A.
BIOGRAFI ERICH FROMM
Erich Fromm
lahir di Frankfurt, Jerman pada tanggal 23 Maret 1900. Ia belajar psikologi dan
sosiologi di University Heidelberg, Frankfurt, dan Munich. Setelah memperoleh gelar
Ph.D dari Heidelberg tahun 1922, ia belajar psikoanalisis di Munich dan pada
Institut psikoanalisis Berlin yang terkenal waktu itu. Tahun 1933 ia pindah ke
Amerika Serikat dan mengajar di Institut psikoanalisis Chicago dan melakukan
praktik privat di New York City. Ia pernah mengajar pada sejumlah universitas
dan institut di negara ini dan di Meksiko. Terakhir, Fromm tinggal di Swiss dan
meninggal di Muralto, Swiss pada tanggal 18 Maret 1980.
Fromm sangat
dipengaruhi oleh tulisan-tulisan Karl Marx, terutama oleh karyanya yang
pertama, The economic philosophical manuscripts yang ditulis pada tahun 1944.
Tema dasar ulisan Fromm adalah orang yang merasa kesepian dan terisolasi karena
ia dipisahkan dri alam dan orang-orang lain. Kedaan isolasi ini tidak ditemukan
dalam semua spesies binatang, itu adalah situasi khas manusia. Berikut ini kita
akan mengulas lebih dalam mengenai teori-teori Fromm.
Fromm kemudian melanjutkan pendidikannya di bidang
psikologi dan sosiologi di Universitas Heidelberg, Frankfurt dan Munich.
Setelah mendapat gelar Ph.D dari Heidelberg tahun 1922, ia belajar
psikoanalisis di Munich dan pada Institut Psikoanalisis Berlin yang terkenal.
Ia pergi ke Amerika Serikat pada tahun 1933 sebagai lector di Institut
Psikoanalisis Chicago kemudian ia melakukan praktik privat di New York City. Ia
pernah mengajar di sejumlah universitas dan institute di New York dan Meksiko.
Kemudian Fromm tinggal di Swiss. Buku-bukunya mendapat perhatian luar biasa, tidak hanya oleh
ahli-ahli di bidang psikologi, sosiologi,
filsafat, dan agama tetapi juga oleh masyarakat umum.
Fromm sangat dipengaruhi oleh tulisan-tulisan Karl Marx, terutama pada
karya-karyanya yang pertama, The economic and philosophical manuscripts
yang ditulis pada tahun 1844. Karya Karl Marx ini yang diterjemahkan dalam
bahasa Inggris oleh T. B. Bottormore termuat dalam Marx’s concept of man karangan Fromm (1961). Dalam Beyond the chain of illusion (1962),
Fromm membandingkan ide-ide Freud dan Marx, menyelidiki kontradiksi-kontradiksinya dan mencoba
melakukan sintesis. Meskipun Fromm dapat disebut sebagai seorang teoritikus
kepribadian Marxian, namun ia sendiri lebih suka disebut “humanis dialektik’.
Tema dasar dari semua tulisan Fromm adalah mengenai orang-orang yang merasa kesepian dan
terasing karena dipisahkan dari alam dan manusia lainnya.
Setelah bertahun-tahun Fromm mengabdikan dirinya untuk psikoanalisa dan
psikologi sosial, akhirnya Erch Fromm memilih untuk tinggal dan beristirahat
di Locarno, Switzerland pada tahun 1976.
Lalu pada tanggal 18 Maret 1980, Fromm meninggal akibat serangan jantung di
Muraito, Switzerland.
B.
PRINSIP-PRINSIP TEORI ERICH FROMM
Asumsi Fromm yang paling mendasar adalah bahwa kepribadian individu
dapat dipahami hanya dalam sejarah manusia. Diskusi tentang situasi manusia
mengenai kepribadian dan psikologi harus didasarkan pada konsep filosofi
antropologi eksistensi (keberadaan) manusia (Fromm, 1947, MS 45). Lebih
daripada teori kepribadian lainnya, Erich Fromm juga menekankan pada perbedaan
antara manusia dan binatang lain. Manusia bersandar pada pengalaman unik di
alam kehidupannya serta dapat tunduk pada semua hukum dan secara bersamaan
melampaui alam’ (Fromm, 1992, ms. 24). Dia percaya bahwa manusia sadar diri
akan keberadaan mereka.
Fromm mengambil sikap yang tengah mengenai sadar versus motivasi
bawah sadar, lebih menekankan sedikit kepada motivasi sadar dan bersaing karena
salah satu ciri-ciri unik manusia adalah kesadaran diri. Manusia itu bukan
hewan karena dapat beralasan, membayangkan masa depan, dan sadar berusaha untuk
menuju tujuan hidup. Fromm menegaskan, bagaimanapun, bahwa kesadaran diri
adalah berkat campuran dari banyaknya orang yang menindas mereka demi karakter
dasar untuk menghindari kecemasan. Pada masalah sosial, Fromm berpendapat bahwa
manusia lebih banyak memperoleh dampak dari sejarah, budaya, dan masyarakat
daripada biologi. Meskipun dia bersikeras bahwa sifat manusia sangat ditentukan
oleh sejarah dan budaya , tetapi ia tetap tidak mengabaikan faktor biologis,
karena bagaimanapun manusia adalah makhluk yang berasal dari alam semesta. Dia
percaya bahwa meskipun sejarah dan budaya menimpa berat pada kepribadian
manusia, namun manusia tetap dapat mempertahankan beberapa derajat keunikannya.
Manusia satu spesies berbagi banyak kebutuhan dengan manusia yang lain, tetapi
pengalaman diri sendiri dalam seluruh kehidupan manusialah yang dapat memberi
mereka beberapa ukuran keunikan yang berbeda-beda.
Tema dasar dari dasar semua tulisan Fromm adalah individu yang
merasa kesepian dan terisolir karena ia dipisahkan dari alam dan orang-orang
lain. Keadaan isolasi ini tidak ditemukan dalam semua spesies binatang, itu
adalah situasi khas manusia. Dalam bukunya Escape from Freedom (1941), ia
mengembangkan tesis bahwa manusia menjadi semakin bebas dari abad ke abad, maka
mereka juga makin merasa kesepian (being lonely). Jadi, kebebasan menjadi
keadaan yang negatif dari mana manusia melarikan diri. Dan jawaban dari
kebebasan yang pertama adalah semangat cinta dan kerjasama yang menghasilkan
manusia yang mengembangkan masyarakat yang lebih baik, yang kedua adalah
manusia merasa aman dengan tunduk pada penguasa yang kemudian dapat
menyesuaikan diri dengan masyarakat.
C.
KEBUTUHAN-KEBUTUHAN MANUSIA
Sebagai hewan manusia terdorong oleh kebutuhan-kebutuhan
fisiologis, seperti rasa lapar, seks, dan keamanan. Akan tetapi, mereka tidak
akan pernah menyelesaikan dilema mereka sebagai manusia dengan memenuhi
kebutuhan-kebutuhan hewani ini. Hanya kebutuhan manusia khusus yang bisa
menolong manusia menuju ikatan kembali dengan dunia alam.
Erich Fromm
mengidentifikasi kebutuhan manusia itu berasal dari kondisi keadaannya, yang
meliputi:
- Keterhubungan versus narcissisme
- Transenden-creativitas versus penghancuran
- Kekeluargaan versus non kekelargaan
- Rasa identitas-individualitas versus konformitas kelompok
- Kebutuhan pengabdian rasional versus irrasional
Umumnya
kata “kebutuhan” diartikan sebagai kebutuhan fisik, yang oleh Fromm dipandang
sebagai kebutuhan aspek kebinatangan dari manusia, yakni kebutuhan makan,
minum, seks, dan bebas dari rasa sakit. Kebutuhan manusia dalam arti kebutuhan
sesuai dengan eksistensinya sebagai manusia, menurut Fromm meliputi dua
kelompok kebutuhan; pertama kebutuhan untuk menjadi bagian dari sesuatu dan
menjadi otonom, yang terdiri dari kebutuhan Relatedness, Rootedness,
Transcendence, Unity, dan Identity. Kedua, kebutuhan memahami dunia, mempunyai
tujuan dan memanfaatkan sifat unik manusia, yang terdiri dari kebutuhan Frame
of orientation, frame of devotion, Excitation-stimulation, dan Effectiveness
1.
Yang
pertama, Kebutuhan Kebebasan dan Keterikatan
a.
Keterhubungan
(relatedness)
Kebutuhan mengatasi perasaan kesendirian dan terisolasi dari alam
dan dari dirinya sendiri. Kebutuhan untuk bergabung dengan makhluk lain yang
dicintai,menjadi bagian dari sesuatu. Keinginan irasional untuk mempertahankan
hubungan yang pertama, yakni hubungan dengan ibu, kemudian diwujudkan ke dalam
perasaan solidaritas dengan orang lain. Hubungan paling memuaskan bisa positif
yakni hubungan yang didasarkan pada cinta, perhatian, tanggung jawab,
penghargaan, dan pengertian dari orang lain,bisa negatif yakni hubungan yang
didasarkan pada kepatuhan atau kekuasaan.
b.
Keberakaran
(rootedness)
Kebutuhan keberakaran adalah kebutuhan untuk memiliki ikatan-ikatan
yang membuatnya merasa nyaman di dunia (merasa seperti di rumahnya). Manusia
menjadi asing dengan dunianya karena dua alasan yaitu:
1)
Dia
direnggut dari akar-akar hubungannya oleh situasi (ketika manusia dilahirkan,
dia menjadi sendirian dan kehilangan ikatan alaminya)
2)
Fikiran
dan kebebasan yang dikemangkannya sendiri justru memutus ikatan alami dan
menimbulkan perasaan isolasi/tak berdaya.
Keberakaran adalah kebutuhan untuk mengikat diri dengan kehidupan. Setiap saat orang dihadapkan dengan dunia baru, dimana dia harus tetap aktif dan kreatif mengembangkan perasaan menjadi bagian yang integral dari dunia. Dengan demikian dia akan tetap merasa aman, tidak cemas, berada di tengah-tengah duania yang penuh ancaman. Orang dapat membuat ikatan fiksasi yang tidak sehat, yakni mengidentifikasikan diri dengan satu situasi, dan tidak mau bergerak maju untuk membuat ikata baru dengan dunia baru.
Keberakaran adalah kebutuhan untuk mengikat diri dengan kehidupan. Setiap saat orang dihadapkan dengan dunia baru, dimana dia harus tetap aktif dan kreatif mengembangkan perasaan menjadi bagian yang integral dari dunia. Dengan demikian dia akan tetap merasa aman, tidak cemas, berada di tengah-tengah duania yang penuh ancaman. Orang dapat membuat ikatan fiksasi yang tidak sehat, yakni mengidentifikasikan diri dengan satu situasi, dan tidak mau bergerak maju untuk membuat ikata baru dengan dunia baru.
c.
Menjadi
pencipta (transcendency)
Karena individu menyadari dirinya sendiri dari lingkungannya,
mereka kemudian mengenali betapa kuat dan menakutkan alam semesta itu, yang
membuatnya merasa tak berdaya. Orang ingin mengatasi perasaan takut dan
ketidakpastian menghadapi kemarahan dan ketakmenentuan semesta. Orang
membutuhkan peningkatan diri, berjuang untuk mengatasi sifat fasif dikuasai
alam menjadi aktif, bertujuan dan bebas, berubah dari makhluk ciptaan menjadi
pencipta. Seperti menjadi keterhubungan, transendensi bisa positif (menciptakan
sesuatu) atau negatif (menghancurkan sesuatu).
d.
Kesatuan
(unity)
Kebutuhan untuk mengatasi eksistensi keterpisahan antara hakikat
binatang dan non binatang dalam diri seseorang. Keterpisahan, kesepian, dan
isolasi semuanya bersumber dari kemandirian dan kemerdekaan “untuk apa orang
mengejar kemandirian dan kemerdekaan kalau hasilnya justru kesepian dan
isolasi?” dari dilema ini muncul kebutuhan unitas. Orang dapat mencapai unitas,
memperoleh kepuasan (tanpa menyakiti orang lain dan diri sendiri) kalau hakikat
kebinatangan dan kemanusiaan itu bisa didamaikan, dan hanya dengan berusaha
untuk menjadi manusia seutuhnya melalui berbagi cinta dan kerjasama dengan
orang lain.
e.
Identitas
(identity)
Kebutuhan untuk menjadi “aku”, kebutuhan untuk sadar dengan dirinya
sendiri sebagai sesuatu yang terpisah. Manusia harus merasakan dapat mengontrol
nasibnya sendiri, harus bisa membuat keputusan, dan merasa bahwa hidupnya
nyata-nyata miliknya sendiri. Misalnya orang primitif mengidentifikasikan diri
dengan sukunya, dan tidak melihat dirinya sendiri sebagai bagian yang terpisah
dari kelompoknya.
2.
Yang
kedua, Kebutuhan untuk memahami dan beraktivitas
a.
Kerangka
orientasi (frame of orientation)
Orang membutuhkan peta mengenai dunia sosial dan dunia alaminya;
tanpa peta itu dia akan bingung dan tidak mampu bertingkah laku yang
ajeg-mempribadi. Manusia selalu dihadapkan dengan fenomena alam yang membingungkan
dan realitas yang menakutkan, mereka membutuhkan hidupnya menjadi bermakna. Dia
berkeinginan untuk dapat meramalkan kompleksitas eksistensi. Kerangka orientasi
adalah seperangkat keyakinan mengenai eksistensi hidup, perjalanan
hidup-tingkah laku bagaimana yang harus dikerjakannya, yang mutlak dibutuhkan
untuk memperoleh kesehatan jiwa.
b.
Kerangka
kesetiaan (frame of devotion)
Kebutuhan untuk memiliki tujuan hidup yang mutlak. Orang
membutuhkan sesuatu yang dapat menerima seluruh pengabdian hidupnya, sesuatu
yang membuat hidupnya menjadi bermakna. Kerangka pengabdian adalah peta yang
mengarahkan pencarian makna hidup, menjadi dasar dari nilai-nilai dan titik puncak
dari semua perjuangan.
c.
Keterangsangan
stimulasi (excitation-stimulation)
Kebutuhan untuk melatih sistem syaraf, untuk memanfaatkan kemampuan
otak. Manusia membutuhkan bukan sekedar stimulus sederhana (misalnya: makanan),
tetapi stimuli yang mengaktifkan jiwa (misalnya: puisi atau hukm fisika).
Stimuli yang tidak cukup direaksi saat itu, tetapi harus direspon secara aktif,
produktif, dan berkelanjutan.
d.
Keefektivan
(effectivity)
Kebutuhan untuk menyadari eksistensi diri melawan perasaan tidak
mampu dan melatih kompetensi/kemampuan.
D.
BEBAN
KEBEBASAN
Tulisan-tulisan fromm adalahbahwa
manusia adalah telah terpisah dari alam, namun tetapmenjadi bagian dari alam
semesta, subjek bagi batasan-batasan fisik sebagai hewan lain. Sebagai
satu-satunya hewan yang memiliki kesadaran diri, imajinasi, dan akal pikiran,
manusia adalah “suatu keganjilan dalam alam semesta” (fromm, 1955, hlm.23).
Akal pikiran bertanggung jawab atas timbulnyaperasaan keterasiangan dan
kesendirian, anmun juga merupakan proses yang membiarkan manusia bersatu.
1. Mekanisme Melarikan Diri
Masyarakat
kapitalis kontemporer menempatkan orang sebagai korban dari pekerjaan mereka
sendiri. Konflik antara kecenderungan mandiri dengan ketidakberjayaan dapat
merusak kesehatan mental. Menurut Fromm, ciri orang normal atau yang mentalnya
sehat adalah orang yang mampu bekerja produktif sesuai dengan tuntutan
lingkungan sosialnya, sekaligus mampu berpartisipasi dalam kehidupan sosial
yang penuh cinta. Menurut Fromm, normalitas adalah keadaan optimal dari
pertumbuhan (kemandirian) dan kebahagiaan (kebersamaan) dari individu. Pada
dasarnya ada dua cara untuk memperoleh makna dan kebersamaan dalam kehidupan
diantaranya:
a.
Mencapai kebebasan positif yakni
berusaha menyatu dengan orang lain, tanpa mengorbankan kebebasan dan integritas
pribadi. Ini adalah pendekatan optimistik dan altruistik, yang menghubungkan
diri dengan orang lain melalui kerja dan cinta, melalui ekspresi perasaan dan
kemampuan intelektual yang tulus dan terbuka. Oleh Fromm disebut pendekatan
humanistik, yang membuat orang tidak merasa kesepian dan tertekan, karena semua
menjadi saudara dari yang lain.
b.
Memperoleh rasa aman denagn
meninggalkan kebebasan dan menyerahkan bulat-bulat individualitas dan
intehritas diri kepada sesuatu (bisa orang atau lembaga) yang dapat memberi
rasa aman. Solusi semacam ini dapat menghilangkan kecemasan karena kesendirian
dan ketidakberdayaan, namun menjadi negatif karena tidak mengizinkan orang
mengekspresikan diri, dan mengembangkan diri. Cara memperoleh rasa aman dengan
berlindung di bawah kekuatan lain disebut Fromm mekanisme pelarian. Mekanisme
pelarian sepanjang dipakai sekali waktu, adalah dorongan yang normal pada semua
orang, baik individual maupun kolektif. Ada tiga mekanisme pelarian yang
terpenting, yakni otoritarianisme, destruktif, dan konfomitas.
2. Otoritarianisme (authoritarianism)
Kecenderungan
untuk menyerahkan kemandirian diri dan menggabungkannya dengan seseorang atau
sesuatu di luar dirinya, untuk memperoleh kekuatan yang dirasakan tidak
dimilikinya. Kebutuhan untuk menggabung dengan partner yang memiliki kekuatan
bisa merupakan masokisme dan sadisme. Masokisme merupakan hasil dari perasaan
dasar tidak beraya, lemah, inferior yang dibawa, sehingga kekuatan itu tertuju
atau menindas dirinya. Masokisme merupakan bentuk tersembunyi dari perjuangan
memperoleh cinta dan kesetiaan, tetapi tidak memberi sumbangan positif
kekemandirian. Sedangkan sadisme dipakai untuk meredakan kecemasan dasar
melalui penyatuan diri dengan orang lain atau institusi. Sadisme juga merupakan
bentuk neurotik yang lebih parah dan lebih berbahaya (karena mengacam orang
lain) dibanding masokisme.
3. Perusakan (destruktiveness)
Destruktif
berakar pada perasaan kesepian, isolasi, dan tak berdaya. Destruktif mencari
kekuatan tidak melalui membangun hubungan dengan pihak luar, tetapi melalui
usaha membalas/merusak kekuatan orang lain, individu, bahkan negara dapat
memakai strstegi destruktif , merusak orang atau obyek, dalam rangka memperoleh
perasaan kuat yang hilang.
Authoritarians menanggapi
keberadaan yang menyakitkan, dalam arti, menghilangkan diri. Jika tidak ada
saya, bagaimana bisa apa saja menyakitiku? Tetapi yang lain menanggapi rasa
sakitnya dengan menengok dunia luar: Jika saya menghancurkan dunia, bagaimana
sakitnya? Hal ini melarikan diri dari kebebasan yang memberikan banyak resiko
jika hidup sembarangan, dengan kebrutalan, perusakan, penghinaan, pengrusakan,
kejahatan dan terorisme.
4. Penyesuaian (conformity)
Bentuk
pelarian dari perasaan kesepian dari isolasi berupa penyerahan individualitas
dan menjadi apa saja seperti yang diinginkan kekuatan dari luar. Orang menjadi
robot, mereaksi sesuatu persis seperti yang direncanakan dan mekanis menuruti
kemauan orang lain. Authoritarians
melarikan diri dengan bersembunyi di dalam sebuah hirarki otoriter. Tapi
masyarakat kita menekankan kesetaraan. Adanya hirarki yang minimalis bersembunyi.
Ketika kita perlu
menyembunyikan, kita bersembunyi dalam budaya massa kami sebagai gantinya.
Ketika saya berpakaian di pagi hari, ada begitu banyak keputusan. Tapi aku
hanya perlu melihat apa yang Anda pakai, dan frustrasi saya jadi menghilang.
Atau aku bisa melihat di televisi, seperti horoskop yang akan memberitahu saya
dengan cepat dan efektif apa yang harus dilakukan. Jika saya tampak seperti
berbicara dan berpikir merasa sepertinya semua orang dalam masyarakat saya,
maka saya akan menghilang dari kerumunan, dan aku tidak perlu untuk mengakui
tetapi kebebasan saya bertanggung jawab. Ini adalah mitra horizontal terhadap
otoriterisme.
E.
ORIENTASI
KARAKTER
Teori Fromm, kepribadian seseorang
tercermin dari orientasi karakternya, yaitu cara yang relatif permanen dari
seseorang dalam berhubungan dengan manusia atau hal-hal lainnya. Kualitas
kepribadian terpenting yang dicapai adalah karakter didefinisikan sebagai
“system yang relative permanen bagi semua perjuangan non-instingtual, yang
dilalui manusia yang menghubungkan dirinya dengan manusia lain dan dunia
alamiah” (Fromm, 1973 dalam Feist, 2008).
Fromm (1992), yakin bahwa karakter
adalah pengganti bagi minimnya isting pada manusia. Bukannya bertindak
berdasarkan insting, manusia lebih bertindak menurut karakternya. Jika setiap
mereka harus berhenti dulu dan berpikir tentang konsekuensi-konsekuensi dari
perilaku mereka, maka tindakan mereka akan menjadi tidak efisien dan tidak
kosisten lagi. Dengan bertindak menurut sifat karakter mereka manusia dapat
bersikap secara efisien, spontan, dan konsisten.
Manusia berhubungngan dengan dunia
melalui dua cara yaitu dengan mencapai dan menggunakan hal-hal (asimilasi), dan
dengan menghubungkan diri sendiri dan diri-diri yang lain (sosialisasi).
1. Orientasi Nonproduktif .
Manusia
dapat mencapai hal-hal lewat satu dari empat orientasi nonproduktif berikut ini
yaitu, (1). Menerima hal-hal secara passif, (2) Mengeksploitasi atau merampas
hal-hal dengan paksa, (3). Menimbun objek-objek, dan (4). Memasarkan atau
menukarkan hal-hal.
Fromm
menggunakan istilah “nonproduktif” untuk menunjukkan bahwa strategi-strategi
seperti ini akan gagal jika digunakan manusia untuk mendekati kebebasan positif
atau realisasi diri. Walaupun demikian, orientasi-orientasi nonproduktif ini
tidak seluruhnya negatif karena masing-masing memiliki aspek negatif dan
positif. Kepribadian selalu merupakan campuran atau kombinasi beberapa
orientasi, meskipun salah satu orientasi lebih dominan.
Ada beberapa
karakter yang dimiliki oleh manusia.
a.
Reseptif (receptive),
Karakter reseptif merasa bahwa
sumber bagi semua kebaikan terletak di luar diri mereka bahwa satu-satunya cara
mereka berhubungan dengan dunia adalah menerima semua hal termasuk cinta,
pengetahuan dan kepemilikan material. Mereka lebih memusatkan perhatian kepada
menerima dari pada memberi. Kualitas negatif pribadi reseptif mencakup
kepasifan, kepatuhan, dan kurang percaya diri. Sifat positif mereka sebaliknya
adalah kesetiaan, penerimaan, dan rasa percaya kepada orang lain.
b. Eksploitatif
(explotative)
Karakter
eksploitatif percaya bahwa sumber-sumber semua kebaikan berada di luar dirinya.
Namun, tidak seperti pribadi reseptif, mereka secara agresif mengambil apa yang
mereka inginkan dari pada menunggu dari pada menerimanya dengan pasif. Dalam
hubungan sosial, mereka tampak menggunakan paksaan atau kekuatan untuk
mengambil pasangan, ide-ide atau property seseorang. Manusia yang ekploitatif
bisa saja “jatuh cinta” dengan seorang perempuan yang sudah menikah, bukan
karena dia benar-benar menyukai perempuan itu, melainkan karena dia ingin
mengeksploitasi istrinya. Wilayah ide, manusia yang eksploitatif lebih suku
mencuri atau mem-plagiat dari pada menemukan ide-ide baru. Tidak seperti
karakter reseptif, mereka bersedia mengungkapkan pendapatnya sendiri namun, biasanya
itu adalah opini yang sudah dicuri dari orang lain. Mengenal sisi negatifnya,
karakter eksploitatif cenderung egosentrik, penuh tipu daya, arogan, dan penuh
bujuk rayu. Sedangkan sisi positifnya, mereka bersifat impulsif, bangga, dan
penuh percaya diri.
c.
Penimbun (Hoarding)
Karakter penimbun lebih berusaha
menyelamatkan apa yang diperolehnya. Mereka memegang segala sesuatu tetap dalam
dirinya dan tidak membiarkan satu hal pun lepas.Mereka menyimpan uang uang,
perasaan, dan pikiran untuk mereka sendiri. DAlam hubungan cinta mereka
berusaha memiliki cinta seseorang dan menjaga hubungan itu daripada
membiarkannya berusaha dan tumbuh. Mereka mirip dengan karakter anal Freud
dalam hal keteraturan yang berlebih-lebihan, keras kepala dan pelit. Namun
begitu, Fromm(1964) percaya bahwa karakter penimbun watak anal ini bukan hasil
dari dorongan-dorongan seksual melainkan bagian dari ketertarikan umum mereka
kepada segala sesuatu yang tidak hidup, termasuk feses.
Sifat negatif dari kepribadian
diantara mencakup rigiditas, sterilitas, kekeraskepalaan, kompulsif, dan tidak
kreatif; sebaliknya, karakter positifnya mencakup suka kerapihan, suka
kebersihan, dan hemat.
d. Marketing (marketing)
Karakter
marketing tumbuh dari perdagangan modern di mana perdangangan bukan lagi milik
personal melainkan dilakukan koperasi-koperasi raksasa tak berwajah. Konsisten
dengan tuntutan-tuntutan perdagangan modern karakter marketing melihat diri
mereka sebagai diri mereka sebagai komoditas di mana nilai pribadi mereka
bergantung kepada nilai tukar mereka, yaitu kemampuan untuk menjual diri mereka
sendiri.
Kepribadian
marketing atau pertukaran harus melihat diri mereka selalu berada dalam
permintaan yang konstan; mereka harus membuat orang lain percaya bahwa mereka
harus memiliki kecakapan khusus dan pandai menjual. Rasa aman pribadi terletak
diatas landasan yang labil karena mereka harus menyesuaikan kepribadian mereka
dengan apa yang sedang diminati. Mereka memainkan banyak peran dan dituntun
oleh motto. “Aku adalah apa yang kamu inginkan. “(Fromm, 1947, dalam Feist).
Manusia
marketing tidak memiliki masa lalu atau masa depan, dan tidak memiliki prinsip
atau nilai permanen. Mereka memiliki sedikit saja sifat positif dibandingkan
orientasi yang lain. Karena pada dasarnya mereka adalah bejana kosong yang
harus diisi dengan apapun karateristik yang paling laris dijual. Ciri negatif
karakter marketing tidak memiliki tujuan, oportunis, dan tidak konsisten dan
menyia-nyiakan diri sendiri. Namun cirri positifnya mencakup kesediaan mau
berubah, berpikiran terbuka, adaptif dan murah hati.
2. Orientasi
Produktif
Orientasi
yang produktif memiliki tiga dimensi yakni, kerja, cinta, dan penalaran. Karena
manusia produktif bekerja menuju kebebasan positif yang realisasi terus menerus
potensi mereka, maka mereka adalah orang-orang yang paling sehat dari semua
tipe karakter. Hanya melalui aktivitas yang produktif barulah manusia dapat
menjawab dilemma dasar manusia;yaitu menyatu dengan dunia dan orang lain.
Sembari mempertahankan keunikan dan individualitasnya. Solusi ini dapat dicapai
hanya melalui kerja, cinta, dan pemikiran yang produktif.
Manusia yang
sehat menilai kerja bukan sebagai akhir, melainkan sebagai cara
pengekspresian diri secara kreatif. Mereka tidak bekerja untuk mengeksploitasi
orang lain atau mengakumulasi kepemilikian material yang tidak dibutuhkan. Mereka
tidak malas atau aktif, namun kompulsif, melainkan menggunakan kerja sebagai
cara memproduksi hal-hal yang dibutuhkan untuk hidup. Cinta yang produktif dicirikan oleh empat
kualitas cinta seperti perhatian, tanggung jawab, penghargaan, dan pengenalan.
Sebagai tambahan empat karateristik ini, manusia yang sehat memiliki biofilia;
yaitu cinta yang menggebu-gebu terhadap kehidupan dan semua yang hidup. Pribadi
biofilia berhasrat mengembangkan semua kehidupan sampai sejauh mungkin – hidup
manusia, hewan, tumbuhan, ide,dan budaya. Mereka focus pada pertumbuhan dan
perkembangan diri mereka seperti terhadap orang lain. Individu-individu ingin
mempengaruhi manusia lewat cinta, rasio, dan keteladanan – bukan dengan
kekuatan pemaksaan. Fromm yakin bahwa cinta kepada orang lain dan cinta kepada
diri sendiri tidak dapat dipisahkan namun bahwa cinta pada diri harus datang
lebih dulu. Semua orang memiliki kemampuan untuk melakukan cinta yang produktif
namun, sebagian besar tidak dapat mencapainya lkarena pertam-pertama mereka
tidak dapat mencintai diri mereka sendiri apa adanya.
Pemikiran
yang produktif, merupakan pemikiran yang tidak dapat dipisahkan dari kerja dan
cinta yang produktif, dimotivasi oleh minat besar terhadap orang atau objek
lain. Manusia yang sehat melihat orang lain sebagaimana adanya dan bukan
seperti yang mereka inginkan terhadap orang-orang itu.Dengan cara yang sama
mereka mengenal diri mereka sendiri apa adanya dan tidak perlu menipu diri
sendiri.
Fromm
(1947)yakin bahwa manusia yang sehat bersandar kepada sejumlah kombinasi dari
kelima orientasi karakter ini. Perjuangan bertahan hidup sebagai individu yang
sehat bergantung pada kemampuan mereka menerima hal-hal dari orang lain secara
terbuka, mengambil hal-hal dengan tepat, menjaga hal-hal dengan baik, menukar
hal-hal dengan benar, dan bekerja, mencintai, dan berpikir.
3.
Orientasi
Penimbunan
Penimbunan
orang mengharapkan untuk tetap. Mereka melihat dunia sebagai harta milik dan
sesuatu yang potensial. Bahkan orang-orang yang dicintai adalah hal-hal untuk
dapat memiliki, menyimpan, atau membeli. Fromm, menggambarkan pada Karl Marx,
berkaitan dengan tipe borjuis seperti ini, kelas pedagang menengah, serta
petani kaya dan orang-orang pengrajin. Dia
asosiasikan hal itu terutama yang berhubungan dengan etos kerja Protestan, dan
kelompok-kelompok seperti Puritan kita sendiri. Penimbunan dikaitkan
dengan bentuk keluarga yang dingin, menarik dan merusak. Saya mungkin menambahkan bahwa ada hubungan yang jelas
dengan perfeksionisme. Freud menyebutnya jenis dubur kokoh, Adler
(sampai batas tertentu) jenis menghindari, dan Horney (sedikit lebih jelas)
jenis menarik. Dalam bentuk murni, itu berarti
Anda adalah seorang yang keras kepala, pelit, dan imajinatif. Jika Anda
adalah versi yang lebih ringan dari penimbunan, Anda mungkin seorang yang
teguh, ekonomis, dan praktis.
4.
Orientasi pemasaran
Orientasi
pemasaran mengharapkan untuk dapat menjadi seorang penjual. Sukses adalah
masalah seberapa baik saya dapat menjual diri, paket sendiri, dan mengiklankan
diri. Keluarga saya, sekolah saya, pekerjaan
saya, pakaian saya, semua diiklankan, dan harus "benar." Bahkan
cinta dianggap sebagai transaksi. Hanya
orientasi pemasaran berpikir sampai kontrak pernikahan, dimana kita setuju
bahwa saya harus menyediakan ini dan itu, dan Anda kembali akan memberikan ini
dan itu. Jika salah satu dari kami gagal mengangkat akhir kita pengaturan
tersebut, perkawinan tidak sah dan batal, tidak ada perasaan keras (mungkin
kita masih menjadi yang terbaik dari teman-teman) ini menurut Fromm, adalah
orientasi masyarakat industri modern. Ini adalah orientasi kami.
Jenis modern keluar dari keluarga
menarik dingin, dan cenderung menggunakan robot yang dapat melarikan diri
sesuai kebebasan yang diinginkan. Adler dan Horney tidak setara, tapi menurut
Freud mungkin setidaknya hal ini adalah setengah dari kepribadian phalik yang
samar, jenis yang hidup di dalam kehidupan sebagai godaan. Dalam ekstrimnya, orang pemasaran oportunistik yang
bersifat kekanak-kanakan dan kurang bijaksana. Kurang ekstrim dan ia
menjadi tujuan, muda, sosial. Perhatikan hari
ini nilai-nilai seperti yang diungkapkan kepada kita oleh media massa kami:
Fashion, kebugaran, pemuda yang kekal, petualangan, berani, baru, seksualitas ini
adalah keprihatinan dari pengagumnya yang tidak punya.
F.
GANGGUAANN KEPRIBADIAAN
Jika orang-orang yang berkepribadian sehat dapat bekerja,
mencintai, dan berpikir produktif, maka yang mengalami gangguan kepribadian
ditandai oleh tiga bagian masalah, khususnya kegagalan untuk menghasilkan cinta
dan kasih sayang. Fromm (1981) mengatakan bahwa orang-orang yang kepribadiannya
terganggu secara psikologis akan tidak mampu mencintai dan telah gagal untuk
membentuk kesatuan dengan orang lain. Dia membahas tiga gangguan kepribadian
yang berat diantaranya necrophilia, ganas narsisisme dan incest simbiosis.
1.
Nekrofilia
istilah “necrophilia” berarti cinta kematian dan biasanya mengacu pada penyimpangan seksual di mana keinginan orang kontak seksual dengan mayat. Namun, Fromm (1964, 1973) necrophilia digunakan dalam pengertian yang lebih umum untuk menunjukkan tertarik kepada kematian. Necrophilia adalah orientasi karakter alternatif untuk biophilia. Orang-orang alami kehidupan cinta, tapi ketika kondisi sosial aksi biophilia, mereka mungkin mengadopsi orientasi necrophilic. Necrophilic kepribadian benci kemanusiaan; mereka adalah rasis, warmongers, dan pengganggu; mereka mencintai pertumpahan darah, kehancuran, teror, dan penyiksaan; dan mereka senang dalam menghancurkan hidup. Mereka adalah pendukung kuat dari hukum dan ketertiban; suka berbicara tentang penyakit, kematian dan penguburan; dan mereka terpesona oleh kotoran, pembusukan, mayat, dan kotoran. Mereka lebih suka malam hari dan cinta untuk beroperasi dalam kegelapan dan bayangan Necrophilous orang tidak hanya berperilaku dalam cara yang merusak; Sebaliknya, perilaku merusak mereka adalah refleksi dari karakter dasar mereka. Semua orang berperilaku agresif dan destruktif di kali, tetapi seluruh gaya hidup necrophilous orang berkisar kematian, kehancuran, penyakit dan pembusukan.
istilah “necrophilia” berarti cinta kematian dan biasanya mengacu pada penyimpangan seksual di mana keinginan orang kontak seksual dengan mayat. Namun, Fromm (1964, 1973) necrophilia digunakan dalam pengertian yang lebih umum untuk menunjukkan tertarik kepada kematian. Necrophilia adalah orientasi karakter alternatif untuk biophilia. Orang-orang alami kehidupan cinta, tapi ketika kondisi sosial aksi biophilia, mereka mungkin mengadopsi orientasi necrophilic. Necrophilic kepribadian benci kemanusiaan; mereka adalah rasis, warmongers, dan pengganggu; mereka mencintai pertumpahan darah, kehancuran, teror, dan penyiksaan; dan mereka senang dalam menghancurkan hidup. Mereka adalah pendukung kuat dari hukum dan ketertiban; suka berbicara tentang penyakit, kematian dan penguburan; dan mereka terpesona oleh kotoran, pembusukan, mayat, dan kotoran. Mereka lebih suka malam hari dan cinta untuk beroperasi dalam kegelapan dan bayangan Necrophilous orang tidak hanya berperilaku dalam cara yang merusak; Sebaliknya, perilaku merusak mereka adalah refleksi dari karakter dasar mereka. Semua orang berperilaku agresif dan destruktif di kali, tetapi seluruh gaya hidup necrophilous orang berkisar kematian, kehancuran, penyakit dan pembusukan.
2.
Narsisme Berat
Narsisisme
berat sama seperti semua orang menampilkan beberapa perilaku necrophilic,
begitu juga semua memiliki beberapa narsisistik kecenderungan. Orang sehat
mewujudkan bentuk jinak narsisme, yaitu, minat dalam tubuh mereka sendiri.
Namun, dalam bentuk ganas, narsisme menghambat persepsi tentang realitas jadi
bahwa semua milik seseorang narsis adalah sangat dihargai dan segala sesuatu
yang milik lain adalah mendevaluasi. narsisistik individu sibuk dengan diri
mereka sendiri, tetapi kekhawatiran ini adalah tidak terbatas untuk mengagumi
diri di cermin. Keasyikan dengan satu tubuh sering mengarah ke hypochondriasis,
atau perhatian obsesif untuk kesehatan seseorang. Fromm (1964) dibahas pula
moral hypochondriasis, atau sebuah keasyikan dengan rasa bersalah tentang
sebelumnya pelanggaran. Hasilnya adalah depresi, perasaan tidak dihargai.
Meskipun depresi, intens rasa bersalah dan hypochondriasis mungkin muncul untuk
menjadi apa pun kecuali pemuliaan diri, Fromm percaya bahwa masing-masing bisa
gejala yang mendalam yang mendasari narsisme. incest simbiosis orientasi
patologis yang ketiga adalah simbiosis sumbang, atau ketergantungan ekstrim
pada ibu atau pengganti ibu.
3.
Incest Simbiosis
Incest simbiosis adalah bentuk berlebihan hasrat alami ibu lebih
umum dan lebih jinak. Laki-laki dengan fiksasi ibu perlu seorang wanita untuk
merawat mereka, menyayangi mereka, dan mengagumi mereka; mereka merasa agak
cemas dan depresi ketika kebutuhan mereka tidak terpenuhi. Kondisi ini adalah
relatif normal dan tidak sangat mengganggu kehidupan sehari-hari mereka. dengan
incest simbiosis, namun, orang-orang tersebut tidak dapat dipisahkan dari rumah
; kepribadian mereka yang dicampur dengan orang lain sehingga identitas
individu mereka hilang. Incest simbiosis berasal dari masa kanak-kanak sebagai
hasrat alami dari anak ke ibu. Hasrat lebih penting dan mendasar dari pada
seksualitas yang dapat berkembang menjadi periode Oedipus. Fromm setuju lebih
dengan Harry Stack Sullivan (Lihat Bab 8) daripada dengan Freud dalam
menyatakan bahwa hasrat alami ibu bersandar pada kebutuhan untuk keamanan dan
bukan untuk berzina. “Seksualitas kali ini tidak menyebabkan hasrat ke ibu,
tapi hasilnya” (Fromm, 1964, ms. 99). orang-orang yang tinggal di incest
hubungan simbiosis merasa sangat cemas dan takut jika hubungan itu terancam.
Mereka percaya bahwa mereka tidak bisa hidup tanpa pengganti ibu mereka.
G.
PSIKOTERAPI
Psikoterapi
adalah suatu metode penyembuhan yang berusaha untuk menelaah secara detail
penyebab utama munculnya suatu penyakit yang sangat terkait dengan bagaimanakah
kondisi psikis seseorang penderita penyakit tersebut. Psikoterapi merupakan
sebuah teknik yang intensif dan berdurasi panjang (baca: lama), dimana
tujuannya hendak mengungkap motif-motif dan konflik alam bawah sadar pada individu
yang neurotik dan mengalami kecemasan (individu yang memiliki gangguan, bukan
pada individu “normal”). Freud melihat bahwa suatu gangguan disebabkan oleh
konflik antara id dan superego, serta kurangnya integrasi ego dalam diri
individu. Akibatnya, individu pun melakukan represi, yang turut pula memicu
suatu mekanisme pertahanan diri.
Psikoterpi
dilakukan dengan melakukan terapis yaitu menghubungkan diri dengan pasien
terapis agar pasien terapi dapat merasakan satu dengan seseorang. Meskipun Transference
bahkan Countertransference bisa hadir dalam hubungan ini, yang terpenting
adalah dua manusia yang nyata saling terlibat satu sama lain. Transference adalah
saat si pasien mengembangkan reaksi emosional ke terapis. Hal ini bisa saja
dikarenakan pasien mengidentifikasi terapis sebagai seseorang di masa lalunya,
misalnya orang tua atau kekasih. Disebut positive transference apabila
perasaan itu adalah perasaan sayang dan kekaguman, serta negative transference
apabila perasaan ini mengandung permusuhan atau kecemburuan.
Countertransference
adalah saat ketika terapis menjadi suka atau tidak suka kepada pasien karena
pasien tersebut mirip dengan seseorang di kehidupannya. Hal ini penting untuk
disadari terapis karena dapat mempengaruhi efektivitas terapi. Fromm
mengembangkan sistem terapi sendiri yang dinamakannya: Psikoanalisis
Humanistik. Dibanding Psikoanalisa Freud. Fromm lebih memperdulikan dengan
aspek interpersonal dari hubungan teraputik. Menurutnya tujuan klien dalam
terapi adalah untuk memahami diri sendiri. Tanpa pengetahuan tentang diri
sendiri, orang tidak akan tahu orang lain. Fromm yakin bahwa klien mengikuti
terapi untuk mencari kepuasan dari kebutuhan dasar kemanusiaannya, yakni
keterhubungan, keberasalan, transendensi, perasaan identitas, dan kerangka
orientasi. Karena itu terapi harus dibangun melalui hubungan pribadi antara
terapis dengan kliennya.
Froom (1963)
yakin bahwa terapis mestinya tidak terlalu bersikap ilmiah dalam memahami
pasiennya. Hanya dengan sikap keterhubungan barulah orang lain dapat
sungguh-sungguh dipahami. Terpis mestinya tidak melihat pasien sebagai sebuah
penyakit atau sesuatu selain sebagai sebuah pribadi dengan kebutuhan manusiawi
yang sama seperti yang dimiliki semua orang lain termasuk dirinya.
H.
METODE INVESTIGASI
Metode-metode
investigasi Fromm dilakukan dengan melakukan beberapa peneliatian kepribadian
dari banyak sumber, termasuk psikoterapi, antropologi budaya, dan psikosejarah.
Namun demikian pada makalah ini akan dibahas secara singkt mengenai studi
antropologis tentang kehidupan di sebuah pedesaan Meksiko dan analisis
psikobiografis tentang Adolf Hitler.
1.
Karakter
Sosial di Pedesaan Meksiko
Froom
berusaha untuk dapat memahami orientasi karaktermasyarakat pedesaan yang ada di
Meksiko. Froom mencoba untuk menemukan karakter yang menjadi ciri khas dari
masyarakat pedesaan yang ada di sana. Fromm melakukan penelitian ini dengan
tinggal bersama para penduduk desa dan berusaha memperoleh rasa penerimaan
mereka. Setelah memperoleh rasa penerimaan dan tinggal di antara penduduk desa,
Fromm mulai melakukan penelitiannya dengan meggunakan seperangkat teknik yang
dirancang untuk mengetahui karakter penduduk yang ada di sana. Yang termasuk
diantara peranti riset adalah wawancara intensif, laporan mimpi, kuisioner
mendetail dan dua teknik proyektif. Dari penelitiannya, Froom menemukan ada
tiga tipe karakter yang sesuai demngan pembahasan Fromm yaitu, reseptif-nonproduktif,
penimbunan-nonprodutif dan eksploitatif-nonproduktif.
2.
Studi
Psikohistoris Tentang Hitler
Fromm juga menguji tentang
dokumen-dokumen sejarah dalam rangka menggambarkan potret psikologis seorang
pribadi yang terkenal, sebuah teknik yang disebut psikohistoros atau
psikobiografi, yang dimana Fromm berusaha melakukan psikohistoris terhadap
Adolf Hitler. Fromm melihat Hitler sebagai contoh pribadi yang paling terkenal
di seluruh dunia denag teori kemerosotannya, memiliki kombinasi nekrofilia, narsisme
sadistik, dan simbiosis insestik. Dia tertarik pada kematian dan destruksi;
berfokus sangat sempit pada kepentingan diri; dan dorongan oleh devosi insestik
“ras” jerman, mendedikasikan secara fanatik dirinya untuk mencegah darahnya
dicemari oleh darah Yahudi dan ras-ras “non-arya” lainya. Fromm mengamati bahwa
tidak ada dalam kehidupan kanak-kanak Hitler awal yang dapat mendorong dirinya
secara mutlak menuju sindrom kemerosotan. Dengan menekankan agar kita tidak
melihat Hitler sebagai bukan manusia, Fromm menyimpulkan study psikosejarahnya
dengan kata-kata “Analisi apapun yang akan mendistorsi gambar Hitler dengan
melecehkan kemanusiaan hanya akan semakin memperluas kecenderungan kita untuk
menjadi buta terhadap potensi-potensi kemunculan Hitler-Hitler lain kecuali
mereka semua menganakan Tanduk” (hlm. 433).
I.
RISET TERKAIT
Tulisan-tulisan
dari Fromm mengenai karakter, ternyata tidak memiliki pengaruh besar terhadap
penelitian empiris selanjutnya, karena terbukti hanya sedikit penelitian
empiris yang dapat dihasilkan dari tulisan Froom. Oleh karena itu dilakukan
riset-riset yang juga terkait dengan tulisan Froom mengenai karakter.
Salah satu
riset yang relatif baru adalah konsepnya tentang karakter marketing, yang
dilukiskan Fromm sebagai pribadi yang melihat diri mereka sebagai komoditas
untuk diperjualbelikan. Pribadi seperti ini percaya bahwa nilai pribadi mereka
terletak diluar diri mereka, sehingga mereka harus mengiyakan terus menerus
harapan-harapan orang lain.
Shaun
Saunders dan Don Munron (2000) mengembangkan Saunders Consument Orientation
Indexuntuk (SCOI)menilai karakter marketing Fromm. Hasil dari temuannya adalah
SCOI memiliki validitas konvergen tetapi juga memenuhi validitas divergen dan
pada akhirnya ditemukan validitas diskriminan
rinkasnya,
dari penelitian tersebut dapat diketahui bahwa pribadi yang diberkan skor
tinggi dalam karakter marketing Fromm cenderung lebih mudah marah, depresi, dan
cemas daripada pribadi yang diberikan skor rendah dengan skala itu. Selain itu,
karakter marketing cenderung mengasumsikan ketidaksetaraan diantara manusia dan
menilai kompetisi lebih tinggi daripada kerjasama.
Dengan demikian erich from memiliki
karya-karya terkait dalam penelitiannya yaitu adalah sebagai berikut ini:
a.
Escape from Freedom (US), Fear of Freedom (UK) (1941)
b.
Man for himself, an inquiry into the psychology of
ethics (1947)
c.
Psychoanalysis and Religion (1950)
d.
Forgotten language; an introduction to the
understanding of dreams, fairy tales, and myths (1951)
e.
The Sane Society (1955)
f.
The Art of Loving (1956)
g.
Sigmund Freud's mission; an analysis of his
personality and influence (1959)
h.
Psychoanalysis and Zen Buddhism (1960)
i.
May Man Prevail? An inquiry into the facts and
fictions of foreign policy (1961)
j.
Marx's Concept of Man (1961)
k.
Beyond the Chains of Illusion: my encounter with Marx
and Freud (1962)
l.
The Dogma of Christ and Other Essays on Religion,
Psychology and Culture (1963)
m.
The Heart of Man, its genius for good and
evil (1964)
n.
Socialist Humanism (1965)
o.
You Shall Be as Gods: a radical interpretation of the
Old Testament and its tradition(1966)
p.
The Revolution of Hope, toward a humanized
technology (1968)
q.
The Nature of Man (1968)
r.
The Crisis of Psychoanalysis (1970)
s.
Social character in a Mexican village; a
sociopsychoanalytic study (Fromm & Maccoby) (1970)
t.
The Anatomy of Human Destructiveness (1973)
u.
To Have or to Be? (1976)
v.
Greatness and Limitation of Freud's
Thought (1979)
w.
On Disobedience and other essays (1984)
x.
The Art of Being (1993)
y.
The Art of Listening (1994)
z. On Being Human (1997)
J.
KRITIK TERHADAP TEORI FROMM
Erich
Fromm mungkin seorang esais yang paling brilian dari semua diantara teorisi
kepribadian. Dia menulis esai-esai yang indah mengenai politik internasional
(Fromm, 1961) mengenai relevansi alkitab bagi manusia-manusia dewasa ini (Fromm,
1986), mengenai masalah-masalah psikologis di usia senja (Fromm, 1981),
mengenai Marx, Hitler, Freud dan Kristus, dan mengenai beragam topik
lainnya.apapun intinya di semua tulisan Fromm kita dapat menemukan sebuah upaya
untuk menyingkap sebuah esensi dari hakekat manusia.
Namun
mendetail tidak sama dengan ilmiah. Dari perspektif ilmiah kita harus menanyakan
bagaimana ide-ide from ini dinilai berdasarkan enam kriteria teori yang berdaya
guna.
1.
Istilah-
istilah fromm yang tidak jelas dan samar menjadikan gagasan- gagasannya tidak
dapat dijadikan generatorpenelitian empiris. sebenarnya pencarian kita selama
45 tahun terakhir akan literatur psikologi menghasilkan kurang dari
selusin penelitian empirisyang menguji langsung asumsi-asumsi teori fromm.
Kekurangan investigasi ilmiah ini menempatkannya di antara teoritikus-
teoritikus yang paling tidak terbukti secara empiris dalam buku ini.
2.
Teori
fromm terlalu filosofis untuk dapat dibenarkan atau diverifikasi. Hampir semua
penemuan empiris yang dihasilkan teori fromm (apabila benar- benar ada) dapat
dijelaskan dengan teori- teori alternatif.
3.
Teori
fromm memungkinkannya untuk mengorganisir dan menjelaskan banyak hal yang
dikenal sebagai kepribadian manusia. Sudut pandang sosial, politik, dan sejarah
fromm memberikan cakupan yang luas dan kedalaman untuk memahami kondisi
manusia, namun teorinya yang kurang memiliki ketepatan menyebabkan sulitnya
prediksi dan mustahilnya pembenaran.
4.
Sebagai
pemandu tindakan, nilai utama tulisan fromm teralu mendorong pemabaca untuk berpikir
produktif. Sayangnya, baik peneliti maupun terapis tidak menerima informasi
praktis dan essai fromm.
5.
Pandangan
fromm konsisten secara internal, dalam arti terdapat tema tunggal dalam seluruh
tulisannya. Akan tetapi, teori tersebut kurang meiliki taksonomi yang
terstruktur, serangkaian istilah yang didefinisikan secara operasional, dan
batasan lingkup yang jelas. Oleh karena itu, teori fromm mendapatkan nilai
rendah dalam hal konsistensi internal.
Karena fromm enggan meninggalkan
konsep- konsepnya yang terdahulu utnuk menghubungkannya dengan gagasan- gagasan
selanjutnya, maka teorinya kurang memiliki kelugasan dan kesatuan. Untuk
alasan- alasan ini, kami menilai teori fromm rendah dalam kriteria
kesederhanaan (parsimony).
Daftar
Referensi
Alwisol.
2004. Psikologi Kepribadian. Malang: UMM Press.
Bischof, Ledford J.1970.
Interpreting Personality Theories.new York : Harper and Row Rublisher, 2nd
adition
Davison, G.
C., Neale, J. M., & Kring, A. N. 2004. Psikologi Abnormal. Terjemahan
oleh Noermalasari Fajar. 2006. Jakarta: PT Rajagrafindo Persada.
Hall, Calvin dan dkk. 1993. Teori-Teori
Psikodinamik (Klinis).Yogyakarta: Kanisius
Jess Feist & Gregory
J.Feist. 2013. Theories Of Personality (terjemahan handriatno). Jakarta
: Salemba Humanika
Pervin, L. A. John O.P. & Cervone D .2005. Personality : theory and research.
NewYork
Sangat membantu (y)
ReplyDeleteterimakasih berkunjung kembali
DeleteMantap bro,bnyakin lagi artikelnya
ReplyDeleteterimakasih,,,, semoga bermanfaat
DeleteCoba peruntungan Anda di SINIDOMINO, Agen Domino Online Terbaik di Indonesia.
ReplyDeleteHanya dengan Minimal Deposit Rp 20.000,- Anda sudah bisa menikmati 7 permainan dalam 1 ID yang di sediakan SINIDOMINO.
Buruan gabung dan daftarkan diri Anda Jangan sampai ketinggalan ya!!!
SINIDOMINO juga memberikan Bonus Menarik untuk Para Poker Mania :
? Bonus Referral 20% (Seumur Hidup)
? Bonus Cashback Up To 0.5%. Dibagikan Setiap hari SENIN
? 100% murni Player vs Player ( NO ROBOT )
Untuk Info Lebih Lanjut Bisa Hubungi Customer Service Kami di :
LiveSupport 24 jam (NONSTOP)
? LiveChat :http://www.sinidomino.com/?ref=limm88
? Pin BBM : D61E3506
Terima Kasih
poker online
This comment has been removed by the author.
ReplyDeletealhamdulilaahh.. terimakasih pak.. postingan nya sangat bermanfaat dan membantu sekali.. saya dari mahasiswi STKIP NU tegal :)
ReplyDeletesands casino - Situs Judi Online Casino Terbaik 2021
ReplyDeleteSands Casino Terbaik 2021. Website. Slot 샌즈카지노 gacor. 메리트 카지노 Situs slot gacor resmi Indonesia, Judi Slot Online, Judi Online 제왕 카지노 Casino Online, Judi Bola Online.