Pemahaman mengenai
pengertian evaluasi program dapat berbeda-beda sesuai dengan pengertian
evaluasi yang bervariatif oleh para pakar evaluasi. Pengertian evaluasi menurut
Stufflebeam yang di kutip oleh Ansyar (1989) bahwa evaluasi adalah proses
memperoleh dan menyajikan informasi yang berguna untuk mempertimbangkan
alternatif-alternatif pengambilan keputusan. Selanjutnya The joint committee
on Standars For Educational Evaluation(1994) ,
mendefinisikan bahwa evaluasi sebagai kegiatan investigasi yang sistematis
tentang keberhasilan suatu tujuan. Sedangkan Djaali, Mulyono dan Ramli (2000)
mendefinisikan bahwa Evaluasi sebagai proses menilai sesuatu berdasarkan
standar objektif yang telah ditetapkan kemudian diambil keputusan atas obyek
yang dievaluasi. Rutman and Mowbray 1983, mendefinisikan evaluasi adalah
penggunaan metode ilmiah untuk menilai implementasi dan outcomes
suatu program yang berguna untuk proses membuat keputusan. Chelimsky (1989),
mendefinisikan evaluasi adalah suatu metode penelitian yang sistematis
untuk menilai rancangan,implementasi dan efektifitas suatu
program. Wirawan (2006) Evaluasi adalah proses
mengumpulkan dan menyajikan informasi mengenai objek evaluasi, menilainya
dengan standar evaluasi dan hasilnya dipergunakan untuk mengambil keputusan
mengenai objek evaluasi. Dari definisi evaluasi di atas dapat ditarik
kesimpulan bahwa evaluasi adalah penerapan prosedur ilmiah yang sistematis
untuk menilai rancangan, selanjutnya menyajikan informasi dalam rangka
pengambilan keputusan terhadap implementasi dan efektifitas suatu program.
Evaluasi program adalah
langkah awal dalam supervisi, yaitu mengumpulkan data yang tepat agar dapat
dilanjutkan dengan pemberian pembinaan yang tepat pula. Evaluasi program
sangat penting dan bermanfaat terutama bagi pengambil keputusan. Alasannya
adalah dengan masukan hasil evaluasi program itulah para pengambil
keputusan akan menentukan tindak lanjut dari program yang sedang atau
telah dilaksanakan.
Hal terpenting
dan perlu ditekankan dalam menentukan program,
yaitu 1)
Realisasi atau implementasi suatu kebijakan,(2) Terjadi dalam waktu yang
relatif lama, karena merupakan kegiatan berkesinambungan,(3) Terjadi
dalam organisasi yang melibatkan sekelompok orang.
Adapun kebijakan yang dapat dilakukan berdasarkan hasil evaluasi suatu
program, keputusan yang diambil diantaranya :
Menghentikan program, karena
dipandang program tersebut tidak ada manfaatnya
atau tidak dapat terlaksana
sebagaimana yang diharapkan, Merevisi program, karena ada bagian-bagian yang
kurang sesuai dengan harapan. Melanjutkan program, karena pelaksanaan program
menunjukkan segala sesuatunya sudah berjalan dengan harapan. Menyebarluaskan
program, karena program tersebut sudah berhasil dengan baik maka sangat baik
jika dilaksanakan lagi di tempat waktu yang lain.
1. Pemenuhan ketentuan
undang-undang dan peraturan pelaksanaannya,
2. Mengukur efektivitas dan
efesiensi program,
3. Mengukur pengaruh, efek
sampingan program,
4. Akuntabilitas pelaksanaan
program,
5. Akreditasi program,
6. Alat mengontrol pelaksanaan
program,
7. Alat komunikasi dengan
stakeholder program,
8. Keputusan mengenai program ;
- Diteruskan
- Dilaksanakan di tempat lain
- Dirubah
- Dihentikan
Untuk mempermudah
mengidentifikasi tujuan evaluasi program, kita perlu memperhatikan unsur-unsur
dalam kegiatan pelaksanaannya yang terdiri dari:
a. What yaitu apa yang akan di evaluasi
b. Who yaitu siapa yang akan melaksanakan evaluasi
c. How yaitu bagaimana melaksanakannya
Dengan memperhatikan
pada tiga unsur kegiatan tersebut, ada tiga komponen paling sedikit yang dapat
dievaluasi: tujuan, pelaksana kegiatan dan prosedur atau teknik pelaksanaan.
Didalam evaluasi
program pendidikan terdapat ketepatan model evaluasi yang berarti ada
keterkaitan yang erat antara evaluasi program dengan jenis program yang
dievaluasi. Dan jenis program ini dapat dibedakan menjadi tiga yaitu:
- Program pemrosesan, maksudnya adalah program yang kegiatan pokoknya mengubah bahan mentah (input) menjadi bahan jadi sebagai hasil proses (output).
- Program layanan, maksudnya adalah sebuah kesatuan kegiatan yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan pihak tertentu sehingga merasa puas dengan tujuan program.
- Program umum, maksudnya adalah sebuah program yang tidak tampak apa yang menjadi ciri utamanya.
Seperti halnya
penelitian, evaluasi program memerlukan proposal dan rancangan evaluasi.
Perbedaan antara proposal evaluasi program dan rancangan evaluasi program
terletak pada tekanan isinya. jika proposal merupakan usulan kegiatan maka,
rancangan merupakan peta perjalanan kegiatan yang akan dilaksanakan oleh
evaluator dalam melaksanakan evaluasi. Hal-hal yang harus diperhatikan dalam
merancang perencanaan evaluasi adalah sebagai berikut:
1. Analisis kebutuhan,
merupakan sebuah proses penting
bagi evaluasi program karena melalui
kegiatan ini akan dihasilkan gambaran yang
jelas tentang kesenjangan antara hal atau kondisi nyata
dengan kondisi yang diinginkan.
Analisis kebutuhan dilakukan dengan
sasarannya adalah siswa, kelas atau sekolah.
2.
Menyusun proposal evaluasi program, dengan memperhatikan butir sebagai
berikut:
a. Pendahuluan,
menekankan garis besar bagian isi.
b. Metodologi
yang berisi tiga hal pokok, yaitu penentuan sumber data, metode pengumpulan
data dan penentuan instrumen pengumpulan data.
c. Penentuan
instrumen evaluasi yang menekankan pada alat apa yang diperlukan untuk
mengumpulkan data, hal tersebut biasanya harus disesuaikan dengan metode yang
sudah ditentukan oleh evaluator.
Secara garis besar evaluasi program dilaksanakan melalui beberapa tahapan:
tahap persiapan evaluasi program, tahap pelaksanaan evaluasi program dan tahap
monitoring pelaksanaan program.
Analisis data dalam evaluasi program pendidikan dapat dilaksanakan melalui
tahapan sebagai berikut :
- Tabulasi data, merupakan sebuah pengolahan dan pemrosesan hingga menjadi tabel dengan tujuan agar mudah saat melakukan analisis. Tabulasi ini berisikan variabel-variabel objek yang akan diteliti dan angka-angka sebagai simbolisasi (label) dari kategori berdasarkan variabel-variabel yang akan diteliti.
- Pengolahan data, kegiatan ini merupakan kegiatan lanjutan setelah data terkumpul dan ditabulasi. Dari pengolahan data ini dapat diperoleh keterangan/informasi yang bermakna atas sekumpulan angka, simbol, atau tanda-tanda yang didapatkan dari lapangan.
- Pengolahan data dengan komputer, merupakan kemudahan bagi peneliti bila objek yang diteliti memiliki variabel banyak dan sangat kompleks, hanya dengan memasukkan coding sheet langsun memprosesnya maka hasilnya akan diperoleh cepat.
Tolok ukur hasil pendidikan dapat diketahui dengan adanya evaluasi,
evaluasi pendidikan dapat diartikan sebagai pengukuran atau penilaian hasil
belajar-mengajar, padahal antara keduanya punya arti yang berbeda meskipun
saling berhubungan. Mengukur adalah membandingkan sesuatu dan satu ukuran
(kuantitatif), sedangkan menilai berarti mengambil satu keputusan terhadap
sesuatu dengan ukuran baik buruk (kualitatif). Adapun pengertian evaluasi
meliputi keduanya.
Meskipun sekarang memiliki makna yang lebih luas, namun pada awalnya pengertian
evaluasi pendidikan selalu dikaitkan dengan prestasi belajar siswa. seperti
definisi yang pertama dikembangkan oleh Ralph Tyler (1950) beliau mengatakan,
bahwa evaluasi merupakan proses pengumpulan data untuk menentukan sejauh mana,
dalam hal apa, dan bagian mana tujuan pendidikan sudah tercapai. Jika belum,
bagaimana yang belum ada dan apa sebabnya. Untuk definisi yang lebih luas
dikemukakan oleh dua orang ahli lain yaitu Cronbach dan Stufflebeam, definisi tersebut adalah bahwa proses evaluasi bukan
sekedar mengukur sejauh mana tujuan tercapai, tetapi digunakan untuk membuat
keputusan.
B. Model
Riset Evaluasi
Riset yang dilakukan menggunakan metodologi action research untuk meningkatkan
kerangka kerja dalam penerapan data dimana obyek tersebut menjadi kajian
penelitian. Action research adalah jenis metodologi riset yang dilakukan dengan
secara aktif terjun langsung pada pemberi kebijakan yang akan diteliti, dalam
hal ini, penulis ikut bekerja di dalam Balai Pelatihan Pendidikan Kejuruan.
Teknik yang dilakukan dengan cara:
•
mengobservasi praktisi Balai Pelatihan Pendidikan Kejuruan,
• action
learning,
• interview tak terjadwal, dan
• studi informasi yang tersimpan.
Dengan melakukan action
learning, penulis membuat dokumentasi terhadap setiap interaksi dengan kegiatan
di Balai Pelatihan Pendidikan Kejuruan. Untuk kriteria evaluasi kinerja,
riset yang penulis lakukan adalah membuat kerangka evaluasi yaitu:
• Selalu mencari cara untuk
mengatasi latar belakang masalah sesegera mungkin.
• Selalu
mencari cara untuk meningkatkan framework
yang sudah ada untuk menunjukkan bahwa riset memiliki hasil
yang menguntungkan.
Terdapat banyak model evaluasi program yang digunakan para ahli. Salah satunya
adalah model CIPP ( Context – input – process – product). Model ini
dikembangkan oleh Stufflebeam , model CIPP oleh Stufflebeam 1971 (dari Ward
Mitchell Cates, 1990) . Model CIPP (1971) melihat kepada
empat dimensi yaitu dimensi Konteks, dimensi Input, dimensi Proses dan dimensi
Produk.
Keunikan model ini
adalah pada setiap tipe evaluasi terkait pada perangkat pengambil keputusan (decission)
yang menyangkut perencanaan dan operasional sebuah program. Keunggulan model
CIPP memberikan suatu format evaluasi yang komprehensif pada setiap tahapan
evaluasi yaitu tahap konteks, masukan, proses, dan produk. Untuk memahami
hubungan model CIPP dengan pembuat keputusan dan akuntabilitas dapat diamati
pada visualisasi sebagai berikut :
Tipe Evaluasi
|
Konteks
|
Input
|
Proses
|
Produk
|
Pembuat Keputusan
|
Obyektif
|
Solusi strategi desain prosedur
|
Implementasi
|
Dihentikan Dilanjutkan
Dimidifikasi Program Ulang
|
Akuntabilitas
|
Rekaman Obyektif
|
Rekaman pilihan strategi desain dan desain
|
Rekaman Proses Akutual
|
Rekaman pencapaian dan
keputusan ulang
|
EVALUSI KONTEKS
Evaluasi
konteks (context evaluation) merupakan dasar dari evaluasi yang bertujuan
menyediakan alasan-alasan (rationale) dalam penentuan tujuan (Baline R.
Worthern & James R Sanders : 1979) Karenanya upaya yang dilakukan evaluator
dalam evaluasi konteks ini adalah memberikan gambaran dan rincian terhadap
lingkungan, kebutuhan serta tujuan (goal).
Evaluasi konteks mencakup analisis masalah yang berkaitan dengan lingkungan program atau kondisi obyektif yang akan dilaksanakan. Berisi tentang analisis kekuatan dan kelemahan obyek tertentu. Stufflebeam menyatakan evaluasi konteks sebagai fokus institusi yang mengidentifikasi peluang dan menilai kebutuhan (1983). Suatu kebutuhan dirumuskan sebagai suatu kesenjangan ( discrepancy view ) kondisi nyata ( reality ) dengan kondisi yang diharapkan ( ideality ). Dengan kata lain evaluasi konteks berhubungan dengan analisis masalah kekuatan dan kelemahan dari obyek tertentu yang akan atau sedang berjalan. Evaluasi konteks memberikan informasi bagi pengambil keputusan dalam perencanaan suatu program yang akan on going. Selain itu, konteks juga bermaksud bagaimana rasionalnya suatu program. Analisis ini akan membantu dalam merencanakan keputusan, menentapkan kebutuhan dan merumuskan tujuan program secara lebih terarah dan demokratis. Evaluasi konteks juga mendiagnostik suatu kebutuhan yang selayaknya tersedia sehingga tidak menimbulkan kerugian jangka panjang ( Isaac and Michael:1981)
Evaluasi konteks mencakup analisis masalah yang berkaitan dengan lingkungan program atau kondisi obyektif yang akan dilaksanakan. Berisi tentang analisis kekuatan dan kelemahan obyek tertentu. Stufflebeam menyatakan evaluasi konteks sebagai fokus institusi yang mengidentifikasi peluang dan menilai kebutuhan (1983). Suatu kebutuhan dirumuskan sebagai suatu kesenjangan ( discrepancy view ) kondisi nyata ( reality ) dengan kondisi yang diharapkan ( ideality ). Dengan kata lain evaluasi konteks berhubungan dengan analisis masalah kekuatan dan kelemahan dari obyek tertentu yang akan atau sedang berjalan. Evaluasi konteks memberikan informasi bagi pengambil keputusan dalam perencanaan suatu program yang akan on going. Selain itu, konteks juga bermaksud bagaimana rasionalnya suatu program. Analisis ini akan membantu dalam merencanakan keputusan, menentapkan kebutuhan dan merumuskan tujuan program secara lebih terarah dan demokratis. Evaluasi konteks juga mendiagnostik suatu kebutuhan yang selayaknya tersedia sehingga tidak menimbulkan kerugian jangka panjang ( Isaac and Michael:1981)
EVALUASI INPUT
Evaluasi
input (input evaluation) merupakan evaluasi yang bertujuan menyediakan
informasi untuk menentukan bagaimana menggunakan sumberdaya yang tersedia dalam
mencapai tujuan program. Evaluasi input meliputi analisis personal yang
berhubungan dengan bagaimana penggunaan sumber-sumber yang tersedia,
alternatif-alternatif strategi yang harus dipertimbangkan untuk mencapai suatu
program. Mengidentifikasi dan menilai kapabilitas sistem, alternatif strategi
program, desain prosedur untuk strategi implementasi, pembiayaan dan
penjadwalan. Evaluasi masukan bermanfaat untuk membimbing pemilihan strategi
program dalam menspesifikasikan rancangan prosedural. Informasi dan data yang
terkumpul dapat digunakan untuk menentukan sumber dan strategi dalam
keterbatasan yang ada. Pertanyaan yang mendasar adalah bagaimana rencana
penggunaan sumber-sumber yang ada sebagai upaya memperoleh rencana program yang
efektif dan efisien.
EVALUASI PROSES
Evaluasi proses (process
evaluation) diarahkan pada sejauh mana kegiatan yang direncanakan tersebut
sudah dilaksanakan. Ketika sebuah program telah disetujui dan dimulai, maka
dibutuhkanlah evaluasi proses dalam menyediakan umpan balik (feedback) bagi
orang yang bertanggungjawab dalam melaksanakan program tersebut
Evaluasi proses merupakan evaluasi yang dirancang dan diaplikasikan dalam praktik implementasi kegiatan. Termasuk mengidentifikasi permasalahan prosedur baik tatalaksana kejadian dan aktifitas. Setiap aktivitas dimonitor perubahan-perubahan yang terjadi secara jujur dan cermat. Pencatatan aktivitas harian demikian penting karena berguna bagi pengambil keputusan untuk menentukan tindak lanjut penyempurnaan. Disamping itu catatan akan berguna untuk menentukan kekuatan dan kelemahan atau program ketika dikaitkan dengan keluaran yang ditemukan. Tujuan utama evaluasi proses seperti yang dikemukakan oleh Worthen and Sanders(1973), yaitu :
Evaluasi proses merupakan evaluasi yang dirancang dan diaplikasikan dalam praktik implementasi kegiatan. Termasuk mengidentifikasi permasalahan prosedur baik tatalaksana kejadian dan aktifitas. Setiap aktivitas dimonitor perubahan-perubahan yang terjadi secara jujur dan cermat. Pencatatan aktivitas harian demikian penting karena berguna bagi pengambil keputusan untuk menentukan tindak lanjut penyempurnaan. Disamping itu catatan akan berguna untuk menentukan kekuatan dan kelemahan atau program ketika dikaitkan dengan keluaran yang ditemukan. Tujuan utama evaluasi proses seperti yang dikemukakan oleh Worthen and Sanders(1973), yaitu :
- Mengetahui kelemahan selama pelaksanaan termasuk hal-hal yang baik untuk dipertahankan,
- Memperoleh informasi mengenai keputusan yang ditetapkan, dan
- Memelihara catatan-catatan lapangan mengenai hal-hal penting saat implementasi dilaksanakan.
EVALUASI PRODUK
Evaluasi Produk (product evaluation) merupakan bagian
terakhir dari model CIPP. Evaluasi ini bertujuan mengukur dan
menginterpretasikan capaian-capaian program. Evaluasi produk menunjukkan
perubahan-perubahan yang terjadi pada input.
Evaluasi produk merupakan kumpulan deskripsi dan
“judgement outcomes” dalam hubungannya dengan konteks, input, dan proses,
kemudian di interprestasikan harga dan jasa yang diberikan ( Stuflebeam and
Shinkfield : 1986). Evaluasi produk adalah evaluasi mengukur keberhasilan
pencapaian tujuan. Evaluasi ini merupakan catatan pencapaian hasil dan
keputusan-keputuasan untuk perbaikan dan aktualisasi. Aktivitas evauasi produk
adalah mengukur dan menafsirkan hasil yang telah dicapai. Pengukuran
dkembangkan dan di administrasikan secara cermat dan teliti. Keakuratan
analisis akan menjadi bahan penarikan kesimpulan dan pengajuan saran sesuai
standar kelayakan. Apakah program itu akan dilanjutkan, dimodifikasi kembali
atau bahkan akan dihentikan
Secara garis besar, kegiatan evaluasi produk meliputi
kegiatan penetapan tujuan operasional program, kriteria-kriteria pengukuran
yang telah dicapai, membandingkannya antara kenyataan lapangan dengan rumusan
tujuan, dan menyusun penafsiran secara rasional.
Analisis produk ini diperlukan pembanding
antara tujuan, yang ditetapkan dalam rancangan dengan hasil program yang
dicapai. Hasil yang dinilai dapat berupa skor tes, perentase, data observasi,
diagram data, sosiometri dan sebaginya yang dapat ditelusuri kaitanya dengan tujuan-tujuan
yang lebih rinci. Selanjutnya dilakukan analisis kualitatif tentang mengapa
hasilnya seperti itu.
Keputusan-keputusan
yang diambil dari penilaian implementasi pada setiap tahapan evaluasi program
diklasifikasikan dalam tiga katagori yaitu rendah, moderat, dan tinggi.
Model CIPP
merupakan model yang berorientasi kepada pemegang keputusan. Model ini membagi
evaluasi dalam empat macam, yaitu :
1) Evaluasi
konteks melayani keputusan perencanaan, yaitu membantu merencanakan pilihan
keputusan, menentukan kebutuhan yang akan dicapai dan merumuskan tujuan
program.
2) Evaluasi
masukan untuk keputusan strukturisasi yaitu menolong mengatur keputusan
menentukan sumber-sumber yang tersedia, alternatif-alternatif yang diambil,
rencana dan strategi untuk mencapai kebutuhan, serta prosedur kerja untuk
mencapai tujuan yang dimaksud.
3) Evaluasi proses melayani
keputusan implementasi, yaitu membantu keputusan sampai sejauh mana program
telah dilaksanakan.
4) Evaluasi produk untuk melayani
daur ulang keputusan. Keunggulan model CIPP merupakan system kerja yang
dinamis.
Keempat macam evaluasi tersebut divisualisasikan
sebagi berikut :
Evaluasi CIPP yang dikembangkan oleh stufflebeam
merupakan salah satu contoh model evaluasi ini. Model CIPP merupakan salah satu
model yang paling sering dipakai oleh evaluator. Model ini terdiri dari 4
komponen evaluasi sesuai dengan nama model itu sendiri yang merupakan singkatan
dari Context, Input, Process dan Product. Bentuk
pendekatan dalam melakukan evaluasi yang sering digunakan yaitu pendekatan
eksperimental, pendekatan yang berorientasi pada tujuan, yang berfokus pada
keputusan, berorientasi pada pemakai dan pendekatan yang responsive yang
berorientasi terhadap target keberhasilan dalam evaluasi.
Model CIPP yang dikembangkan oleh Stuflebeam and
Shinkfield (1986), yang memfokuskan kepada empat komponen evaluasi yaitu;
komponen konteks, komponen input, komponen proses dan komponen produk perlu
ditinjau dan di evaluasi sampai sejauhmana efektivitasnya.
Efektifitas dipahami sebagai rangkaian proses dan
produk untuk melakukan hal-hal yang tepat atau menyelesaikan sesuatu dengan pas
(Stonner, Freeman, dan Gilbert: 1995). Secara operasional, efektivitas dipahami
sebagai suatu kondisi yang menampilkan tingkatan keberhasilan suatu program
sesuai standar yang sudah ditetapkan (Koontz dan Weilirch: 1988). Cara untuk
mengetahui tingkatan efektivitas dilakukan dengan mengukur komponen konteks,
input, proses dan produk kemudian dibandingkan dengan standar objektif yang
ditetapkan. Efektivitas dikategorikan pada tingkatan rendah, moderat dan
tinggi.
Atas dasar masalah penelitian dan landasan teori serta
deskripsi program, maka dibangun suatu kerangka acuan yang melibatkan empat
komponen evaluasi model CIPP. Keempat komponen evaluasi memiliki cakupan
konseptual yang merupakan sumber rujukan pengembangan ke arah indikator
penelitian.
.
· Ahmadi, A.
1987, Pendidikan Dari Masa ke Masa: Jakarta: PT.Armico.
Arikunto, Suharsini. 2001. Dasar-dasar
Evaluasi Pendidikan, Jakarta : PT. Bumi Aksara.
Budimansyah,
Dasim. 2002, Model Pembelajaran dan Penilaian. Bandung: PT.
Genesindo.
Chabib, Thoha. 2001. Teknik Evaluasi Pendidikan, Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada
Daniel L. Sufflebeam, dan Anthony J.
Shinkfield.1986, Systematic Evaluation: A Self Instructional guide to Theory
and Practice. Boston: Kluwer-nijhoff Publishing
Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan. 1997, Keterampilan menjelang 2020. DEPDIKBUD
Djaali. H. 2007, Psikologi
Pendidikan. Jakarta: PT. Bumi Aksara.
Djohar, MS. 2003, Pendidikan
Srtategik: Alternatif Untuk Pendidikan Masa Depan. Jakarta : LESFI.
G.F Madaus, M.S.Scriven, & D.L.
Stufflebeam (eds). 1985. Evaluation Model: Veiwpoints on educational and human
service evaluation. Boston: Kluwer-nijhoff Publishing,
Hamalik, Oemar. 2001, Tehnik Pengukuran dan Evaluasi Pendidikan. Jakarta: CV. Mandar Maju.
Hamalik, Oemar. 2001, Tehnik Pengukuran dan Evaluasi Pendidikan. Jakarta: CV. Mandar Maju.
Istijanto,
2005. Riset Sumber Daya Manusia. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Umum.
Joint Committee.1981. Standards for
Evaluation of Educational Programs, Projects, and Materials. New York: McGraw-Hill.
Kadir, Raihan.
2006. Statistik Sosial. Jakarta: Universitas Islam Jakarta .
Kemal, Mustafa.
2005. Hubungan Kreatifitas dan Kepuasan Kerja dengan Kinerja Guru di Balai
Pelatihan Pendidikan Kejuruan (BPPK) Dinas Pendidikan Menengah dan Tinggi
Propinsi DKI Jakarta, Tesis : UHAMKA Jakarta
Linda Crocker, James Algina. 1986,
Introduction To Classical & Modern Test Theory: Holt, Rinehart and Winston.
Florida. USA : INC – Orlando.
L.R. Gay. 1987, Competencies for
Analysis and Application. Ohio. USA. : A Bell & Howell Publishing Company,
Colombus.
Michael Quinn Patton. 1980.
Qualitatif Evaluation Methods. Baverly Hills: Sage Publications.
Muslich.
Masnur. 2007, Kurikulum Tingkat satuan Pendidikan;
Dasar Pemahaman dan Pengembangan. Jakarta : PT. Bumi Aksara .
Dasar Pemahaman dan Pengembangan. Jakarta : PT. Bumi Aksara .
Mulyasa. 2000.
Kurikulum Berbasis Kompetensi, Konsep, Karakteristik, dan Implementasi, Bandung
: PT. Remaja Rosdakarya.
Murwani,
Santosa. 2005. Model Proposal, Jakarta : UHAMKA
Murwani, Santosa.
2007. Pengantar Evaluasi Pendidikan, Jakarta : UHAMKA Press
Rasyad.
Aminuddin 1999, Teori Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: UHAMKA PRESS &
YAYASAN PEP-EX8.
Robert J.Gregory. 2004.
Psychological Testing: history, principles and applications.4thed. Boston:
Pearson Education Group Inc.
Schippers, Uwe.
Patriana, M.P. 1994. Pendidikan Kejuruan di Indonesia, Bandung : Angkasa.
Slameto. 1988.
Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT. Bumi Aksara.
Silverius, Suke.1991. Evaluasi Hasil
Belajar dan Umpan Balik, Jakarta : PT. Grasindo
Subyanto, 1998. Evaluasi Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam . Jakarta: PPLPTK.
Suke Silverius,
1991, Evaluasi Hasil Belajar dan Umpan balik. Jakarta: PT.
Gramedia Widiasarana Indonesia.
Widodo, Slamet.
2004. Hubungan Antara Perhatian Orang Tua dan Motivasi Belajar Siswa dengan
Hasil Belajar Siswa SMK Negeri 35 Jakarta, Tesis : UHAMKA Jakarta
Tim Penyusuan,
Pedoman Tesis dan Disertasi, 2008, Jakarta : PPs UHAMKA
Yusuf,
Farida,T. 2000. Evaluasi
Program, Jakarta : PT. Rineka Cipta.
Yelon, Stephen L.1977, A Teachers
world Psychology in the Classroom. Britain. Mc Graw-Hill, Inc.
No comments:
Post a Comment