Penelitian Korelasional
Penelitian korelasional merupakan
penelitian yang paling banyak digunakan dan telah memberikan sumbangan
yang sangat berarti bagi perkembangan pengetahuan di bidang pendidikan
(Cornell dalam Hadjar, 1999:277). Dalam penelitian jenis ini, peneliti
berusaha menghubungkan suatu variabel dengan variabel yang lain untuk
memahami suatu fenomena dengan cara menentukan tingkat atau derajat
hubungan di antara variabel-variabel tersebut. Tingkat hubungan tersebut
ditunjukkan oleh nilai koefisien korelasi yang berfungsi sebagai alat
untuk membandingkan variabilitas hasil pengukuran terhadap
variabel-variabel tersebut. Pengetahuan tentang tingkat hubungan
tersebut diharapkan dapat menambah pemahaman tentang faktor-faktor dalam
karakteristik yang kompleks dari suatu fenomena seperti prestasi
belajar.
Pengertian Penelitian Korelasional
Penelitian korelasi adalah suatu penelitian yang melibatkan tindakan pengumpulan data guna menentukan, apakah ada hubungan dan tingkat hubungan antara dua variabel atau lebih. Adanya hubungan dan tingkat variabel ini penting, karena dengan mengetahui tingkat hubungan yang ada, peneliti akan dapat mengembangkannya sesuai dengan tujuan penelitian.
Menurut Gay dalam Sukardi (2008:166)
menyatakan bahwa; penelitian korelasi merupakan salah satu bagian
penelitian ex-postfacto karena biasanya peneliti tidak memanipulasi
keadaan variabel yang ada dan langsung mencari keberadaan hubungan dan
tingkat hubungan variabel yang direfleksikan dalam koefisien korelasi.
Walaupun demikian ada peneliti lain seperti di antaranya Nazir dalam
Sukardi (2008:166); mengelompokkan penelitian korelasi ke dalam
penelitian deskripsi, karena penelitian tersebut juga berusaha
menggambarkan kondisi yang sudah terjadi. Dalam penelitian ini, peneliti
berusaha menggambarkan kondisi sekarang dalam konteks kuantitatif yang
direfleksikan dalam variabel.
Penelitian korelasi mempunyai tiga
karakteristik penting untuk para peneliti yang hendak menggunakannya.
Tiga karakteristik tersebut, adalah:
- Penelitian korelasi tepat jika variabel kompleks dan peneliti tidak mungkin melakukan manipulasi dan mengontrol variabel seperti dalam penelitian eksperimen.
- Memungkinkan variabel diukur secara intensif dalam setting (lingkungan) nyata.
- Memungkinkan peneliti mendapatkan derajat asosiasi yang signifikan.
Tujuan Penelitian Korelasional
Tujuan penelitian korelasional menurut Suryabrata (1994:24) adalah untuk mendeteksi sejauh mana variasi-variasi pada suatu faktor berkaitan dengan variasi-variasi pada satu atau lebih faktor lain berdasarkan pada koefisien korelasi. Sedangkan menurut Gay dalam Emzir (2007:38); Tujuan penelitian korelasional adalah untuk menentukan hubungan antara variabel, atau untuk menggunakan hubungan tersebut untuk membuat prediksi.
Studi hubungan biasanya menyelidiki
sejumlah variabel yang dipercaya berhubungan dengan suatu variabel
mayor, seperti hasil belajar variabel yang ternyata tidak mempunyai
hubungan yang tinggi dieliminasi dari perhatian selanjutnya.
Ciri-ciri Penelitian Korelasional
- Penelitian macam ini cocok dilakukan bila variabel-variabel yang diteliti rumit dan/atau tak dapat diteliti dengan metode eksperimental atau tak dapat dimanipulasi.
- Studi macam ini memungkinkan pengukuran beberapa variabel dan saling hubungannya secara serentak dalam keadaan realistiknya.
- Output dari penelitian ini adalah taraf atau tinggi-rendahnya saling hubungan dan bukan ada atau tidak adanya saling hubungan tersebut.
- Dapat digunakan untuk meramalkan variabel tertentu berdasarkan variabel bebas.
- Penelitian korelasional, mengandung kelemahan-kelemahan, antara lain: Hasilnya cuma mengidentifikasi apa sejalan dengan apa, tidak mesti menunjukkan saling hubungan yang bersifat kausal; Jika dibandingkan dengan penelitian eksperimental, penelitian korelasional itu kurang tertib- ketat, karena kurang melakukan kontrol terhadap variabel-variabel bebas; Pola saling hubungan itu sering tak menentu dan kabur; ering merangsang penggunaannya sebagai semacam short-gun approach, yaitu memasukkan berbagai data tanpa pilih-pilih dan menggunakan setiap interpretasi yang berguna atau bermakna.
- Penelitian korelasional juga mengandung kelebihan-kelebihan, antara lain: kemampuannya untuk menyelidiki hubungan antara beberapa variabel secara bersama-sama (simultan); dan Penelitian korelasional juga dapat memberikan informasi tentang derajat (kekuatan) hubungan antara variabel-variabel yang diteliti.
Langkah-Langkah Pokok
• Definisikan masalah
• Lakukan telaah pustaka
• Rancang cara pendekatannya
• Kumpulkan data
• Analisis data dan buat interpretasinya
• Susun laporan
Macam Penelitian Korelasional
Penelitian Hubungan
Penelitian hubungan, relasional, atau
korelasi sederhana (seringkali hanya disebut korelasi saja) digunakan
untuk menyelidiki hubungan antara hasil pengukuran terhadap dua variabel
yang berbeda dalam waktu yang bersamaan. Penelitian ini bertujuan untuk
menentukan tingkat atau derajat hubungan antara sepasang variabel
(bivariat).
Lebih lanjut, penelitian jenis ini
seringkali menjadi bagian dari penelitian lain, yang dilakukan sebgai
awal untuk proses penelitian lain yang kompleks. Misalnya, dalam
penelitian korelasi multivariat yang meneliti hubungan beberapa variabel
secara simultan pada umumnya selalu diawali dengan penelitian hbungan
sederhana untuk melihat bagaimana masing-masing variabel tersebut
berhubungan satu sama lain secara berpasangan.
Dalam penelitian korelasi sederhana ini
hubungan antar variabel tersebut ditunjukkan oleh nilai koefisien
korelasi, suatu alat statistik yang digunakan untuk membantu peneliti
dalam memahami tingkat hubungan tersebut. Nilai koefisien tersebut,
bervariasi dari -1,00 sampai +1,00 diperoleh dengan menggunakan teknik
statistik tertentu sesuai dengan karakter dari data masing-masing
variabel.
Pada dasarnya, desain penelitian hubungan
ini cukup sederhana, yakni hanya dengan mengumpulkan skor dua variabel
dari kelompok subjek yang sama dan kemudian menghitung koefisien
korelasinya. Oleh karena itu, dalam melakukan penelitian ini,
pertama-tama peneliti menentukan sepasang variabel yang akan diselidiki
tingkat hubungannya. Pemilihan kedua variabel tersebut harus didasarkan
pada teori, asumsi, hasil penelitian yang mendahului, atau pengalaman
bahwa keduanya sangat mungkin berhubungan.
Penelitian Prediktif
Dalam pelaksanaan di bidang pendidikan,
banyak situasi yang menghendaki dilakukannya prediksi atau peramalan.
Pada awal tahun ajaran baru, misalnya, setiap sekolah karena
keterbatasan fasilitas, seringkali harus menyeleksi para pendaftar yang
akan diterima menjadi calon siswa baru.
Penelitian korelasi jenis ini memfokuskan
pada pengukuran terhadap satu variabel atau lebih yang dapat dipakai
untuk memprediksi atau meramal kejadian di masa yang akan datang atau
variabel lain (Borg & Gall dalam Hadjar; 1999:285). Penelitian ini
sebagaimana penelitian relasional, melibatkan penghitungan korelasi
antara suatu pola tingkah laku yang kompleks, yakni variabel yang
menjadi sasaran prediksi atau yang diramalkan kejadiannya (disebut
kriteria), dan variabel lain yang diperkirakan berhubungan dengan
kriteria, yakni variabel yang dipakai untuk memprediksi (disebut
prediktor). Teknik yang digunakan untuk mengetahui tingkat prediksi
antara kedua variabel tersebut adalah teknik analisis regresi yang
menghasilkan nilai koefisien regresi, yang dilambangkan dengan R.
Perbedaan yang uama antara penelitian
relasional dan penelitian jenis in terletak pada asumsi yang mendasari
hubungan antar variabel yang diteliti. Dalam penelitian relasional,
peneliti berasumsi bahwa hubungan an tar kedua variabel terjadi secara
dua arah atau dengan kata lain, ia hanya ingi menyelidiki apakah kedua
variabel mempunyai hbungan, tanpa mempunyai anggapan bahwa variabel yang
muncul lebih awal dari yang lain. Oleh karena itu, kedua variabel
biasanya diukur dalam waktu yang bersamaan. Sedang dalam penelitian
prediktif, di samping ingin menyelidiki hubungan antara dua variabel,
peneliti juga mempunyai anggapan bahwa salah satu variabel muncul lebh
dahulu dari yang lain, atau hubungan satu arah. Oleh karena itu, tidak
seperti penelitian relasional, kedua variabel diukur dalkam waktu yang
berurutan, yakni variabel prediktor diukur sebelum variabel kriteria
terjadi, dan tidak dapat sebaliknya.
Korelasi Multivariat
Teknik untuk mengukur dan menyelidiki
tingkat hubungan antara kombinasi dari tiga variabel atau lebih disebut
teknik korelasi multivariat. Ada beberapa teknik yang dapat digunakan,
dua diantaranya yang akan dibahas di sini adalah: regresi ganda atau multiple regresion dan korelasi kanonik.
Regresi ganda. Memprediksi suatu
fenomena yang kompleks hanya dengan menggunakan stu faktor (variabel
prediktor) seringkali hanya memberikan hasilyang kurang akurat. Dalam
banyak hal, semakin banyak informasi yang diperoleh semakin akurat
prediksi yang dapat dibuat (Mc Millan & Schumaker dalam Hadjar;
1999:288), yakni dengan menggunakan kombinasi dua atau lebih variabel
prediktor, prediksi terhadap variabel kriteria akan lebih akurat
dibanding dengan hanyamenggunakan masing-masing variabel prediktorsecara
sendiri-sendiri. Dengan demikian, penambahan jumlah prediktor akan
meningkatkan akurasi prediksi kriteria.
Korelasi kanonik. Padadasrnya teknik ini
sama dengan regresi ganda, dimana beberapa variabel dikombinasikan untuk
memprediksi variabel kriteria. Akan tetapi,tidak seperti regresi ganda
yang hanya melibatkan satu variabel kriteria, korelasi kanonik
melibatkan lebih dari satu variabel kriteria. Korelasi ini berguna untuk
menjawab pertanyaan, bagaimana serangkaian variabel prediktor
memprediksi serangkai variabel kriteria?. Dengan demikian, korelasi
kanonik ini dapatdianggap sebagai perluasan dari regresi ganda,dan
sebaliknya, regresi berganda dapat dianggap sebagai bagian dari korelasi
kanonik (Pedhazur dalam Hadjar; 1999:289).
Seringkali korelasi ini digunakan dalam
penelitian eksplorasi yang bertujuan untuk meentukan apakah sejumlah
variabel.mempunyai hubungan satu sama lain yang serupa atau berbeda.
Desain Dasar Penelitian Korelasional
Pada dasarnya penelitian korelasioanal,
baik relasional, prediktif, maupun multivariat, melibatkan perhitungan
korelasii antara variabel yang kompleks (variabel kriteria)
dengan variabel lain yang dianggap mempuyai hubungan (variabel
prediktor). Untuk menguji hubungan tersebut, desain atau langkah-langkah
yag ditempuh untuk penelitian relasional dan prediksi sama meskipun
detail masing-masing langkah untuk keduanya berbeda, terutama dalam
pengumpulan dan analsis data. Langkah-langkah tesebut, yang paling
pokok, adalah: penentuan masalah, penentuan subjek, pengumpulan data,
dan analisis data.
Penentuan masalah
Sebagaimana dalam setiap penelitian,
langkah awal yang harus dilakukan peneliti adalahmenentukan masalah
penelitian yang akan menjadi fokus studinya. Dalam penelitian
korelasional, masalah yang dipilih harus mempunyai nilai yang berarti
dalam pola perilaku fenomena yang kompleks yang memrlukan pemahaman.
Disamping itu, variabel yang dimasukkan dalam penelitian harus
didasarkan pada pertimbangan, baik secara teoritis maupun nalar, bahwa
variabel tersebut mempunyai hubungan tertentu. Hal ini biasanya dapat
diperoleh berdasarkan hasil penelitian yang terdahulu atau terdahulu.
Penentuan subyek
Subyek yang dilibatkan dalam penelitian
ini harus dapat diukur dalam variabel-variabel yang menjadi fokus
penelitian. Subyek tersebut harus relatif homogen dalam faktor-faktor di
luar variabel yang diteliti yang mungkin dapat mempengaruhi variabel
terikat. Bila subyek yang dilibatkan mempunyai perbedaan yang berarti
dalam faktor-faktor tersebut, korelasi antar variabel yang diteliti
menjadi kabur.
Untuk mengurangi heterogenitas tersebut,
peneliti dapat mengklasifikasikan subyek menjadi beberapa kelompok
berdasarkan tingkat faktor tertentu dan, kemudian menguji hubungan antar
variabel penelitian untuk masing-masing kelompok.
Pengumpulan data
Berbagai jenis instrumen dapat digunakan
untuk mengukur dan mengumpulkan data masing-masing variabel, seperti
angket, tes, pedoman interview dan pedoman observasi, tentunya
disesuaikan dengan kebutuhan. Data yang dikumpulkan dengan
instrumen-instrumen tersebut harus dalam bentuk angka. Dalam penelitian
relasional, pengukuran variabel dapat dilakukan dalam waktu yang relatif
sama. Sedang dalam penelitian prediktif, variabel prediktor harus
diukur selang beberapa waktu sebelum variabel kriteri terjadi. Jika
tidak demikian, maka prediksi terhadap kriteria tersebut tidak ada
artinya.
Analisis data
Pada dasarnya, analisis dalam penelitian
korelasional dilakukan dengan cara mengkorelasikan hasil pengukuran
suatu variabel dengan hasil pengukuran variabel lain. Dalam penelitian
relasional, teknik korelasi bivariat, sesuai dengan jenis datanya,
digunakan untuk menghitung tingkat hubungan antara vaiabel yang satu
dngan yang lain. Sedang dalam penelitian prediktif, teknik yang
digunakan adalah analisis regresi untuk mengetahui tingkat kemampuan
prediktif variabel prediktor terhadap variabel kriteria. Namun demikian,
dapat pula digunakan analisis korelasi biasa bila hanya melibatkan dua
variabel. Bila melibatkan lebih dari dua variabel, misalnya untuk
menentukan apakah dua variabel prediktor atau lebih dapat digunakan
untuk memprediksi variabel kriteria lebih baik daripada bila digunakan
secara sendiri-sendiri, teknik analisis regresi ganda, multiple
regresion atau analisis kanonik dapat digunakan. Hasil analisis tersebut
biasanya dilaporkan dalam bentuk nilai koefisien korelasi atau
koefisien regresi serta tingkat signifikansinya, disamping proporsi
variansi yang disumbangkan oleh variabel bebas terhadap variabel
terikat.
Rancangan penelitian korelasional
Penelitian korelasional mempunyai berbagai jenis rancangan, yaitu:
Korelasi Bivariat
Rancangan penelitian korelasi bivariat
adalah suatu rancangan penelitian yang bertujuan untuk mendeskripsikan
hubungan antara dua variabel. Hubungan antara dua variabel diukur.
Hubungan tersebut mempunyai tingkatan dan arah.
Tingkat hubungan (bagaimana kuatnya
hubungan) biasanya diungkapkan dalam angka antar -1,00 dan +1,00, yang
dinamakan foefisien korelasi. Korelasi zero (0) mengindikasikan tidak
ada hubungan. Koefisien korelasi yang bergerak ke arah -1,00 atau +1,00,
merupakan korelasi sempurna pada kedua ekstrem.
Arah hubungan diindikasikan olh simbol
“-“ dan “+”. Suatu korelasi negatif berarti bahwa semakin tinggi skor
pada suatu variabel, semakin rendah pula skor pada variabel lain atau
sebaliknya. Korelasi positif mengindikasikan bahwa semakin tinggi skor
pada suatu variabel, semakin tinggi pula skor pada variabel lain atau
sebaliknya.
Regresi dan Prediksi
Jika terdapat korelasi antara dua
variabel dan kita mengetahui skor pada salah satu variabel, skor pada
variabel kedua dapat diprediksikan. Regresi merujuk pada seberapa baik
kita dapat membuat prediksi ini. Sebagaimana pendekatan koefisien
korelasi baik -1,00 maupun +1,00, prediksi kita dapat lebih baik.
Regresi Jamak (Multiple Regresion)
Regresi jamak merupakan perluasan regresi
dan prediksi sederhana dengan penambahan beberapa variabel. Kombinasi
beberapa variabel ini memberikan lebih banyak kekuatan kepada kita untuk
membuat prediksi yang akurat. Apa yang kita prediksikan disebut
variabel kriteria (criterion variable). Apa yang kita gunakan untuk membuat prediksi, variabel-variabel yang sudah diketahui disebut variabel prediktor (predictor variables).
Analisis Faktor
Prosedur statistik ini mengidentifikasi
pola variabel yang ada. Sejumlah besar variabel dikorelasikan dan
terdapatnya antarkorelasi yang tinggi mengindikasikan suatu faktor
penting yang umum.
Rancangan korelasional yang digunakan untuk menarik kesimpulan kausal
Terdapat dua rancangan yang dapat
digunakan untuk membuat pernyataan-pernyataan tentang sebab dan akibat
menggunakan metode korelasional. Rancangan tersebut adalah rancangan
analisis jalur (path analysis design) dan rancangan panel lintas-akhir (cross-lagged panel design).
Analisis jalur digunakan untuk menentukan
mana dari sejumlah jalur yang menghubungkan satu variabel dengan
variabel lainnya. Sedangkan desain panel lintas akhir mengukur dua
variabel pada dua titik sekaligus.
Analisis sistem (System Analysis)
Desain ini meibatkan penggunaan prosedur
matematik yang kompleks/rumit untuk menentukan proses dinamik, seperti
perubahan sepanjang waktu, jerat umpan balik serta unsur dan aliran
hubungan.
Kesalahan dalam Penelitian Korelasional
Kesalahan-kesalahan yang kadang-kadang dilakukan oleh peneliti dalam penelitian korelasional adalah sebagai berikut:
• Peneliti berasumsi bahwa korelasi merupakan bukti sebab akibat
• Peneliti bertumpu pada pendekatan sekali tembak (shotgun approach)
• Peneliti memilih statistik yang salah
- Peneliti menggunakan analisis bivariat ketika multivariat yang lebih tepat
- Peneliti tidak melakukan studi vasilitas silang
- Peneliti menggunakan analisis jalur tanpa peninjauan asumsi-asumsi (teori)
- Peneliti gagal menentukan suatu variabel kausal penting dalam perencanaan suatu analisis jalur
- Peneliti salah tafsir terhadapsignifikansi praktis atau statistik dalam suatu studi.
DAFTAR PUSTAKA
Emzir, 2007. Metodologi Penelitian Pendidikan Kuantitatif dan Kualitatif. Jakarta : Raja Grafindo Persada.
Hadjar, Ibnu, 1999. Dasar-dasar Metodologi Penelitian Kuantitatif dalam pendidikan. Jakarta : Raja Grafindo Persada
Sukardi, 2008. Metodologi Penelitian Pendidikan Kompetensi dan Prakteknya. Jakarta: Bumi Aksara.
Suryabrata, Sumadi,1994. Metodologi Penelitian. Jakarta: Raja Grafindo Persada
No comments:
Post a Comment