sekolah) yang sebenarnya terjadi dilapangan.
Dalam penelitian eksperimen ada perlakuan ( treatment ), dengan demikian metode eksperimen dapat diartikan sebagai metode peneliti yang digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam kondi yang dikendalikan.
Tujuan Dan kegunaan Penelitian ekperimen
Metode penelitian ekperimen memiliki tujuan tertentu, seperti diungkapkan oleh Nazir ( 1988:75), tujuan metode penelitian eksperimen adalah untuk menyelidiki ada-tidaknya hubungan kausalitas (sebab akibat) dan berapa besar hubungan sebab akibat tersebut dengan cara memberikan perlakuan-perlakuan tertentu pada beberapa kelompok eksperimen dan menyediakan kontrol untuk perbandingan. Tujuan lainnya, yaitu menguji hipotesis dan menemukan hubungan-hubungan kausal yang baru, atau efek atau akibat sesutu terhadap yang ( Basuki, 2006:116).
Sementara, dilihat dari kegunaannya, metode eksperimen memiliki kegunaan,yaitu memungkinkan terkendali untuk mengetahui kemungkinan akibat yang timbul sebelum melakukan perubahan terhadap sebuah sistem. Penelitian sangat bermanfaat dengan catatan jika menyangkut sebuah sistem yang besar, semisal sistem pelayanan kesehatan atau pendidikan (Basuki, 2006:117). Kegunaan lainya, yaitu dapat mengubah teori-teori yang telah usang.

Proses Eksperimen
Langkah-langkah yang harus ditempuh dalam penelitian eksperimen sama dengan jenis penelitian yang lain meliputi: memilih dan mendefinisikan masalah, memilih subyek, menyusun instrumen pengukuran, memilih rancangan, menyusun prosedur pelaksanaan, analisis data dan pengambilan kesimpulan. Dalam penelitian eksperimen dikendalikan oleh satu atau lebih hippotesis yang menyatakan sebab akibat hubungan antara dua variabel atau lebih. Hipotesis dinyatakan dalam rumusan yang baku (yaitu, jika.....maka.....).
Ciri khas dalam penelitian eksperimen paling sedikit diperlukan dua kelompok yaitu kelompok eksperimen dan kelompok kontrol (walaupun juga boleh hanya satu kelompok). Kelompok ekssperimen adalah kelompok yang dihadapkan pada apa yang disebut perlakuan eksperimental, sedangkan kelompok kontrol adalah kelompok yang tidak dikenai perlakuan tersebut.
Dua kelompok yang menerima perbedaan perlakuan disamakan variabel-variabel lainnya, kecuali variabel yang di eksperimenkan (independent) dan variabel terikat (dependent). Variabel bebas adalah variabel yang dapat dimanipulasi (perlakuan) atau diubah-ubah, sedangkan variabel terikat merupakan variabel yang diramalkan akan terkena pengaruh oleh variabel bebas. Variabel bebas merupakan variabel yang dieksperimenkan.
Setelah kelompok eksperimen dan kelompok kontrol dikenai perlakuan dalam satu periode tertentu, kemudian diadakan pengukuran pada variabel terikatnya.berdasarkan pengukuran tersebut akan diketahui apakah ada perbedaan diantara dua kelompok tersebut. Apabila ada perbedan itu semua karena pengaruh variabel bebas (eksperimen).

Manipulasi Dan Kontrol
Istilah manipulasi dalam ekperimen menunjukan pada tindakan yang sengaja dilakukan peneliti berupa pemberian seperangkat kondisi yang bermacam-macam dan yang telah ditentukan sebelumnya kepada subyek. Manipulasi langsung oleh peneliti paling sedikit terhadap satu variabel bebas.
Kontrol menunjukan kepada upaya peneliti untuk menghilangkan variabel-variabel lain diluar variabel bebas (variabel yang di eksperimenkan) yang diperkirakan akan ikut mempengaruhi variabel terikat. Menurut kerlinger (1990) idealnya ilmu pengetahuan adalah eksperimen yang terkontrol, karena peneliti dapat memperoleh kepastian yang lebih besar bahwa hubungan yang dikaji memang sungguh-sungguh adalah hubungan yang dipikirkan olehnya. Manfaat besar metode eksperimen adalah terletak pada pengontrolan ini.
Ancaman Terhadap Validitas
Kurang cermatnya pengontrolan terhadap variabel bebas diluar kondisi yang di eksperimenkan (dimanipulasikan) akan mempengaruhi variabel terikat, ini merupakan ancaman terhadap validitas eksperimen. Eksperimen valid apabila diperoleh hasil-hasil (variabel terikat) yang hanya disebabkan manipulasi variabel bebas.
Validitas eksperimen meliputi validitas internal dan validitas eksternal (termasuk validitas ekologi). Validitas internal menunjukan kepada pengaruh pada variabel terikat merupakan hasil langsung dari manipulasi variabel bebas, bukan karena pengaruh variabel yang lain. Variabel eksternal menunjukan kepada kondisi yang hasilnya dapat digeneralisasikan kepada populasi, sedangkan validitas ekologis menyangkut masalah penggeneralisasikan pengaruh eksperimen kepada kondisi-kondisi lingkungan yang lain.

a.    Ancaman Terhadap Validitas Internal

1.    Sejarah (historis)
Menunjukan kepada peristiwa yang bukan bagian dari perlakuan eksperimen, tetapi kemungkinan mempengaruhi variabel bebas. Makin panjang kurun waktu penelitian akan memperbesar peluang variabel ekstra mempengaruhi variabel terikat. Kejadian-kejadian khusus yang bukan perlakuan eksperimen mungkin dapat terjadi diantara pengukuran  pertama (tes awal dan pengukuran kedua tes akhir).

2.    Kematangan (maturation)
Proses yang terjadipada subyek sebagai akibat perubahan periode waktu. Periode ini mungkin akan mempengaruhi: usia, fisik, mental sehingga subyek kelihatan lebih matang daripada kondisi sebelumnya.

3.    Pengetesan (testing)
Pemberian tes yang dilakukan dua kali pada tes awal dan tes akhiran memberi kemungkinan hasil skor tes akhir merupakan perbaikan tes sebelumnya, apapun perlakuan eksperimen yang diberikan.

4.     Alat Pengukuran (instrumen)
Setiap perubahan alat ukur, cara memberikan skor, teknik observasi atau wawancara akan mempengaruhi hasil pengukuran (tes awal dengan tes akhir).

5.    Kemunduran statistik (statistical regression)
Kemunduran statistik biasanya terjadi apabila terdapat hasil skor yang ekstrim pada tes awal. Ada kecendrungan skor-skor bergerak kearah rerata pada pengukuran berikutnya (tes akhir). Subyek yang mempunyai skor tinggi dalam tes awal  akan cenderung menuju ke skor rerata, demikian juga sebaliknya.

6.    Mortalitas (mortality)
Mortalitas menunjukan kepada pengukuran subyek, dalam penelitian yang berjangka panjang jika ada beberapa subyek yang berkurang dalam satu kelompok atau lebih maka kehilangan ini dapat mempengaruhi hasil penyelidikan.

7.    Interaksi Pematangan Dengan Seleksi (selection-maturation interaction)
Interaksi pematangan dengan seleksi menunjuk kepada perbedaan hasil perlakuan. Walaupun dalam tes awal menunjukan kedua kelompok tersebut sebanding, namun kemungkinan pemberian perlakuan lebih menguntungkan atau merugikan bagi kelompok yang satu daripada kelompok yang lain. Hal ini terjadi apabila penempatan kelompok eksperimen dan kelompok kontrol tidak secara acak.

b.    Ancaman Terhadap Validitas Eksternal

1.    Gangguan Banyaknya Perlakuan (multiple treatment interference)
Gangguan perlakuan ganda terjadi ketika subyek menerima lebih dari satu rangkaian perlakuan secara berturut-turut. Ini membuat kesukaran untuk mencari pengaruh variabel bebas yang sesungguhnyadari beberapa perlakuan tersebut. Sehingga menggeneralisasikan hasil tersebut tidak dapat untuk keadaan dan lingkungan yang mendapatkan satu perlakuan saja.

2.    Interaksi Seleksi Perlakuan (selection-treatment interaction)
Interaksi seleksi perlakuan adalah berupa sunyek-subyek dalam nkelompok tidak dipilih secara acak dari poppulasi, sehingga masih menjadi tanda tanya untuk penggeneralisasikannya karena sampel yang kurang representatif.

3.    Kekhususan Variabel (specificity of variables)
Rancangan eksperimen yang berlaku khusus, artinya terlalu ketat mempertimbangkan validitas internal dan eksternal membuat kemampuan penggeneralisasiannya menjadi rendah. Kekhususan variabel-variabel meliputi: macam subyek, devinisi variabel bebas, instrumen penelitian, waktu dan setting.

4.    Pengaruh pelaksanaan Eksperimen (eksperiment effect)
Hasil perilaku subyek mungkin dipengaruhi oleh karakteristik atau sifat kekhususan eksperimen seperti : umur, suhu, tingkat kecerdasan, perhatian, ketrampilan, kecemasan dsb.

5.    Efek Howthorne
Efek Howthorne adalah perubahan perilaku subyek yang timbul semata-mata karena seorang subyek memperoleh perlakuan khusus dalam eksperimen.

Rancangan Eksperimen Kelompok
Manfaat rancangan penelitian dalam eksperimen terutama mengontrol variabel ekstra. Mengontrol variabel ekstra berarti mengurangi hingga sekecil-kecilnya, menihilkan atau mengisolasikan variabel bebas yang tidak termasuk dalam tujuan penelitian, di samping untuk mengurangi terhadap ancaman validitas eksperimen.
Jika variabel tidak dikontrol akan membuat kesulitan dalam menentukan pengaruh variabel bebas. Semua rancangan eksperimen akan selalu membahas tentang variabel ekstra. Rancangan yang baik adalah suatu rancangan yang dapat sebanyak mungkin mengontrol sumber-sumber ancaman terhadap ancaman validitas.

1.    Kontrol terhadap variabel ekstra (control of extraneous variabel)
Pengacakan adalah cara terbaik untuk mengonbtrol variabel-variabel ekstra. Penempatan secara acak adalah penempatan sunyek kedalam kelompok-kelompok sedemikian rupa sehingga untuk setiap kali penempatan anggota populasi mempunyai peluang yang sama untuk ditemnpatkan pada kelompok manapun. Pembentukan kelompok secara acak merupakan ciri khusus dalam dalam penelitian eksperimen.
Subyek dalam kelompok yang penempatannya secara acak tersebut secara statistik dianggap sepadan (statistical equivalent). Artinya  apabila diantara kelompok-kelompok terjadi perbedaan itu dianggap hanya secara kebetulan, bukan bias peneliti atau pilihan subyek.

2.    Penjodohan
Penjodohan adalah teknik untuk menyamakan kelompok-kelompok dalam satu atau lebih variabel yang diperkirakan mempunyai hubungan yang akan mempengaruhi variabel bebas. Pendekatann terbaik dalam menjodohkan melaluipemilihan subyek secara acak. Subyek-subyek yang tidak mendapat jodoh harus dikeluarkan.
Prosedur yang harus dilakukan adalah mengurutkan semua subyek dari tertinggi sampai terendah, berdasarkan skor variabel yang diduga mempunyai hubungan terhadap variabel bebas. Setiap dua skor yang berdekatan merupakan satu pasangan. Dengan secara acak, pasangan yang satu ditempatkan dalam kelompok eksperimen dan lainnya dalam kelompok kontrol.
Cara penjodohan yang lain tidak didasarkan pada pemilihan subyek melainkan pemilihan kelompok. Dengan cara melihat rerata dan simpangan baku dari kedua kelompok. Apabila tidak ada perbedaan yang signifikan maka secara acak ditentukan kelompok eksperimen dari kelompok kontrol.

3.    Perbandingan Homogenitas Kelompok atau Sub Kelompok (Comparing Homogeneous Groups Or Sub Groups).

Cara lain untuk mengontrol variabel ekstra adalah membandingkan kelompok yang homogen pada variabel tersebut. Misalnya IQ yang diidentifikasi sebagai variabel ekstra, maka peneliti hanya menyelidiki subyek dalam kelompok yang mempunyai IQ antara 85 – 115 (IQ rata-rata). Peneliti kemudian secara acak memilih suvbyek 50% masuk kelompok eksperimen dan 50% yang lain masuk dalam kelompok kontrol.

4.    Penggunaan Subyek Sebagai Pengontrol Mereka Sendiri (Using Subject As Their Own Controls) 

Penggunaan subyek sebagai pengontrol mereka sendiri meliputi pemberian perlakuan  yang berbeda untuk kelompok yang sama. Cara ini membantu  mengontrol perbedaan subyek, karena subyek yang sama mendapatkan perlakuan keduanya, namun pendekatan ini tidak selalu dapat dilakukan.

5.    Analisis Kovarian (Analysis Of Covariance)

    Analisis kovarian adalah metode untuk menganalisis perbedaan variabel teikat diantara kelompok-kelompok eksperimen, sesudah memperhitung setiap pebedaan ukuran tes awal atau ukuran variabel terikat relevan lainnya. Ukuran yang dipakai untuk mengendalikan seperti itu disebut kovariat (Donald Ary, 1982).
    Penggunaan analisis kovariat terutama apabila penempatan subyek tidak secara acak. Inti dari analisis kovariat adalah mengatur penyelesian perhitungan statistik pada variabel terikat berdasrkan perbadaan awal variabel lain, misalnya: IQ, skor tes awal, kemampuan membaca atau bakat musik (diasumsikan bahwa perfomansi variabel bebas lain mempunyai hubungan terhadap variabel terikat). Analisis kovarian adalah metode statistik yang memberikan pengendalian sebagai terhadap variabel –variabel luar yang akan mengacaukan hubungan antara variabel bebas terhadap variabel terikat.
Tipe Rancangan Kelompok
    Pemilihan rancangan eksperimen memerlukan pertimbangan seberapa luas dan prosedur-prosedur khusus yang bagaimana yang harus dilaksanakan dalam penelitian. Pemilihan rancangan akan memberikan, gambaran tentang kelompok kontrol, variabel ekstra, penempatan subyek sacara acak ke dalam kelompok, apakah setiap kelompok akan melalui tes awal dan bagaimana data penelitian dianalisis.
    Menurut Donal Ary (1982) Kriteria yang penting dalam memilih rancangan penelitian yaitu bahwa rancangan itu harus merupakan penelitian rancangan yang tepat untuk menguji hipotesis penelitian. Apabila hipotesis adalah hipotesis interaksi maka hipotesis tersebut hanya dapat diuji dengan rancangan faktorial. Kriteria kedua bahwa rancangan harus dapat memberikan pengendalian yang memadai sehingga pengaruh variabel bebas dapat nilai. Pengacakan adalah satu-satunya cara terbaik untuk mencapai tingkat pengendalian yang diperlukan.
    Dengan demikian ketepatan, kecocokan dan kelayakan suatu rancangan penelitian terletak pada pengontrolannya terhadap sumber-sumber validitas internal dan eksternal.  Pada dasarnya rancangan penelitian eksperimen dikelompokkan menjadi tiga yaitu pra eksperimen, eksperimen dan eksperimen kuasi.

a.    Rancangan Pra Eksperimen

    Rancangan ini tidak dapat melakukan secara baik pengontrolan terhadap validitas internal dan eksternal, oleh sebab itu sedapat mungkin dihindari penggunaannya dalam penelitian pendidikan. Ada tiga jenis rancangan pra eksperimen  yaitu :
1)     The One Shot Study
Perlakuan                        tes akhir
            X                                        T-2
    Rancanagan ini hanya menggunakan satu kelompok, kelompok diberikan perlakuan (manipulasi yang dieksperimenkan) ( X ),  diadakan tes akhir (T-2). Hasil tes akhir dianggap sebagai pengaruh pemberian perlakuan.
    Rancangan ini tidak dapat mengontrol semua ancaman terhadap validitas internal : sejarah, kematangan serta moralitas. Menurut Kerlinger (1990) rancangan ini tidak bernilai ilmiah.
2)     One Group Pretest – Postest Design
tes awal            perlakuan            tes akhir
                           T-1                              X                                     T-2
    Rancangan ini menggunakan satu kelompok, sebelum dan sesudah perlakuan diadakan tes. Perbedaan skor tes akhir (T-2) dengan tes awal (T-1) dianggap sebagai pengaruh perlakuan ( X ).
    Ciri utama rancangan ini adalah bahwa kelompok dibandingkan dengan dirinya sendiri. Jika skor perbedaan T2 – T1 ada perbedaan secara signifikan maka perbedaan ini merupakan pengaruh dari perlakuan ( X ). Kelemahan rancangan ini adalah balum dapat mengontrol valliditas internal : sejarah, kematangan, pengetasan awal, alat pengukur dan kemunduran statistik ; serta validitas eksternal : interaksi tes awal.
3. The Static Group Comparison
Kelompok             Perlakuan                tes akhir
                     Eksperimen                    X                              T-2
           Kontrol                              -                    T-2
    Rancangan ini menggunakan paling sedikit dua kelompok, satu kelompok menerima perlakuan yang dieksperimenkan (kelompok eksperimen) sedangkan kelompok yang lain tidak menerima perlakuan (kelompok kontrol)
    Perlakuan ( X ) diberikan kepada kelompok eksperimen, sedangkan kelompok kontrol yang diasumsikan sama dengan kelompok eksperimen tidak mendapat perlakuan. Hasil tes akhir ( T-2 ) kelompok eksperimen, dibandingkan dengan hasil tes akhir (T-2) kelompok kontrol, hasil perbedaan tersebut merupakan pengaruh adanya perlakuan.
    Kelompok rancangan ini adalah menganggap kedua kelompok (eksperimen dan kontrol)sama variabel bebasnya kecuali variabel perlakuan (X). Anggapan ini keliru karena penempatan subyek kedalam kelompok tidak melalui pengacakan. Sejuumlah faktor validitas internal yang tidak dikontrol antara lain : kematangan, seleksi , interaksi kematangan dengan seleksi dan mortalitas.

b.    Rancangan Eksperimen

    Rancangan eksperimen berusaha untuk mengontrol sejauh mungkin semua sumber validitas internal dan eksternal. Dalam semua rancangan eksperimen ada satu karakteristik yang membedakan dengan rancangan lain, yaitu penempatan subyek kedalam kelompok melalui pengacakan serta mempunyai dua kelompok atau lebih. Ada tiga jenis rancangan eksperimen diuraikan sebagai berikut :
1)    Pre test – Posttes Control Design
                Kelompok              Tes Awal                     Perlakuan                tes akhir
             (R)  Eksperimen               T-1                          X-1                T-2
    (R)     Kontrol                   T-1                            X-2                 T-2
R = random ( penempatan kelompok secara acak )
Atau


                Kelompok              Tes Awal                     Perlakuan                tes akhir
             (R)  Eksperimen               T-1                          X-1                T-2
    (R)     Kontrol                   T-1                            X-2                 T-2
M = matching ( penempatan kelompok dengan penjodohan )
    Rancangan ini menghendaki paling sedikit ada dua kelompok, penempatan subyek ke dalam kelompok melalui pengacakan dapat pula dengan penjodohan. Kedua kelompok menerima tes awal, pemberian perlakuan diberikan kepada kelompok eksperimen, sedangkan kelompok kontrol tidak menerima perlakuan. Kemudian kedua kelompok diberikan tes awal serta adanya kelompok kontrol, akan menjalankan pengontrolan untuk semua sumber-sumber  validitas internal.
    Kelemahan rancangan ini hanya belum dapat mengontrol validitas eksternal : interaksi pemberian tes awal. Dengan adanya tes awal, maka penggenaralisasiannya hanya untuk kelompok lain yang melalui tes awal.
    Analisis yang digunakan untuk mengetahui pengaruh perlakuan ( X ) dengan membandingkan skor tes akhir (T-2) antara kelompok kontrol dengan t-tes, atau jika  asumsi kelompok tidak sama dapat dianalisis menggunakan teknik kovarian.

2. Posttes – Only Control Group Design
         Kelompok            Perlakuan               tes akhir
                   (R)  Eksperimen                                     X                             T-2
     (R)     Kontrol                                          -                              T-2
    Rancanga ini sama dengan Pretest – Postest Control Group Design, kecuali tidak diadakannya tes awal. Penempatan subyek ke dalam kelompok dengan pengacakan yang tujuannya untuk mengendalikan semua kemungkinan variabel ekstra, sehingga perbedaan kelompok kemungkinan kegiatan eksperimen dilakukan terjadi hanya secara kebetulan.
    Setelah penempatan subyek ke dalam dua kelompok, hanya kelompok eksperimen yang mendapat perlakuan. Di luar perlakuan kedua kelompok diperlukan sama, tes akhir dikenakan pada kedua kelompok , kemudian skor hasil tes tersebut dibandingkan. Apabila rerata kedua kelompok berbeda secara signifikan, maka peneliti dapat merasa yakin bahwa perbedaan tersebut karena adanya perlakuan ( X ).
    Kelemahan rancangan ini hanya belum dapat mengontrol validitas internal: mortalitas, sedangkan yang lainnya dapat dikendalikan.

3. Solomon Four Group Design

            Kelompok           Tes Awal           Perlakuan              tes akhir
             (R)  Eksperimen           T-1                                X                             T-2
     (R)     Kontrol               T-1                          -                                T-2
    (R) Kontrol                 -                    X                      T-2
    (R) Kontrol                 -                    -                      T-2
    Rancangan empat kelompok solomon, penempatan subyek kedalam kelompok secara random. Dua kelompok melaksanakan tes awa, sedangkan dua kelompok tidak mengadakan tes awal. Dua kelompok yang mendapatkan perlakuan (X) satu kelompok melakukan tes awal sedangkan kelompok yang lain tidak, akan tetapi keempat kelompok tersebut mendapat tes akhir.
    Rancangan ini merupakan kombinasi Pretest-postest Control Group Design dengan Postest Only Control Group Design, tujuannya untuk menutup kelemahan dari kedua rancangan tersebut. Kombinasi kedua rancangan ini menghasilkan rancangan yang dapat mengontrol semua sumber ancaman validitas internal dan eksternal. Jalan terbaik untuk menganalisis data dengan menggunakan analisis faktor 2 x 2. Analisis faktor akan mengurangi interaksi validitas antara perlakuan dengan tes awal.

c.    Rancangan Eksperimen Kuasi
    Banyak situasi pendidikan yang tidak mungkin dapat dipecahkan dengan menggunakan rancangan eksperimen, karena alasan berbagai hal sehingga tidak mungkin mambagi kelompok dan penempatan subyek-subyek dalam kelompok secara acak. Rancangan eksperimen kuasi tidak memberikan pengontrolan secara penuh, oleh sebab itu penting sekali bagi peneliti mengetahui variabel mana yang mungkin tidak sepenuhna dapat dikendalikan dan dikontrol. Ada 3 jenis rancangan eksperimnen kuasi adalah sebagai berikut : 

1.    The Noneequivalent Control Design
               Kelompok               Tes Awal              Perlakuan             Tes akhir
               Eksperimen                               T-1                    X                 T-2
    Kontrol                    T-1                        -                             T-2
    Rancangan ini hampir sama dengan rancangan ekperimental (pretest-postest Control Group Design), perbedaannya terletak pada tidak adanya pengacakan dalam penempatan subyek ke dalam kelompok-kelompok. Walaupun penempatan subyek secara acak tidak dapat dilakukan, namun usahakan agar kedua kelompok sejauh mungkin sama. Apabila kedua kelompok memang berbeda analisis selanjutnya dengan menggunakan analisis kovarian.

2.    The Time Series Design
                       Tes Ke-                     Perlakuan                 Tes Ke-
                   T-1 T-2 T-3 T-4                              X                       T-5 T-6 T-7 T-8       
    Rancangan rangkaian waktu seperti ini adalah lebih jelas dalam memerinci rancangan One Group Pretest-Postest dengan cara kelompok berulang-ulang mendapat tes (T-1 sampai T-8) diantara pemberian perlakuan ( X ). Pengaruh perlakuan akan ditunjukan  perbedaan antar tes, yaitu dengan membandingkan skor-skor pengukuran. Analisis yang cocok untuk dipergunakan pengolahan data jenis ini adalah analisis varian.
    Kelemahan rancangan ini tidak dapat mengontrol validitas internal : sejarah dan penggunaan alat pengukuran ; serta validitas eksternal : interaksi tes awal.

3.    Counterbalanced Design


    Replikasi                        Perlakuan dan Tes
                         X-1         X-2         X-3
1        Kelompok        A. T-1        B. T-2        C. T-3
                  2        Kelompok        B. T-1             C. T-2        A. T-3
                   3            Kelompok                    C. T-1               A. T-2                B. T-3
                                             Rerata          Rerata        Rerata                  
    Dalam rancanangan ini semua kelompok ( A, B dan C ) menerima semua perlakuan ( X-1, X-2 dan X-3) tetapi dengan pelaksanaan yang berbeda, seperti digambarkan dalam bagan di atas. Rancangan ini melibatkan serangkaian replikasi, dalam setiap replikasi kelompok ditukar sehingga pada akhir eksperimen setiap kelompok telahy menerima samua jenis perlakuan.
    Kelemahan utama rancangan ini adalah kemungkinan terjadinya pengaruh pindahan ( carry over effect) dari satu perlakuan keperlakuan berikutnya, atau perlakuan tertentu mempengaruhi perlakuan yang lain. Analisis statistik  dengan menggunakan analisis varian.
Judul Penelitian Eksperimen
1.    Efektivitas program bimbingan pribadi untuk meningkatkan penalaran moral siswa
2.    Layanan bimbingan karir untuk meningkatkan kemampuan pembuatan keputusan karir
3.    Efektivitas permainan sosial dalam meningkakan kemampuan penyesuaian  sosial
4.    Program bimbingan dan konseling untuk meningkatkan kemandirian perilaku siswa dalam berwirausaha
5.    Keefektifan Bimbingan Kelompok Tugas Dengan Topik Kesehatan Reproduksi Dalam Membentuk Sikap Siswa Terhadap Pergaulan Bebas
6.    Penggunaan Media Video Dalam Pembelajaran Menulis Puisi Penerapan Strategi Mastery Learning Dalam Pembelajaran Membaca Pemahaman Novel Remaja
7.    Penggunaan Teknik Latihan Praktik Berpasangan Dalam Pembelajaran Keterampilan Berbicara Untuk Membawakan Acara
Karakteristik Penelitian Eksperimen
Danim (2002) menyebutkan beberapa karakteristik penelitian eksperimental, yaitu:
1)   Variabel-variabel penelitian dan kondisi eksperimental diatur secara tertib ketat (rigorous management), baik dengan menetapkan kontrol, memanipulasi langsung, maupun random (rambang).
2)   Adanya kelompok kontrol sebagai data dasar (base line) untuk dibandingkan dengan kelompok eksperimental.
3)    Penelitian ini memusatkan diri pada pengontrolan variansi, untuk memaksimalkan variansi variabel yang berkaitan dengan hipotesis penelitian, meminimalkan variansi variabel pengganggu yang mungkin mempengaruhi hasil eksperimen, tetapi tidak menjadi tujuan penelitian.
Di samping itu, penelitian ini meminimalkan variansi kekeliruan, termasuk kekeliruan pengukuran. Untuk itu, sebaiknya pemilihan dan penentuan subjek, serta penempatan subjek dalarn kelompok-kelompok dilakukan secara acak.
4)   Validitas internal (internal validity) mutlak diperlukan pada rancangan penelitian eksperimental, untuk mengetahui apakah manipulasi eksperimental yang dilakukan pada saat studi ini memang benar-benar menimbulkan perbedaan.
5)    Validitas eksternalnya (external validity) berkaitan dengan bagaimana kerepresentatifan penemuan penelitian dan berkaitan pula dengan penggeneralisasian pada kondisi yang sama. (6) Semua variabel penting diusahakan konstan, kecuali variabel perlakuan yang secara sengaja dimanipulasikan atau dibiarkan bervariasi.
Bentuk-bentuk Penelitian Eksperimen
        Bentuk-bentuk penelitian eksperimen dibedakan ada 2 jenis, yaitu eksperimen laboratorium dan eksperimen lapangan.

1.Penelitian Eksperimen Laboraturium

Eksperimen laboratorium adalah kajian penelitian di mana varian dari hampir semua variabel bebas yang berpengaruh yang mungkin ada, namun tidak relevan dengan masalah yang sedang diselidiki, diminimumkan. Dilakukan dengan mengasingkan penelitian itu dalam suatu situasi fisik yang terpisah dari rutinitas kehidupan harian.
kelebihan penelitian eksperimen laboratorium adalah (1) kemungkinan untuk pelaksanaan kontrol yang relatif sempurna, (2) dapat menggunakan pembagian acak dan dapat pula memanipulasi satu atau beberapa variabel bebas, (3) tingkat ketelitian (presisi) hasil penelitian yang umumnya tinggi (asalkan prosedurnya tepat).
Kelemahan penelitian eksperimen laboratorium adalah (1) kurangnya kekuatan variabel bebas menyebabkan efek dari manipulasi eksperimental biasanya lemah, (2) kesemuan (keartifisialan) situasi penelitian eksperimen.

2. Penelitian Eksperimen Lapangan
Penelitian eksperimen lapangan adalah kajian penelitian dalam suatu situasi nyata (riel) dengan memanipulasikan satu atau lebih variabel bebas dalam kondisi yang dikontrol dengan cermat oleh pembuat eksperimen sejauh memungkinkan.
Kelebihan Penelitian eksperimen lapangan adalah (1) bersifat realistik dan variabelnya mempunyai efek yang lebih besar daripada efek variabel dalam penelitian eksperimen laboratorium, (2) sesuai untuk mengkaji pengaruh, proses, dan perubahan sosial serta psikologis (termasuk komunikasi) yang kompleks, dalam situasi yang mirip kenyataan kehidupan, (3) sesuai untuk menguji teori maupun untuk mendapatkan jawab terhadap pertanyaan-pertanyaan praktis.

Kelemahan penelitian eksperimen laboratorium adalah (1) lingkungan yang sulit atau tidak terkontrol, (2) desain yang kurang ideal, (3) kurang (atau rendahnya) presisi atau ketepatan hasil penelitian.
Cara Dan Prosedur Penelitian Eksperimen
    Secara singkat dan sederhana, prosedur metode penelitian eksperimen melipiti delapan tahap sebagai berikut ( Basuki, 2006: 117-118) :
1.    Mengenali masalah
2.    Mengidentifikasi dan memberi batasan masalah
3.    Merumuskan hipotesis masalah, membuat definisi istilah penting dan variabel
4.    Memilih variabel eksperimen
5.    Membuat rancana eksperimen sebagai berikut.
Mengenali semua variabel noneksperimen dan metode kontrol
    Memilih subyek yang mewakili populasi dan menentukan kelompok eksperimen dan kelompok kendali
    Memilih dan menyahihkan instrumen untuk mengukur kinerja
    Membuat prosedur pengumpulan dan analisis data
    Menentukan dan menyahihkan sifat eksperimen
    Menentukan kajian eksperimen ( pilot studies ) untuk memeriksa prosedur
    Menyatakan hipotesis statistik dan hipotesis nol.
6.    Melakukan eksperimen, mencakup langkah-langkah berikut.
    Mencatat hasil pra-uji terhap kelompok eksperimen dan kendali
    Mencatat hasil eksperimen terhadaap kelompok eksperimen
    Mencatat hasil Pasca-uji kelompok eksperimen dan kendali
7.    Mengurangi data mentah untuk memungkinkan kajian terhadap efek eksperimen yang diduga ada
8.    Menguji signifikansi.




Daftar Pustaka

Dwiyogo, D, Wasis dan Karwono.1992. Metode Eksperimen dalam Penelitian Pendidikan. Malang: IPTPI   Cabang Malang Program Pasca Sarjana Malang.
http://ilmumetodepenelitian.blogspot.com/2009/03/metode-penelitian-
komunikasi-bag-2.html
Prastowo, Andi. 2010. Memahami Metode-Metode Penelitian. Yogyakarta: Ar-Ruzz  Media.
Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.

No comments:

Post a Comment