Membuat evaluasi berarti membentuk pendapat efisiensi dan efektifitas
dari usaha-usaha untuk mencapai tujuan-tujuan, dengan menggunakan standar atau
kriteria tertentu sebagai patokan. Dalam hal membuat evaluasi terhadap program
bimbingan diselidiki apakah kegiatan-kegiatan yang dilakukan telah membawa
efek-efek yang diharapkan sesuai dengan tujuan-tujuan yang telah ditetapkan
untuk kegiatan-kegiatan. Teknisnya ialah dengan menerapkan kriteria-kriteria
tertentu yang menjadi dasar penilaian terhadap efektifitas program bimbingan.
Dengan demikian, kegiatan-kegiatan bimbingan diinstitusi pendidikan dapat
dibuktikan manfaat dan kegunaannya, sehingga fihak-fihak yang menginfestasikan
tenaga dan dana dapat diyakinkan bahwa investasi itu tidak percuma. Dalam
kenyataanya kiranya tidak ada program yang akan terbukti seluruhnya telah baik
dan sempurna, sekurang-kurangnya setelah program ini dilaksanakan selama
beberapa kurun waktu tertentu (satu tahun). Kebutuhan-kebutuhan orang muda yang
dilayani melalui program bimbingan dari generasi ke generasi akan berubah,
sehingga tujuan-tujuan yang ingin dicapai harus diubah dan kegiatan-kegiatan
bimbingan harus ikut berubah. Namun perubahan-perubahan itu harus ditetapakan
arah dan bentuknya berdasarkan data yang jelas, bukan atas dasar pandangan
pribadi anggota-anggota staf pembimbing atau kesukaan mereka.
Evaluasi dapat bersifat formal atau dapat pula bersifat informal.
Evaluasi formal mencakup suatu penelitian yang sistematis dan ilmiah, berdasarkan
suatu desain dan dengan menggunakan metode serat alat/sarana tertentu. Evaluasi
formal berusaha menentukan apakah kegiatan-kegiatan bimbingan yang telah
dilakukan menurut rencana program yang telah ditetapkan untuk mencapai
tujuan-tujuan tertentu, memang mencapai efek-efek yang diharapkan. Bagian inti
dari evaluasi formal terletak dalam penentuan dan pelaksanaan prosedur yang
sesuai untuk mengadakan suatu penelitian, apakah aktifitas-aktifitas bimbingan
yang telah dilaksanakan menghasilkan perubahan-perubahan dalam perilaku
orang-orang muda, menurut criteria yang selaras dengan tujuan-tujuan layanan
bimbingan. Sedangkan evaluasi informal adalah suatu proses penilaian terhadap
efektifitas layanan bimbingan dan konseling tanpa berpegang pada suatu desain
ilmiah dan tanpa menggunakan metode serta alat yang ditetapkan dalam desain.
Evaluasi informal biasanya dilakukan sambil berjalan; dan merupakan kegiatan
mental seseorang yang sedang menunaikan tugas.
Seorang professional yang melibatkan dirinya dalam tugas yang diembannya,
akan cenderung untuk mencari indikasi-indikasi yang member balikan kepadanya
tentang efek-efek dari tindakannya dan tentang persepsi orang-orang
terhadapnya. Namun, evaluasi informal ini dapat dipengaruhi oleh
prasangka-prasangka dan perasaan-perasaan pada orang professional itu sendiri,
sehingga indikasi-indikasi yang ditemukannya mudah diartikan lain daripada
makna yang sebenarnya. Dalam kenyataan, evaluasi informal kerap mendasari
keputusan-keputusan yang diambil mengenai perubahan-perubahan di dalam
pengerahan tenaga dan bentuk kegiatan bimbingan. Oleh karena itu, suatu program
bimbingan yang tidak memasukkan rencana dan pelaksanaan proyek evaluasi formal,
tetapi mengandung kelemahan, betapapun tingginya frekuensi evaluasi informal.
Evaluasi atau penilaian diadakan melalui peninjauan terhadap hasil yang
diperoleh setelah orang-orang muda berpartisipasi secara aktif dalam beberapa
kegiatan bimbingan dan melalui peninjauan terhadap kegiatan-kegiatan itu
sendiri dalam berbagai aspeknya.
Ø Peninjauan
evaluatif yang pertama memusatkan perhatian pada efek-efek yang dihasilkan,
sesuai dengan tujuan-tujuan bimbingan, dan dikenal dengan istilah evaluasi
produk atau evaluasi rendemen.
Ø Peninjauan
evaluatif yang kedua memusatkan perhatian kepada aspek-aspek kegiatan-kegiatan
bimbingan yang mendahului tercapainya efek, termasuk tujuan-tujuan bimbingan,
dan dikenal dengan nama evaluasi proses.
Evaluasi produk dan evaluasi proses keduanya
bersifat komplementer. Evaluasi produk hanya meninjau efeknya, dan tidak
memandang proses yang mendahului timbulnya efek. Seandainya produk yang
dihasilkan kurang memuaskan; maka hal itu dapat kita temukan dengan cara
menyoroti proses dalam pembimbingan secar kritis. Peninjauan evaluatif terhadap
proses dapatmenemukan kelemahan-kelemahan tertentu menjadi faktor-faktor
penyebab bahwa hasilnya kurang memuaskan. Dengan demikian, evaluasi proses akan
sangat bermanfaat sebagai dasar bagi
tindakan-tindakan korektif terhadap seluruh aktifitas bimbingan, sehingga
produk yang dihasilkan akan lain atau dapat ditingkatkan.
Melalui evaluasi produkini dapat diketemukan
kelemahan-kelemahan dalam:
1.
Perencanaan program bimbingan
2.
Pelaksanaan kegiatan-kegiatan dalam
bimbingan
3.
Pengarahan tenaga-tenaga bimbingan
4.
Supervise dan koordinasi yang diadakan
oleh koordinaor bimbingan
5.
Persediaan dan penggunaan sarana-sarana
material secara teknis dan,
6.
Kerjasama antara tenaga-tenaga
pembimbing
7.
Pengelolaan administrasi bimbingan
Meskipun
keharusan untuk mengadakan evaluasi formal sepenuhnya diakui, namun kenyataan
di lapangan kita kerap menghadapi hambatan-hambatan yang menyangkut:
a.
Waktu dan tenaga staf pembimbing sudah
terserap habis oleh kesibukan rutin mengelola kegiatan-kegiatan bimbingan,
sehingga evaluasi, selain yang informal tidak terjangkau.
b.
Konselor sekolah menganggap dirinya
kurang kompeten mengadakan studi evaluasi karena bekal yang diperoleh selama
masa studi prajabatan dalam perencanaan dan pelaksanaan riset kurang.
c.
Perubahan-perubahan dalam perilaku orang
muda yang bukan berupa prestasi-prestasi dibidang belajar kognitf, yaitu sikap,
kebiasaan, kerelaan, dan perasaan, tidak mudah diukur dan dinilai dengan
menggunakan metode serta alat yang tersedia sampai sekarang.
d.
Data yang terkumpul dalam rangka
pengelolaan kegiatan bimbingan kerap tidak dikumpulkan dengan maksud
menggunakannya sebagai data yang relevan bagi suatu studi evaluasiprogram,
tetapi terkumpul dan tersimpan untuk maksud yang lain.
e.
Studi evaluasi membutuhkan biaya
tersendiri,sedang dana yang dialokasikan untuk program bimbingan pada umumnya
menutup pengeluaran untuk kegiatan-kegiatan bimbingan yang rutin saja.
f.
Sangat sulitlah mendapatkan suatu
kelompok kontro, seandainya akan diterapkan metode penelitian eksperimental.
g.
Tidak mudah menetapkan criteria-kriteria
yang dapat diandalkan dan tepat bagi evaluasi formal dalam lingkup layanan
bimbingan.
h.
Menurut pandangan shaw dalam bukunya the function of theoty in guidance program
(1968), cirri-ciri kepribadian yang menyertai pengambilan sikap evaluatif
tidak menunjukkan korelasi positif dengan cirri-ciri kepribadian yang pada
umumnya ditemukan pada orang-orang yang berniat terhadap profesi sebagai
konselor sekolah.
Evaluasi
produk terutama akan menyangkut kegiatan-kegiatan professional ekstern,
khusunya layanan langsung kepada orang-orang muda. Untuk memperoleh produk yang
diharapkan, dilakukan banyak kegiatan yang lain, yang lebih sering berkaitan
dengan segi-segi proses membimbing dan dibimbing, seperti kegiatan professional
intern, kegiatan-kegiatan tersebut sering mendapat sorotan khusus dalam rangka
evaluasi proses.
B. Kriteria yang Diterapkan
Dalam mengadakan evaluasi, tentunya diperlukan patokan
dalam menerapkan kriteria tersebut. Ada dua macam ciri-ciri yang melekat dalam
program bimbingan yang baik, yaitu ciri secara internal dan eksternal.
Ciri eksternal yang dimaksud dalam uraian tersebut
adalah sebagai berikut:
1)
Terdapat tenaga ahli bimbingan untuk
250-300 siswa, sehingga konselor mampu melayani konseli secara efektif.
2)
Tenaga ahli bimbingan mempunyai
kualifikasi yang baik dalam hal pendidikan pra-jabatan di bidang binbingan dan
konseling.
3)
Terdapat sistem kartu pribadi yang
memuat data-data yang relevan tentang setiap siswa dengan penelolaan yang baik
dan digunakan secara aktual.
4)
Terdapat sumber informasi dalam bidang
pendidikan dan karier yang mudah dan lengkap serta cepat diakses oleh siswa.
5)
Tersedianya material dan teknis yang
memadai.
6)
Tersedianya dana financial guna
memperlancar kegiatan kesiswaan.
7)
Layanan bimbingan menjangkau seluruh
lapisan siswa.
8)
Tersedianya rencana program
yang jelas yang tertuang dalam dokumen tertulis.
Sedangkan
ciri-ciri secara internal adalah sebagai berikut:
1)
Program bimbingan bersumber pada
kebutuhan-kebutuhan siswa didik yang
nyata dan realistis.
2)
Sifat-sifat bimbingan yang menonjol
adalah preventif dan development.
3)
Kegiatan-kegiatan bimbingan diarahkan
untuk mencapai tujuan yang telah ditatapkan.
4)
Terdapat keseimbangan antara layanan
bimbingan dan konselling.
5)
Stabilitas layanan bimbingan kepada
siswa terjamin.
6)
Fleksibilitas dalam pengelolaan layanan
bimbingan dan konseling.
7)
Staf pembimbing mempunyai daya semangat
yang tinggi.
8)
Staf pembimbing menghindari sikap ‘sudah
tahu segala-galanya’.
9)
Staf pembimbing mampu menjelaskan makna
dari konseling itu.
Adanya
ciri-ciri secara eksternal dan internal belumlah dapat membuktikan bahwa
program bimbingan tersebut memang efektif dan efisien. Karena kriteria yang
diterapkan haruslah selaras dan seimbang dengan tujuan program BK itu sendiri.
Menurut laporan dalam buku Fundamentals of Guidance(1991), kriteria yang digunakan
antara lain:
1)
Keberhasilan belajar siswa saat di perguruan tinggi.
2)
Rasa puas saat memangku jabatan di
masyarakat.
3)
Aspirasi dalam penyusunan
rencana-rencana masa depan.
4)
Berkurangnya pengungkapan masalah yang
mengganggu ketenangan hidup.
5)
Hasil belajar semakin baik.
6)
Keaktifan siswa dalam PBM meningkat.
7)
Berkurangnya siswa yang sering
menimbulkan problematis.
8)
Banyaknya siswa yang menggunakan jasa
layanan bimbingan.
Namun,
kriteria tersebut masih mengandung kelemahan karena ada kemungkinan bahwa
perubahan positif pada siswa bukan merupakan hasil dari bimbingan. Di samping
itu, tidak semua program dalam bimbingan dapat dituangkan dalam perubahan
positif pada siswa, yang mudah dinilai dan diukur sesuai kriteria tertentu.
Kemajuan
atau kemunduran siswa dalam prestasi belajar dapat digunakan dengan menggunakan
program testing. Namun, jika tujuannya adalah pemilihan program lanjutan
kaitannya dengan kemampuan,bakat, minat siswa, maka agak sulit mencerminkannya
dan mengukurnya dengan alat/norma sebagai patokan.
Tujuan
umum program evaluasi harus dijabarkan atas sejumlah tujuan khusus, dan tujuan
khusus itu mungkin tidak dapat mencakup keseluruhan tujuan umum dalam segala
aspeknya. Oleh karena itu, kriteria yang diterapkan haruslah berkaitan dengan
tujuan khusus. Sebagaimana dalam usaha-usaha pendidikan, hasil final itu tidak akan tampak selama siswa masih
bersekolah dan hasil final itu akan diketahui siswa ketika dia sudah mencapai
umur dewasa. Seorang tenaga pembimbing harus percaya bahwa kegiatan-kegitan
bimbingan yang dikelola dengan baik akan membawa hasil yang positif di kemudian
hari.
Tujuan-tujuan
program bimbingan, dampak yang diharapkan dan kriteria yang ditetapkan harus
bersifat realistis, dimana sesuai dengan personel yang tersedia, waktu yang
dicurahkan untuk kegiatan-kegiatan bimbingan, material dan teknis yang tersedia
dan dana yang dialokasikan unntuk kegiatan-kegiatan bimbingan. Oleh karena itu,
sangatlah diperlukan evaluasi formal terhadap program bimbingan dan diadakannya
survey untuk hal tersebut. Data yang terkumpul melalui survey akan memberikan
gambaran secara kongkrit. Bila data survey menggambarkan keadaan yang tidak
ideal, studi evaluatif terhadap layanan bimbingan kepada para siswa juga tidak
dapat menuntut secar maksimal.
Kelemahan-kelemahan
yang ditemukann dalam evaluasi produk bersumber pada keadaan yang tidak ideal
itu dan usaha-usaha perbaikan untuk sebagian besar barangkali harus berpusat
pada perubahan-perubahan dalam situasi dan kondisi yang terdahulu. Evaluasi
produk harus dicari sebabnya dalam proses membimbing-dibimbing juga
memperhitungkan keadaan kongkrit di institusi pendidikan tertentu.
Efek-efek
yang dihasilkan oleh kegiatan-kegiatan bimbingan dapat pula mencakup beberapa
aspek yang tidak langsung dituju, tetapi merupakan efek-efek sampingan. Dalam
evaluasi program, efek-efek sampingan itu dapat juga ditinjau dan dihubungkan
dengan komponen bimbingan konsultasi. Jika demikian, harus ditetapkan
kriteria-kriteria yang relevan dan realistik, serta menetapkan kriteria untuk
evaluasi produk terhadap layanan langsung kepada para siswa.
Diposting oleh: masmnir
http://masmnir.blogspot.com/2013/05/meningkatkan-kesadaran-orang-tua-dalam.html
No comments:
Post a Comment