Selamat Datang dan Semoga Bermanfaat,SILAHKAN ISI BUKU TAMU DAHULU YA,,, Blog Ini Untuk Menambah Wawasan Bimbingan Dan Konseling Lalu Motivasi Diri, Serta Mohon Komentar Agar Selalu Baik Dalam Menampilkanya. Email jatirinkriatmaja04@gmail.com atau 085220363757

Wednesday 4 January 2017

Perkembangan Kepribadian Carl Gustav Jung



Perkembangan kepribadian menurut pandangan Carl Gustav Jung lebih lengkap dibandingkan dengan Freud. Jung beranggapan bahwa semua peristiwa disebabkan oleh sesuatu yang terjadi di masa lalu (mekanistik) dan kejadian sekarang ditentukan oleh tujuan (purpose). 
Prinsip mekanistik akan membuat manusia menjadi sengsara karena terpenjara oleh masa lalu. Manusia tidak bebas menentukan tujuan atau membuat rencana karena masa lalu tidak dapat diubah. Sebaliknya, prinsip purposif memubat orang mempunyai perasan penuh harapan, ada sesuatu yang membuat orang berjuang dan bekerja. 
Dari keduanya dapat diambil sisi positifnya, kegagalan di masa lalu bukan dijadikan beban tapi dijadikan pengalaman yang kemudian digunakan sebagai stimuli untuk belajar lebih baik dari kegagalan tersebut. Terlepas dari kegagalan seseorang harus memiliki angan, impian dan harapan, hal inilah yang kemudian mengarahkan pada tujuan yang akan diraih di masa mendatang. Tahap-tahap perkembangan menurut Jung terdiri atas 4 tahap. Hal tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:

1.      Masa Kanak-kanak
Subtahapan masa kanak-kanak:
a.       Fase Anarkis (0 sampai 6 tahun), mempunyai ciri-ciri kesadaran yang khaos dan sporadif. Pengalaman fase anarkis kadang masuk kedalam kesadaran sebagai gambaran primitif dan tidak dapat diungkapkan verbal secara akurat.
b.      Fase Monarkis (6 sampai 8 tahun), memiliki ciri-ciri perkembangan ego  dan oleh permulaan pemikiran logis dan verbal. Anak mulai melihat dirinya secara objektif dan menyebut diri mereka sebagai orang ketiga. Meskipun ego dipahami sebagai sebuah objek namun anak belum menyadari dirinya sebagai aktor yang memahami.
c.       Fase Dualistik (8 sampai 12 tahun), cirinya yaitu ego yang mulai muncul terbagi menjadi subjektif dan objektif. Anak mulai menyebut dirinya dengan kata ganti orang pertama, dan menyadari bahwa ia berbeda dengan orang lain.
2.      Masa Muda
Masa muda mempunyai periode yaitu mulai dari pubertas sampai paruh baya. Jung berpendapat bahwa masa muda merupakan sebuah periode dimana seseorang seharusnya meningkatkan  aktivitas, mengalami kematangan seksual, dan dapat menempatkan diri di lingkungannya. Kesulitan pada fase ini adalah dalam mengurangi kecenderungan alamiah untuk mengandalkan kesadaran sempit kanak-kanak agar terhindar dari masalah yang terus mengganggu seumur hidup. Terkadang seseorang mengalami suatu keadaan dimana ia merasa bahwa ia ingin kembali ke masa lalu saat masalah tidak datang menghampirinya, ini disebut prinsip konservatif.
3.      Paruh Baya
Carl Gustav Jung mengatakan bahwa masa paruh baya adalah seseorang yang berumur sekitar 35 sampai 40 tahun. Jika orang paruh baya mempertahankan moral dan nilai sosial hidup mereka yang sebelumnya maka ia akan sulit dalam mempertahankan daya tarik fisik dan ketangkasan mereka. Orang yang menjalani masa muda mereka tanpa nilai kanak-kanak ataupun nilai masa muda akan siap menghadapi dan mengembangkan kehidupan pada masa paruh baya. Mereka sanggup menyerahkan tujuan ekstraversi masa muda  dan bergerak kearah perluasan kesadaran secara introversi.
4.      Usia Senja
Pada tahap ini manusia mengalami penyusutan kesadaran, mereka cenderung merasa takut akan kematian. Pada tahap ini menggunakan interpretasi mimpi, mimpi orang-orang tua biasanya dipenuhi simbol kelahiran kembali, seperti perjalanan panjang atau perubahan dalam lokasi. Simbol yang muncul pada mimpi tersebut digunakan oleh Jung untuk menentukan sikap bawah sadar terhadap kematian.
5.      Realisasi Diri
Realisasi diri (individuasi) atau kelahiran kembali secara psikologis adalah proses untuk menjadi seorang individu atau pribadi seutuhnya. Realisasi diri menginterpretasikan kutub-kutub yang berlawanan pada individu yang homogen yang dipelajari pada psikologi analitik. Orang yang telah melalui proses menjadi diri sendiri, sudah mencapai realisasi diri, mengurangi persona, mengetahui anima dan animusnya, serta mampu menyeimbangkan introversi dan ekstraversi.
Menguasai alam bawah sadar adalah proses yang sangat sulit terutama dalam menghadapi shadow untuk menerima sifat-sifat pada dirinya. Proses ini tidak akan bisa sempurna apabila seseorang masih mengedepankan ego  yang dominan terhadap kepribadiannya. Orang yang berhasil sampai pada tahap realisasi diri tidak didominasi oleh proses bawah sadar atau ego alam sadarnya, namun ia sudah bisa menyeimbangkan semua aspek kepribadian dalam dirinya.
Manusia yang berhasil memasuki tahap ini sanggup mengembangkan dunia eksternal maupun internal. Mereka dapat menyambut gambaran-gambaran bawah sadar mereka tersebut ketika muncul dalam mimpi dan refleksi introspektif mereka.
Carl Gustav Jung menyatakan bahwa manusia selalu maju atau mengejar kemajuan, dari taraf perkembangan yang kurang sempurna ke taraf yang lebih sempurna. Manusia juga selalu berusaha mencapai taraf diferensiasi yang lebih tinggi. 
a.       Tujuan perkembangan : aktualisasi diri
Menurut Jung, tujuan perkembangan kepribadian adalah aktuali-sasi diri, yaitu diferensiasi sempurna dan saling hubungan yang selaras antara seluruh aspek kepribadian.
b.      Jalan perkembangan
Progresi dan regresi Dalam prose perkembangan kepribadian dapat terjadi gerak maju (progresi) atau gerak mundur (regresi). Progresi adalah terjadinya penyesuaian diri secara memuaskan oleh aku sadar baik terhadap tuntutan dunia luar mapun kebutuhan-kebutuhan alam tak sadar. Apabila progesi terganggu oleh sesuatu sehingga libido terha-langi untuk digunakan secara progresi maka libido membuat regresi, kembali ke fase yang telah dilewati atau masuk ke alam tak sadar.  
c.       Proses individuasi
Untuk mencapai kepribadian yang sehat dan terintegrasi secara kuat maka setiap aspek kepribadian harus mencapai taraf diferensiasi dan perkembangan yang optimal. Proses untuk sampai ke arah tersebut oleh Jung dinamakan proses individuasi atau proses penemuan diri.
Tahap Perkembangan Kepribadian Jung Tahap perkembangan kepribadian Jung terdiri dari 4 tahap, yaitu childhood, youth dan young adulthood, middle age dan old age. Pada tahap kedua menekankan akan adaptasi terhadap kehidupan social dan ekonomi. Jung memperlihatkan ketertarikannya pada tahap perkembangan kepribadian ketiga yaitu middle age, karena disini terdapat proses yang penting dari puncak dari individuation dan orang mulai merubah kepedulian terhadap materi menjadi kepedulian spiritual.
Daftar Referensi
Jess Feist, Gregory J. Feist (2008).Theories of Personality (yudi Santoso, Penrj.) yogyakarta : PT. Pustaka Pelajar
Chaplin, J.P (2001). Kamus Lengkap Psikologi (Kartini Kartono, penrj.). Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada.
Hall, C. S.&G. Lindzey. (1985). Introduction to Theories Personality. New York: Jhon Willey&Son.
Pervin, L. A.&O.P. John. (2000). Personality: Theory and Research. 8th ed. New York : John Willey&Son.
 

No comments:

Post a Comment