Evaluasi adalah memberikan
pertimbangan atau nilai berdasarkan kriteria tertentu, evaluasi pelaksanaan
program bimbingan dan konseling adalah usaha penelitian dengan cara
mengumpulkan data secara sistematis, menarik kesimpulan atas dasar data yang
diperoleh secara objektif, mengadakan penafsiran dan merencanakan
langkah-langkah perbaikan, pengembangan dan pengarahan staf.Supervisi adalah suatu proses
sistematis dan berkelanjutan dalam pengumpulan, analisis, dan penggunaan
informasi untuk mengontrol manajemen dan pengambilan keputusan dengan maksud
untuk memastikan hal-hal apapun dari suatu program yang sedang dijalankan dapat
berjalan secara efektif, efisien sesuai dengan langkah atau rencana yang telah
disusun sebelumnya.
Tujuan Evaluasi dan Supervisi
Pelaksanaan Program Bimbingan dan Konseling di Sekolah. Kegiatan evaluasi
bertujuan mengetahui keterlaksanaan kegiatan dan ketercapaian tujuan dari
program yang telah ditetapkan. Dalam keseluruhan kegiatan layanan bimbingan dan
konseling, penilaian diperlukan untuk memperoleh umpan balik terhadap
keefektivan layanan bimbingan yang telah dilaksanakan. Dengan informasi ini
dapat diketahui sampai sejauh mana derajat keberhasilan kegiatan layanan
bimbingan. Berdasarkan informasi ini dapat ditetapkan langkah-langkah tindak
lanjut untuk memperbaiki dan mengembangkan program selanjutnya.
Di dalam melakukan evaluasi terhadap
suatu program/kebijakan, dapat digunakan sejumlah pendekatan yang berbeda yang
tentunya akan mempengaruhi indikator yang digunakan, antara lain :
1.
Pendekatan berdasarkan sistem nilai yang diacu.
2.
Pendekatan berdasarkan dasar evaluasi.
3.
Pendekatan berdasarkan kriteria evaluasi.
B.
Tujuan
Penulisan
Setelah saudara mempelajari makalah ini, secara
khusus saudara dapat :
1.
Memahami Model Pendekatan dalam
evaluasi program bimbingan dan konseling
2.
Mengetahui tujuan dan lingkup evaluasi
program bimbingan dan konseling
3.
Menjelaskan model pendekatan dan tujuan
serta lingkup evaluasi bimbingan dan konseling
C.
Sistematika
Penulisan
a.
Pada pendahuluan ditulis berdasarkan sistematika sebagai berikut :
·
Latar Belakang
·
Tujuan Penulisan Makalah
·
Sistematika Penulisan Makalah
BAB II
PEMBAHASAN
A.
PENGERTIAN
EVALUASI DAN SUPERVISI BK
Istilah evaluasi berasal dari bahasa
Inggris, yaitu Evaluation. Dalam buku “Essentials of Educational
Evaluation”, Edwind Wand dan Gerald W. Brown, mengatakan bahwa : “Evaluation
rafer to the act or prosses to determining the value of something”. Jadi
menurut Wand dan Brown, evaluasi adalah suatu tindakan atau suatu proses utnuk
menentukan nilai dari pada sesuatu. Sesuai dengan pendapat tersebut maka
evaluasi pelaksanaan Bimbingan dan Konseling dapat diartikan sebagai suatu
tindakan atau suatu proses untuk menentukan nilai segala sesuatu dalam
pelaksanaan Bimbingan dan Konseling di sekolah yang diharapkan oleh Departemen
Pendidikan, telah dijabarkan dalam pedoman khusus Bimbingan dan Penyuluhan,
kurikulum 1975 buku IIIc.
Perlu dijelaskan disini bahwa
evaluasi tidak sama artinya dengan pengukuran (measurement). Pengertian
pengukuran (measurement) Wand dan Brown mengatakan : “Measurement
means the art or prosses of exestaining the extent or quantity of something”.
Jadi pengukuran adalah suatu tindakan atau proses untuk menentukan luas atau
kuantitas dari pada sesuatu.
Dari definisi evaluasi atau
penilaian dan pengukuran (measurement) yang disebut diatas, maka dapat
diketahui perbedaannya dengan jelas antara arti penilaian dan pengukuran. Sehingga
pengukuran akan memberikan jawaban terhadap pertanyaan “How Much”,
sedangkan penilaian akan memberikan jawaban dari pertanyaan “What Value”.
Walaupun ada perbedaan antara
pengukuran dan penilaian, namun keduanya tidak dapat dipisahkan. Karena antara pengukuran
dan penilaian terdapat hubungan yang sangat erat. Penilaian yang tepat terhadap
sesuatu terlebih dahulu harus didasarkan atas hasil pengukuran-pengukuran. Pada
akhir pelaksanaan program Bimbingan dan Konseling selalu tercantum suatu
kegiatan yang telah dilaksanakan sesuai dengan rencana tertentu.
Pendapat “Good” yang dikutip oleh
I.Jumhur dan Moch. Surya (1975 :154), tentang evaluasi adalah : “Proses
menentukan atau mempertimbangkan nilai atau jumlah sesuatu melaluipenilaian yang
dilakukan dengan seksama”. Sejalan dengan rumusan diatas, Arthur Jones
memberikan batasan tentang evaluasi adalah sebagai berikut : “Proses yang
menunjukkan kepada kita sampai berapa jauh tujuan – tujuan program sekolah
dapat dilaksanakan”.
Lebih jauh Moch. Surya mengemukakan
menilai bimbingan pada hakekatnya mengetahui secara pasti tentang bagaimana
organisasi dan administrasi program itu, bagaimana guru-guru dan
petugas-petugas bimbingan lainnya dapat berpartisipasi bagaimana pelaksanaan
konseling dan bagaimana catatan-catatan kumulatif dapat dikumpulkan. Uraian
tersebut merupakan penjabaran dari proses kegiatan Bimbingan dan Konseling,
yang akhirnya perlu pula diketahui bagaimana hasil dari pelaksanaan kegiatan
itu. Dengan kata lain bahwa penilaian yang dilakukan terhadap kegiatan
Bimbingan dan Konseling ditujukan untuk menilai bagaimana kesesuaian program,
bagaimana pelaksanaan yang dilakukan oleh para petugas Bimbingan, dan bagaimana
pula hasil yang diperoleh dari pelaksanaan program tersebut. Dengan demikian
dapat disimpulkan bahwa evaluasi terhadap kegiatan Bimbingan dan Konseling,
mengandung tiga aspek penilaian, yaitu:
- Penilaian terhadap program Bimbingan dan Konseling.
- Penilaian terhadap proses pelaksanaan Bimbingan dan Konseling.
- Penilaian terhadap hasil (Product) dari pelaksanaan kegiatan pelayanan Bimbingan dan Konseling.
Evaluasi program adalah langkah awal
dalam supervisi, yaitu mengumpulkan data yang tepat agar dapat dilanjutkan
dengan pemberian pembinaan yang tepat pula. Evaluasi program sangat
penting dan bermanfaat terutama bagi pengambil keputusan. Alasannya adalah
dengan masukan hasil evaluasi program itulah para pengambil
keputusan akan menentukan tindak lanjut dari program yang sedang atau
telah dilaksanakan.
Hal terpenting dan perlu ditekankan dalam menentukan program, yaitu:
1. Realisasi atau implementasi suatu kebijakan,
2. Terjadi dalam waktu yang relatif lama, karena merupakan kegiatan berkesinambungan
3. Terjadi dalam organisasi yang melibatkan sekelompok orang.
Adapun
kebijakan yang dapat dilakukan berdasarkan hasil evaluasi suatu program,
keputusan yang diambil diantaranya :
Menghentikan program, karena dipandang program tersebut tidak
ada manfaatnya atau tidak dapat terlaksana sebagaimana yang
diharapkan, Merevisi program, karena ada bagian-bagian yang kurang sesuai
dengan harapan. Melanjutkan program, karena pelaksanaan program menunjukkan
segala sesuatunya sudah berjalan dengan harapan. Menyebarluaskan program,
karena program tersebut sudah berhasil dengan baik maka sangat baik jika
dilaksanakan lagi di tempat waktu yang lain.
1. Pemenuhan ketentuan undang-undang dan peraturan pelaksanaannya,
2. Mengukur efektivitas dan efesiensi program,Mengukur pengaruh, efek sampingan
program,
3. Akuntabilitas pelaksanaan program
4. Akreditasi program,
5. Alat mengontrol pelaksanaan program,
6. Alat komunikasi dengan stakeholder program,
7. Keputusan
mengenai program ;
a.
Diteruskan
b.
Dilaksanakan di tempat lain
c.
Dirubah
d.
Dihentikan
Untuk mempermudah
mengidentifikasi tujuan evaluasi program, kita perlu memperhatikan unsur-unsur
dalam kegiatan pelaksanaannya yang terdiri dari:
1. What yaitu apa yang akan di evaluasi
2. Who yaitu siapa yang akan
melaksanakan evaluasi
3. How yaitu bagaimana melaksanakannya
Dengan memperhatikan
pada tiga unsur kegiatan tersebut, ada tiga komponen paling sedikit yang dapat
dievaluasi: tujuan, pelaksana kegiatan dan prosedur atau teknik pelaksanaan.
Didalam evaluasi
program pendidikan terdapat ketepatan model evaluasi yang berarti ada
keterkaitan yang erat antara evaluasi program dengan jenis program yang
dievaluasi. Dan jenis program ini dapat dibedakan menjadi tiga yaitu:
- Program pemrosesan, maksudnya adalah program yang kegiatan pokoknya mengubah bahan mentah (input) menjadi bahan jadi sebagai hasil proses (output).
- Program layanan, maksudnya adalah sebuah kesatuan kegiatan yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan pihak tertentu sehingga merasa puas dengan tujuan program.
- Program umum, maksudnya adalah sebuah program yang tidak tampak apa yang menjadi ciri utamanya.
Seperti halnya
penelitian, evaluasi program memerlukan proposal dan rancangan evaluasi.
Perbedaan antara proposal evaluasi program dan rancangan evaluasi program
terletak pada tekanan isinya. jika proposal merupakan usulan kegiatan maka,
rancangan merupakan peta perjalanan kegiatan yang akan dilaksanakan oleh
evaluator dalam melaksanakan evaluasi. Hal-hal yang harus diperhatikan dalam
merancang perencanaan evaluasi adalah sebagai berikut:
1. Analisis
kebutuhan, merupakan sebuah proses
penting bagi evaluasi program karena melalui
kegiatan ini akan dihasilkan gambaran yang
jelas tentang kesenjangan antara hal atau kondisi nyata
dengan kondisi yang diinginkan.
2. Analisis kebutuhan dilakukan dengan
sasarannya adalah siswa, kelas atau sekolah.
3. Menyusun proposal evaluasi program, dengan memperhatikan butir sebagai
berikut:
a.
Pendahuluan,
menekankan garis besar bagian isi.
b.
Metodologi yang
berisi tiga hal pokok, yaitu penentuan sumber data, metode pengumpulan data dan
penentuan instrumen pengumpulan data.
c.
Penentuan
instrumen evaluasi yang menekankan pada alat apa yang diperlukan untuk
mengumpulkan data, hal tersebut biasanya harus disesuaikan dengan metode yang
sudah ditentukan oleh evaluator.
Secara garis besar evaluasi program dilaksanakan melalui beberapa tahapan:
tahap persiapan evaluasi program, tahap pelaksanaan evaluasi program dan tahap
monitoring pelaksanaan program.
Analisis data dalam evaluasi program pendidikan dapat dilaksanakan melalui
tahapan sebagai berikut :
- Tabulasi data, merupakan sebuah pengolahan dan pemrosesan hingga menjadi tabel dengan tujuan agar mudah saat melakukan analisis. Tabulasi ini berisikan variabel-variabel objek yang akan diteliti dan angka-angka sebagai simbolisasi (label) dari kategori berdasarkan variabel-variabel yang akan diteliti.
- Pengolahan data, kegiatan ini merupakan kegiatan lanjutan setelah data terkumpul dan ditabulasi. Dari pengolahan data ini dapat diperoleh keterangan/informasi yang bermakna atas sekumpulan angka, simbol, atau tanda-tanda yang didapatkan dari lapangan.
- Pengolahan data dengan komputer, merupakan kemudahan bagi peneliti bila objek yang diteliti memiliki variabel banyak dan sangat kompleks, hanya dengan memasukkan coding sheet langsun memprosesnya maka hasilnya akan diperoleh cepat.
Tolok ukur hasil pendidikan dapat diketahui dengan adanya evaluasi,
evaluasi pendidikan dapat diartikan sebagai pengukuran atau penilaian hasil
belajar-mengajar, padahal antara keduanya punya arti yang berbeda meskipun
saling berhubungan. Mengukur adalah membandingkan sesuatu dan satu ukuran
(kuantitatif), sedangkan menilai berarti mengambil satu keputusan terhadap
sesuatu dengan ukuran baik buruk (kualitatif). Adapun pengertian evaluasi
meliputi keduanya.
B. MODEL DAN PENDEKATAN DALAM EVALUASI PROGRAM BK
1.
Model Evaluasi
Riset yang dilakukan menggunakan metodologi action research untuk
meningkatkan kerangka kerja dalam penerapan data dimana obyek tersebut menjadi
kajian penelitian. Action research adalah jenis metodologi riset yang dilakukan
dengan secara aktif terjun langsung pada pemberi kebijakan yang akan diteliti,
dalam hal ini, penulis ikut bekerja di dalam Balai Pelatihan Pendidikan
Kejuruan. Teknik yang dilakukan dengan cara:
a. Mengobservasi praktisi balai
pelatihan pendidikan kejuruan
b. Action learning,
c. Interview tak terjadwal, dan
d. Studi informasi yang tersimpan.
Dengan melakukan action learning,
penulis membuat dokumentasi terhadap setiap interaksi dengan kegiatan di Balai
Pelatihan Pendidikan Kejuruan. Untuk kriteria evaluasi kinerja,
riset yang penulis lakukan adalah membuat kerangka evaluasi yaitu:
a. Selalu mencari cara untuk mengatasi latar belakang
masalah sesegera mungkin.Selalu mencari cara
untuk meningkatkan framework yang sudah ada untuk
menunjukkan bahwa riset memiliki hasil yang menguntungkan.
b. Terdapat banyak model evaluasi program yang digunakan para ahli. Salah
satunya adalah model CIPP ( Context – input – process – product). Model ini
dikembangkan oleh Stufflebeam , model CIPP oleh Stufflebeam 1971 (dari Ward
Mitchell Cates, 1990) . Model CIPP (1971) melihat kepada
empat dimensi yaitu dimensi Konteks, dimensi Input, dimensi Proses dan dimensi
Produk.
c. Keunikan
model ini adalah pada setiap tipe evaluasi terkait pada perangkat pengambil
keputusan (decission) yang menyangkut perencanaan dan operasional sebuah
program. Keunggulan model CIPP memberikan suatu format evaluasi yang
komprehensif pada setiap tahapan evaluasi yaitu tahap konteks, masukan, proses,
dan produk. Untuk memahami hubungan model CIPP dengan pembuat keputusan dan
akuntabilitas dapat diamati pada visualisasi sebagai berikut:
Tipe Evaluasi
|
Konteks
|
Input
|
Proses
|
Produk
|
Pembuat Keputusan
|
Obyektif
|
Solusi strategi desain prosedur
|
Implementasi
|
Dihentikan
Dilanjutkan Dimidifikasi Program Ulang
|
Akuntabilitas
|
Rekaman Obyektif
|
Rekaman pilihan strategi desain
dan desain
|
Rekaman Proses Akutual
|
Rekaman
pencapaian dan keputusan ulang
|
2.
Pendekatan
Evaluasi
Pendekatan evaluasi pelaksanaan
program bimbingan dan konseling dapat dilakukan dengan berbagai cara dan
kegiatan. Ada beberapa metode yang digunakan untuk menyelnggarakan evaluasi
pelaksanaan program bimbingan dan konseling, yaitu:
a.
Metode survei.
Metode ini mungkin sering
menggunakan metode evaluasi dalam setting sekolah. Metode ini dimaksudkan guna
mendapatkan data tentang lingkungan, pengelolaan sikap dan pandangan personel
sekolah lainnya, sikap dan pandangan siswa terhadapa program bimbingan. Jadi
metode survei ini merupakan usaha untuk mengenal keadaan sesungguhnya dari
suatu sekolah secara menyeluruh sebagaimana adanya. Hal tersebut sangat berguna
untuk menentukan kegiatan sekolah selanjutnya dalam rangka memperbaiki hal-hal
yang tidak sesuai dengan kebutuhan siswa, melengkapi kebutuhan yang belum
terpenuhi, dan memperbaiki hubungan antara unsur-unsur yang mendukung kehidupan
sekolah tersebut.
b.
Metode Observasi.
Sebelum melaksanakan observasi
dibutuhkan suatu rencana yang terinci, yang mencakup perilaku-perilaku siswa
yang akan diamati, kapan yang akan diamati, oleh siapa yang akan diamati, akan
direkam dengan cara yang bagaimana, dan akan diberi interpretasi eveluatif
menurut apa. Jadi, sebelum observasi dilaksanakan, observer perlu membuat
pedoman atau kriteria terlebih dahulu agar dapat yang diperoleh lebih terarah
dan tepat. Unsur objektivitas dapat dikurangi dengan cara melibatkan banyak
orang. Dengan demikian, peencanaan yang rinci, pembuatan pedoman atau kriteria
dan keterlibatan lebih dari satu orang dalam observasi akan diperoleh data yang
lebih terarah, tepat dan objektif.
c.
Metode Eksperimental.
Bentuk ini yang paling tepat
memerlukan dengan membentuk 2 kelompok siswa yang satu diantaranya dijadikan
kelompok eksperimental dan kelompok yang lainnya menjadi kelompok kontrol,
yaitu yang satu menjadi kelompok yang mendapat pelayanan bimbingan dan
konseling dan kelompok yang lainnya tidak mendapat layanan bimbingan dan
konseling.
Kalau hasil perkembangan dalam suatu periode tertentu
dari kedua kelompok diperbandingkan, dari hasil perbandingan tersebut tampak
sampai sejauh mana program bimbingan dan konseling dapat membantu perkembangan
siswa yang memperolehnya.
d.
Metode Study Kasus.
Metode ini digunakan untuk
mengumpulkan data mengenai keadaan seorang siswa yang dijadikan objek studi
kasus. Sebelum melakukan studi kasus perlu ditetapkan hal-hal yang dianggap
penting tentang diri seorang siswa (klien) yang berkaitan dengan usaha
layanannya. Metode studi kasus cukup banyak memakan waktu, akan tetapi memiliki
beberapa keuntungan tertentu. Penekanannya pada perkembangan individu dan perkembangan
kepribadiannya, disamping itu metode ini banyak manfaatnya bagi konselor dalam
mengevaluasi efesiensi dan efektivitas kegiatan-kegiatan bimbingan yang
dilaksanakannya.
e.
Evalusi Konteks
Evaluasi
konteks (context evaluation) merupakan dasar dari evaluasi yang bertujuan
menyediakan alasan-alasan (rationale) dalam penentuan tujuan (Baline R.
Worthern & James R Sanders : 1979) Karenanya upaya yang dilakukan evaluator
dalam evaluasi konteks ini adalah memberikan gambaran dan rincian terhadap
lingkungan, kebutuhan serta tujuan (goal). Evaluasi konteks mencakup analisis masalah yang berkaitan dengan lingkungan
program atau kondisi obyektif yang akan dilaksanakan. Berisi tentang analisis kekuatan
dan kelemahan obyek tertentu. Stufflebeam menyatakan evaluasi konteks sebagai
fokus institusi yang mengidentifikasi peluang dan menilai kebutuhan (1983).
Suatu kebutuhan
dirumuskan sebagai suatu kesenjangan ( discrepancy view ) kondisi nyata (
reality ) dengan kondisi yang diharapkan ( ideality ). Dengan kata lain
evaluasi konteks berhubungan dengan analisis masalah kekuatan dan kelemahan
dari obyek tertentu yang akan atau sedang berjalan. Evaluasi konteks memberikan
informasi bagi pengambil keputusan dalam perencanaan suatu program yang akan on
going. Selain itu, konteks juga bermaksud bagaimana rasionalnya suatu program.
Analisis ini akan membantu dalam merencanakan keputusan, menentapkan kebutuhan
dan merumuskan tujuan program secara lebih terarah dan demokratis. Evaluasi
konteks juga mendiagnostik suatu kebutuhan yang selayaknya tersedia sehingga
tidak menimbulkan kerugian jangka panjang ( Isaac and Michael:1981)
f.
Evaluasi Input
Evaluasi input
(input evaluation) merupakan evaluasi yang bertujuan menyediakan informasi
untuk menentukan bagaimana menggunakan sumberdaya yang tersedia dalam mencapai
tujuan program. Evaluasi input meliputi analisis personal yang
berhubungan dengan bagaimana penggunaan sumber-sumber yang tersedia, alternatif-alternatif
strategi yang harus dipertimbangkan untuk mencapai suatu program.
Mengidentifikasi dan menilai kapabilitas sistem, alternatif strategi program,
desain prosedur untuk strategi implementasi, pembiayaan dan penjadwalan.
Evaluasi masukan bermanfaat untuk membimbing pemilihan strategi program dalam
menspesifikasikan rancangan prosedural. Informasi dan data yang terkumpul dapat
digunakan untuk menentukan sumber dan strategi dalam keterbatasan yang ada.
Pertanyaan yang mendasar adalah bagaimana rencana penggunaan sumber-sumber yang
ada sebagai upaya memperoleh rencana program yang efektif dan efisien.
g.
Evaluasi Proses
Evaluasi proses
(process evaluation) diarahkan pada sejauh mana kegiatan yang direncanakan
tersebut sudah dilaksanakan. Ketika sebuah program telah disetujui dan dimulai,
maka dibutuhkanlah evaluasi proses dalam menyediakan umpan balik (feedback)
bagi orang yang bertanggungjawab dalam melaksanakan program tersebut
Evaluasi proses merupakan evaluasi yang dirancang dan diaplikasikan dalam praktik implementasi kegiatan. Termasuk mengidentifikasi permasalahan prosedur baik tatalaksana kejadian dan aktifitas. Setiap aktivitas dimonitor perubahan-perubahan yang terjadi secara jujur dan cermat. Pencatatan aktivitas harian demikian penting karena berguna bagi pengambil keputusan untuk menentukan tindak lanjut penyempurnaan. Disamping itu catatan akan berguna untuk menentukan kekuatan dan kelemahan atau program ketika dikaitkan dengan keluaran yang ditemukan. Tujuan utama evaluasi proses seperti yang dikemukakan oleh Worthen and Sanders(1973), yaitu :
Evaluasi proses merupakan evaluasi yang dirancang dan diaplikasikan dalam praktik implementasi kegiatan. Termasuk mengidentifikasi permasalahan prosedur baik tatalaksana kejadian dan aktifitas. Setiap aktivitas dimonitor perubahan-perubahan yang terjadi secara jujur dan cermat. Pencatatan aktivitas harian demikian penting karena berguna bagi pengambil keputusan untuk menentukan tindak lanjut penyempurnaan. Disamping itu catatan akan berguna untuk menentukan kekuatan dan kelemahan atau program ketika dikaitkan dengan keluaran yang ditemukan. Tujuan utama evaluasi proses seperti yang dikemukakan oleh Worthen and Sanders(1973), yaitu :
Mengetahui kelemahan selama pelaksanaan termasuk
hal-hal yang baik untuk dipertahankan,
Memperoleh informasi mengenai keputusan yang
ditetapkan, dan
Memelihara catatan-catatan lapangan mengenai hal-hal
penting saat implementasi dilaksanakan.
h.
Evaluasi Produk
Evaluasi Produk (product evaluation)
merupakan bagian terakhir dari model CIPP. Evaluasi ini bertujuan mengukur dan
menginterpretasikan capaian-capaian program. Evaluasi produk menunjukkan
perubahan-perubahan yang terjadi pada input.
Evaluasi produk merupakan kumpulan deskripsi dan
“judgement outcomes” dalam hubungannya dengan konteks, input, dan proses,
kemudian di interprestasikan harga dan jasa yang diberikan ( Stuflebeam and
Shinkfield : 1986). Evaluasi produk adalah evaluasi mengukur keberhasilan
pencapaian tujuan. Evaluasi ini merupakan catatan pencapaian hasil dan
keputusan-keputuasan untuk perbaikan dan aktualisasi. Aktivitas evauasi produk
adalah mengukur dan menafsirkan hasil yang telah dicapai. Pengukuran
dkembangkan dan di administrasikan secara cermat dan teliti. Keakuratan
analisis akan menjadi bahan penarikan kesimpulan dan pengajuan saran sesuai
standar kelayakan. Apakah program itu akan dilanjutkan, dimodifikasi kembali
atau bahkan akan dihentikan
Secara garis besar, kegiatan evaluasi produk meliputi
kegiatan penetapan tujuan operasional program, kriteria-kriteria pengukuran
yang telah dicapai, membandingkannya antara kenyataan lapangan dengan rumusan
tujuan, dan menyusun penafsiran secara rasional.
Analisis produk ini diperlukan pembanding
antara tujuan, yang ditetapkan dalam rancangan dengan hasil program yang
dicapai. Hasil yang dinilai dapat berupa skor tes, perentase, data observasi,
diagram data, sosiometri dan sebaginya yang dapat ditelusuri kaitanya dengan
tujuan-tujuan yang lebih rinci. Selanjutnya dilakukan analisis kualitatif
tentang mengapa hasilnya seperti itu.
Keputusan-keputusan
yang diambil dari penilaian implementasi pada setiap tahapan evaluasi program
diklasifikasikan dalam tiga katagori yaitu rendah, moderat, dan tinggi. Model CIPP merupakan model yang berorientasi kepada pemegang keputusan.
Model ini membagi evaluasi dalam empat macam, yaitu :
Evaluasi
konteks melayani keputusan perencanaan, yaitu membantu merencanakan pilihan
keputusan, menentukan kebutuhan yang akan dicapai dan merumuskan tujuan
program.
Evaluasi
masukan untuk keputusan strukturisasi yaitu menolong mengatur keputusan
menentukan sumber-sumber yang tersedia, alternatif-alternatif yang diambil,
rencana dan strategi untuk mencapai kebutuhan, serta prosedur kerja untuk
mencapai tujuan yang dimaksud.
Evaluasi proses melayani keputusan implementasi, yaitu
membantu keputusan sampai sejauh mana program telah dilaksanakan.
Evaluasi produk untuk melayani daur ulang keputusan.
Keunggulan model CIPP merupakan system kerja yang dinamis.
Keempat macam evaluasi tersebut divisualisasikan
sebagi berikut :
Evaluasi CIPP yang dikembangkan oleh
stufflebeam merupakan salah satu contoh model evaluasi ini. Model CIPP
merupakan salah satu model yang paling sering dipakai oleh evaluator. Model ini
terdiri dari 4 komponen evaluasi sesuai dengan nama model itu sendiri yang
merupakan singkatan dari Context, Input, Process dan Product. Bentuk pendekatan
dalam melakukan evaluasi yang sering digunakan yaitu pendekatan eksperimental,
pendekatan yang berorientasi pada tujuan, yang berfokus pada keputusan,
berorientasi pada pemakai dan pendekatan yang responsive yang berorientasi
terhadap target keberhasilan dalam evaluasi.
Model CIPP yang dikembangkan oleh
Stuflebeam and Shinkfield (1986), yang memfokuskan kepada empat komponen
evaluasi yaitu; komponen konteks, komponen input, komponen proses dan komponen
produk perlu ditinjau dan di evaluasi sampai sejauhmana efektivitasnya.
Efektifitas dipahami sebagai
rangkaian proses dan produk untuk melakukan hal-hal yang tepat atau
menyelesaikan sesuatu dengan pas (Stonner, Freeman, dan Gilbert: 1995). Secara
operasional, efektivitas dipahami sebagai suatu kondisi yang menampilkan
tingkatan keberhasilan suatu program sesuai standar yang sudah ditetapkan
(Koontz dan Weilirch: 1988). Cara untuk mengetahui tingkatan efektivitas
dilakukan dengan mengukur komponen konteks, input, proses dan produk kemudian
dibandingkan dengan standar objektif yang ditetapkan. Efektivitas dikategorikan
pada tingkatan rendah, moderat dan tinggi.
Atas dasar masalah penelitian dan
landasan teori serta deskripsi program, maka dibangun suatu kerangka acuan yang
melibatkan empat komponen evaluasi model CIPP. Keempat komponen evaluasi
memiliki cakupan konseptual yang merupakan sumber rujukan pengembangan ke arah
indikator penelitian.
C. TUJUAN DAN LINGKUP EVALUASI PROGRAM BK
1.
Tujuan Evaluasi
Evaluasi dalam program bimbingan dan
konseling di sekolah ialah brupaya untuk menelah program pelayanan BK yang
telah dan sedang dilaksanakan untuk mengembangkan dan memperbaiki program BK Di
sekolah bersangkutan. Dengan demikian,penilaian layanan Bimbingan dan konseling
di sekolah adalah bertujuan adalah
- Membantu mengembangtumbuhkan kurikulum sekolah kearah kesesuaian dan kebetuhan siswa
- Membantu guru memperbaiki cara mengajar dikelas
- Memungkinkan program bimbingan dan konseling berfungsi lebih efektif
- Kriteria penilaian pelksanaan program Bimbingan dan konseling
Criteria atau patokan yang dipakai
untuk untuk mengevaluasi keberhasilan pelaksanaan program BK di sekolah adalah
mengacu pada terpenuhi tidaknya kebutuhan-kebutuhan peserta didik dan
pihak-pihak yang terlibat baik langsung maupun tidak langsung berperan mebantu
peserta didik memperoleh perubahan-perubahan perilaku dan pribadi kearah yang
lebih baik.
Dalam melaksanakan suatu program,
hal ini program Bimbingan dan Konseling, peranan evaluasi sangatlah penting.
Hasil evaluasi akan memberikan manfaat yang sangat berarti bagi pelaksanaan
program tersebut untuk selanjutnya. Beberapa hal yang diperoleh dari hasil
evaluasi diantaranya:
a. Untuk
mengetahui apakah program Bimbingan sesuai dengan kebutuhan yang ada?
b. Apakah
pelaksanaan kegiatan yang dilakukan sesuai dengan program, dan mendukung
pencapaian tujuan program itu?
c. Bagaimana
hasil yang diperoleh telah mencapai criteria keberhasilan sesuai dengan tujuan
dari program itu?
d. Dapatkah
diketemukan bahan balikan bagi pengembangan program berikutnya ?
e. Adakah
masalah-masalah baru yang muncul sebagai bahan pemecahan dalam program
berikutnya ?
f. Untuk
memperkuat perkiraan-perkiraan (asumsi) yang mendasar pelaksanaan program
bimbingan ?
g. Untuk
melengkapi bahan-bahan informasi dan data yang diperlukan dan dapat digunakan
dalam memberikan bimbingan siswa secara perorangan.
h. Untuk
mendapatkan dasar yang sehat bagi kelancaran pelaksanaan hubungan masyarakat.
i.
Untuk meneliti secara periodik hasil pelaksanaan
program yang perlu diperbaiki.
Begitu juga Evaluasi menjadi umpan
balik secara berkesinambungan bagi semua tahap pelaksanaan program. Evaluasi
ini bertujuan untuk memperoleh data yang bermanfaat bagi pengambilan keputusan,
baik untuk perbaikan maupun pengembangan program di masa yang akan
datang. Evaluasi juga dimaksudkan untuk menguji keberhasilan atau
pencapaian tujuan yang telah ditetapkan.
Tolley & Rowland (Ipah Saripah,
2006:70) mengemukakan bahwa evaluasi terhadap efektivitas program bimbingan dan
konseling dapat dilihat dari tiga indikator, yakni proses, hasil jangka
menengah, dan hasil akhir. Evaluasi mempunyai fungsi untuk menentukan layak
tidaknya suatu program. Evaluasi adalah proses penilaian dengan jalan
membandingkan antara tujuan yang diharapkan dengan kemajuan prestasi yang
dicapai. Pada dasarnya evaluasi program merujuk pada seluruh aspek
perencanaan yang telah dilakukan. Alur proses evaluasi dapat dilihat pada bagan
1.2 di bawah ini.
DAFTAR PUSTAKA
Sudrajat, A. (2010). Konsep Evaluasi Program Bimbingan dan Konseling.
Tersedia: http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2010/02/03/evaluasi-program-bimbingan-dan-konseling-di-sekolah/
TN. (2010). Evaluasi Program
Layanan Bimbingan dan Konseling. Tersedia pada: http://www.duniaedukasi.net/2010/05/evaluasi-program-bimbingan-dan.html
Dewa Ketut
Sukardi.2008. Proses Bimbingan dan Konseling di sekolah. Jakarta:
Rineka Cipta
makasih gan...
ReplyDeletesama-sama semoga bermanfaat
Deleteberkunjung lagi ya
Bapak/Mas, terimaksih atas materinya. Apa ada materi lain tgg sejarah evaluasi BK di Indonesia? kalo ada mohon infonya:)
ReplyDeletesama sama insylloh jika ada nanti saya sher ya
Deleteterimaksih ya untuk kunjungannya silahkan berkunjung kembali
http://jati-rinakriatmaja.blogspot.com/2013/09/konsep-evaluasi-dan-supervisi-bimbingan.html
Deleteini sudah saya perbaharui insylloh sedimkit membantu dan maaf sangat lama untuk memberikan ini
asslm. jati, putri numpang share ya? makasih nih materinya :)
ReplyDeletewaalaikumsalam,,,,
Deleteia makauk kita semuasih semoga bermanfaat ya,,,,
jangan lupa untuk berkunjung kembali salam sukses untuk kita semua
kak, aku warahi gawe blog ah kak..
ReplyDeleteayo to besuk di lab tapi hehehe
DeleteKayany kenal sama yg pnya blog ini
ReplyDeletewah mas lulut, bagaimana kabarnya sehat?
Delete