PROSES PERKEMBANGAN DAN HUBUNGANNYA DENGAN
PROSES BELAJAR
1.
Definisi Perkembangan
Perkembangan (development)
adalah proses atau tahapan pertumbuhan ke arah yang lebuh maju. Pertumbuhan
sendiri (growth) berarti tahapan peningkatan sesuatu dalam hal jumlah,ukuran
dan arti pentingnya. Pertumbuhan juga berarti sebuah tahapan perkembangan (a
stage of development) (Mc. Leod, 1989).
Adapun perkembangan adalah
proses perubahan kualitati yang mengacu pada mtu fungsi organ-organ jasmaniah,
bukan organ-organ jasmaniahnya itu sendiri. Dengan kata lain penekanan arti perkembangan itu terletak pada
penyempurnaan fungsi psikologis yang disandang oleh organ-organ fisik.
1.
Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan
Dalam mempelajai perkembangan
manusia diperlukan adanya perhatian khusus mengenai proses pematangan
(khususnya pematangan fungsi kognitif), proses belajar dan pembawaan atau
bakat. Karena ketiga hal berkaitan erat dan saling berpengaruh dalam
perkembangan kehidupan manusia tak terkecuali para siswa sebagai peserta didik
kita. Dikarenakan apabila fungsi kognitif, bakat dan proses belajar seorang
dalam keadaan positif, hampir dapat dipastikan siswa tersebut akan mengalami
proses perkembangan kehidupan secara mulus. Akan tetapi, asumsi yang
menjanjikan ini belum tentu terwujud, karena banyak faktor yang berpengaruh
terhadap proses perkembangan siswa dalam menuju cita-cita bahagianya.
1.
Tugas Perkembangan Tiap-Tiap Fase
1.
Tugas
perkembangan fase bayi dan kanak-kanak. (0-5 tahun)
1.
Belajar memakan makanan keras.
2.
Belajar berdiri dan berjalan.
3.
Belajar berbicara.
4. Belajar mengendalikan pengeluaran
benda-benda buangan dari tubuhnya.
5. Belajar membedakan jenis kelamin antara
laki-laki dan perempuan.
6. Mencapai kematangan untuk Belajar membaca
dalam arti mulai mengenal huruf.
7. Belajar mengadakan hubungan emosional
selain dengan ibunya, ayahnya, saudara kandung, dan orang-orang
disekelilingnya.
8. Belajar membedakan antara hal-hal yang
baik dengan yang buruk dan antara yang benar dengan salah.
1. Tugas perkembangan fase anak-anak (6-12 tahun)
1. Belajar keterampilan fisikyang diperlukan
untuk bermain.
2. Membina sikap yang sehat (positif)
terhadap dirinya sendiri sebagai seorang individu yang sedang berkembang.
3. Belajar bergaul dengan teman-teman sebaya
sesuai dengan etika moral yang berlaku di masyarakatnya.
4.
Belajar memainkan peran sebagai seorang pria maupun
wanita.
5. Mengembangkan dasar-dasar keterampilan
membaca, menulis dan berhitung.
6. Mengembangkan konsep-konsep yang
diperlukan dalam kehidupan sehari-hari.
7. Mengembangkan kata hati, moral dan skala
nilai yang selaras dengan keyakinan dan kebudayaan yang berlaku di
masyarakatnya.
8.
Mengembangkan sikap objektif/lugas baik positif maupun
negatif terhadap kelompok dan lembaga kemasyarakatan.
9.
Belajar mencapai kemerdekaan/kebebasan pribadi sehingga
menjadi dirinya sendiri yang mendiri dan bertanggung jawab.
1. Tugas perkembangan fase remaja (13-21
tahun)
1. Mencapai pola hubungan baru yang lebih
matang dengan teman lawan jenis.
2. Mencaai peranan sosial yang selaras dengan
tuntutan kultural dan sosial masyarakatnya.
3. Menerima kesatuan organ-organ tubuh sesuai
dengan kodartnya masing-masing.
4. Keinginan menerima dan mencapai tingkah
laku sosial tertentu yang bertanggung jawab di tengah tengah masyarakatnya.
5.
Mencapai kebebasan emosional dari orang tua.
6.
Mempersiapkan diri untuk mencapai karier.
7. Mempersiapkan diri untuk memasuki dunia
perkawinan.
8. Memperoleh nilai dan sistem etika.
1. Tugas perkembangan fase dewasa (22-40
tahun)
1.
Mulai bekerja mencari nafkah.
2.
Memilih pasangan hidup.
3.
Mulai memasuki kehidupan rumah tangga.
4. Belajar hidup bersama pasangan dalam rumah
tangga.dan kelurganya.
5. Mengelola tempa tinggal untuk keperluan
rumah tangga dan keluarganya.
6. Membesarkan anak-anak dengan menyediakan
pangan, sandang dan papan yang cukup dan memberikan pendidikan yang memadai
7. Menemukan kelompok sosial yang cocok dan
menyenangkan.
1. Tugas perkembangan fase setengah baya
(41-60 tahun)
1. Mencapai tanggung jawab sosial dan
kewaragnegaraan secara lebih dewasa.
2. Mengembangkan aktivitas dan memanfaatkan
waktu luang sebaik-baiknya dengan orang-orang dewasa lainnya.
3. Menerima dan menyesuaikan diri dengan
perubahan-perubahan psikologis yang lazim terjadi pada masa setengah baya.
4. Menghubungkan diri sedemiian rupa dengan
pasangannya sebagai seorang pribadi yang utuh.
5. Mencapai dan melaksanakan penampilan yang
memuaskan dalam karier.
6. Menyesuaikan diri dengan perikehidupan
orang-orang yang berusia lanjut.
1. Tugas perkembangan fase usia tua (60 tahun
keatas)
1. Menyesuaikan diri dengan menurunnya
kekuatan dan kesehatan jasmaniahnya.
2. Menyesuaikan diri dengan keadaan pensiun
dan berkurangnya penghasilan.
3. Menyesuaikan diri dengan kematian
pasangannya.
4. Membina hubungan yang tegas (afiliasi
eksplisit) dengan para anggota kelompok seusianya.
5. Membina pengaturan jasmani sedemikian rupa
agar memuaskan dan sesuai dengan kebutuhannya.
6.
Menyesuaikan diri terhadap peranan-peranan sosial
dengan cara yang luwes.
1.
Perkembangan Psiko-Fisik Siswa
Pembahasan mengenai perkembangan
psiko-fisik pada bagian ini akan lebih difikuskan pada proses perkembangan yang
dipandang memiliki keterkaitan langsung dengan kegiatan belajar siswa.
Proses-proses perkembangantersebut meliputi:
1.
Perkembangan motor (fisik) siswa
Terdapat empat macam faktor yang mendorong kelanjutan perkembangan motor
skills anak yang juga memungkinkan campur tangan orang tua dan guru dalam
mengarahkannya. Keempat faktor itu sebagai berikut:
1.
Pertumbuhan dan perkembangan sistem syaraf
Pertumbuhan dan perkembangan kemampuannya membuat intelegensi (kecerdasan)
anak meningkat dan menibulkan pola tingkah laku yang baru. Semakin baik perkembangan
kemampuan sistem syaraf seorang anak akan semakin baik dan beragam pula
pola-pola tingkah laku yang dimilikinya. Akan tetapi organ sitem syaraf ini
lain dari yang lain, karena apabila rusak tidak dapat diganti atau tumbuh lagi.
1.
Pertumbuhan otot-otot
Otot merupakan jaringan sel-sel
yang dapat berubah memanjang dan juga sekaligus merupakan unit atau kesatuan
sel yang memiliki daya mengkerut. Diantara fungsi-fungsi pokoknya adalah
sebagai pengikat organ-organ lainnya dan sebagai jaringan pembuluh yang
mendistribusikan sari makanan. Peningkatan
tegangan otot anak dapat menimbulkan perubahan dan peningkatan aneka ragam
kemampuan dan kekuatan jasmaninya. Perubahan ini sangat tampak dari anak yang
sehat dari tahun ke tahun dengan semakin banyaknya keterlibatan anak tersebut
dalam permainan yang bermacam-macam atau dalam membuat kerajinan tangan yang
semakin meningkat kualitas dan kuantitasnya dari masa ke masa.
1. Perkembangan dan pertumbuhan fungsi
kelenjar endokrin
Kelenjar adalah alat tubuh yang mengahasilkan cairan atau getah, seperti
kelenjar keringat. Perubahan fungsi dari kelenjar-kelenjar endokrin akan
mengakibatkan berubahnya pola sikap dan tingkah laku seorang remaja terhadap
lawan jenisnya. Perubahan ini dapat berupa seringnya bekerja sama dalam belajar
atau beolah raga, perubahan pola perilaku yang bermaksud menarik perhatian
lawan jenis, berubahnya gaya dandanan/penampilan dan lain-lain
1.
Perubahan struktur jasmani
Semakin meningkat usia anak maka
akan semakin menigkat pula ukuran tinggi dan bobot serta proporsi tubuh pada
umumnya. Perubahan jasmani ini akan
banyak berpengaruh terhadap perkembangan kemampuan dan kecakapan motor skills
anak. Pengaruh perubahan fisik seorang siswa juga tampak pada sikap dan
perilakunya terhadap orang lain, karena perubahan fisik itu sendiri mengubah
konsep diri (self-concept) siswa tersebut.
1.
Perkembangan kognitif siswa
Menurut Jean Piaget,
perkembangan kognitif anak terdirir dari empat tahapan, diantaranya:
1.
Tahap sensory-motor
Tahap ini terjadi antara usia 0-2 tahun. Intelegensi sensory motor dipandang sebagai
intelegensi praktis. Anak pada usia ini belajar bagaimana mengikuti dunia
kebendaaan secara praktis dan belajar menimbulkan efek tertentu tanpa memahami
apa yang sedang mereka perbuat kecuali hanya mencari cara melakukan perbuatan
tersebut.
1.
Tahap pre-oprational
Periode ini terjadi pada usia 2-7 tahun. Pada tahapan ini anaksudah
memiliki kesadaran akan tetap eksisnya yang harus ada dan biasanya ada,
walaupun benda tersebut sudah ditinggalkan, sudah tidak dilihat atau sudah
tidak pernah diengar lagi. Selain itu seorang anak mulai mampu menggunakan
kata-kata yang benar dan mampu pula mengekspresikan kalimat-kalimat pendek
tetapi efektif.
1.
Tahap concrete-operational
Tahapan ini terjadi pada usia 7-11 tahun. Dalam tahapan ini seorang anak
memperoleh kemampuan yang disebut system of operations (satuan langkah
berpikir). Selain itu anak memiliki kemampuan konservsi (kemampuan
dalam memahami aspek-aspek kumulatif materi, seperti volume), penambahan
golongan benda (kemampuan dalam memahami cara mengkombinasikan benda-benda
yang memiliki kelas rendah dengan kelas atasnya lagi), dan pelipatgandaan
golongan benda.
1.
Tahap formal-operational
Usia tahapan ini adalah 11-15
tahun. Pada tahap ini seorang remaja memiliki kemampuan mengkoordinasikan baik
secara serentak maupun berurutan dua ragam kemampuan kognitifnya. Yaitu kapasitas menggunakan hipotesis dan
kapasitas menggunakan prinsip-prinsip abstrak. Dengan kemampuan hipotesis,
remaja mampu berpikir khususnya dalam hal pemecahan masalah dengan menggunakan
anggapan dasar yang relevan dengan lingkungan yang ia respon. Sedangkan dengan
memiliki kapasitas prinsip-prinsip abstrak, mereka mampu mempelajari materi
pelajaran yang abstrak, seperti ilmu matematika.
1.
Perkembangan sosial dan moral siswa
Perkembangan ini merupakan perkembagan kepribadian siswa selakuanggota
masyarakat dalam berhubungan dengan orang lain. Proses perkembangan ini
berkaitan juga dengan proses belajar. Sehingga konsekuensinya, kualitas hasil
perkembangan sosial siswa sangat bergantung pada kualitas proses belajar
(khususnya belajar sosial) siswa disekolahd an keluarga maupun lingkungan yang
lebih luas lagi.
1. Arti Penting Perkembangan Kognitif bagi
Proses Belajar Siswa
Ranah psikologis siswa yang
terpenting adalah ranah kognitif. Ranah kejiwaan yang berkedudukan pada otak
ini, dalam perspektif psikologi kognitif, adalah sumber sekaligus pengendali
ranah-ranah kejiwaan lainnya. Tanpa ranah kognitif sulit dibayangkan seorang
siswa mampu berpikir. Selanjutnya tanpa kemampuan berpikir mustahil siswa dapat
memahami dan meyakini faedah materi-materi pelajaran yang disampaikan oleh guru
mereka. Selain itu juga sulit untuk menagka pesan moral yang terkandung dalam
pelajran tersebut. Sehingga faidah pengembangan ranah kognitif siswa adalah
untuk mengembangkan kecakapn berikut ini:
1.
Mengembangkan kecakapan kognitif
2.
Mengembangkan kecakapan afektif
3.
Mengembangkan kecakapan psikomotor
No comments:
Post a Comment