A.
BIOGRAFI KAREN HORNEY
Karen Danielsen Horney atau yang lebih dikenal Karen Horney lahir
di Eilbek, Jerman pada tanggal 15 september 1885. Dia anak ke-2 dari dua bersaudara dan anak
perempuan satu-satunya dari
pasangan Berndt (Wackels) Danielsen dan Clothilda Van Rozelen Danielsen. Analisis
diri Horney dimulai dengan buku hariannya sejak umur 13-26 tahun, dan terus
dilanjutkan dibawah bimbingan Karl Abraham, Horney merasakan permusuhan
mendasar terhadap ayahnya dan Horney mendapatkan perlakuan yang kurang
enak dari saudara-saudara tirinya
anak istri pertama ayahnya. Pada usia 13 tahun Horney memutuskan untuk menjadi
dokter tetapi pada waktu itu tidak ada satupun universitas yang mau menerima
anak perempuan. Pada usia 16 tahun Horney masuk gymnasium atau sekolah
setingkat SMA yang kemudian membawanya ke Universitas dan masuk kedokteran,
pada tahun 1906 dia masuk ke Universitas Of Freiburg, pada tahun 1909 Horney
menikah dengan oskar yang sudah bergelar Ph. D. pada tahun 1910 dia memulai
analisis diri dibawah bimbingan Karl Abraham salah satu teman Freud. Pada tahun
1917 dia menulis makalah pertamanya mengenai psikoanalisis. Horney melahirkan 3
putri dan pada tahun 1915 dia menerima gelar dokternya. Pada tahun 1932 dia
meninggalkan jerman dan dimutasi ke Chicago untuk memenuhi tugaspekerjaanya.
Pada tahun 1952 Horney mengembangkan lembaganya dengan mendirikan Karen Horney
Clinic. Pada tahun 1950 Horney menerbitkan karya terpentingnya, Neurosis and
Human Growth. Dan Horney menderita kanker dan meninggal pada 4 desember 1952
dalam usia 65.
Karen Horney memandang ide-idenya termasuk
dalam kerangka psikologi Freud, bukan merupakan suatu pendekatan yang sama
sekali baru terhadap pemahaman kepribadian. Ia bercita-cita
menghilangkan kesalahan-kesalahan dalam pemikiran Freud ia yakin bahwa
kesalahan-kesalahan itu berakar dalam orientasinya yang mekanistik dan biologis
agar psikoanalisis dapat mewujudkan potensialitas-potensialitasnya sebagai
suatu ilmu pengetahuan tentang manusia. “Keyakinanku, diungkapkan secara singkat,
ialah bahwa psikoanalisis harus mengatasi keterbatasan-keterbatasan yang
diciptakannya sendiri karena statusnya sebagai psikolog yang bercorak instingtivistik
dan genetik.” (1939, hlm. 8).
Horney
sangat berkeberatan dengan konsep Freud tentang iri karena penis (penis envy)
sebagai faktor yang menentukan dalam psikologi wanita. Freud, sebagaimana diketahui,
mengamati bahwa sikap-sikap dan perasaan-perasaan khusus kaum wanita dan
konflik mereka yang paling dalam timbul dari perasaan mereka terhadap inferioritas
genital dan perasaan iri terhadap laki-laki. Horney berpendapat bahwa psikologi
wanita didasarkan pada kekurangpercayaan-diri serta penekanan yang terlalu
berlebihan pada hubungan cinta, dan tidak ada sangkut pautnyadengan anatomi
organ-organ seksnya. Pandangan Horney tentang psikologi wanita telah
dikumpulkan dan diterbitkan sesudah kematiannya (1967).
Mengenai
kompleks Oedipus, Horney berpendapat bahwa itu bukanlah suatu konflik seksual
dan agresif yang terjadi antara anak dan orangtuanya, melainkan kecemasan yang
timbul dari gangguan-gangguan dasar, misalnya, penolakan, perlindungan yang
berlebihan, dan hukuman dalam hubungan anak dengan ibu dan ayahnya. Agresi
tidaklah bersifat bawaan, sebagaimana dinyatakan Freud, melainkan merupakan
cara dengan mana manusia berusaha melindungi keamanannya. Narsisisme pada
dasarnya bukanlah cinta diri, melainkan pendewaan diri dan penilaian diri yang
berlebihan akibat perasaan-perasaan tidak aman. Horney juga mempersoalkan
konsep-konsep Freud yang berikut: kompulsi repetisi (repetition compulsion),
id, ego, dan superego, kecemasan, dan masokhisme ( 1939 ).
Pada segi
positif, Horney menyatakan bahwa sumbangan-sumbangan toeretis fundamental Freud
adalah doktrin-doktrinnya tentang determinisme psikis, motivasi tak sadar,
serta motif-motif emosional dan tidak rasional.
Konsep utama
Horney adalah kecemasan dasar, yang dirumuskan sebagai berikut:
perasaan
yang terdapat pada anak karena terisolasi dan tak berdaya dalam dunia yang
secara potensial bermusuhan. Sejumlah besar faktor yang merugikan dalam
lingkungan dapat menyebabkan anak merasa tidak aman, yakni dominasi langsung
dan tak langsung, sikap masa bodoh, tingkah laku eratik, kurang menghargai
kebutuhan – kebutuhan pribadi anak, kurang sungguh-sungguh membimbing, sikap-sikap
yang meremehkan anak, terlalu membanggakan anak atau kurang membanggakannya,
kurang adanya kehangatan yang dapat diandalkan, harus berpihak dalam
perselisihan orangtua, tanggung jawab terlalu banyak atau terlalu sedikit,
terlalu dilindungi, terisolasi dari anak-anak lain, ketidakadilan,
diskriminasi, janji-janji yang tak ditepati, suasana bermusuhan, dan sebagainya
(1945, hlm. 41).
Umumnya,
segala sesuatu yang mengganggu keamanan anak dalam hubungan orangtuanya
menimbulkan kecemasan dasar. Anak yang merasa tidak aman dan cemas menempuh
berbagai siasat untuk menanggulangi perasaan-perasaan isolasi dan tak
berdayanya (1937). Ia bisa menjadi bermusuhan dan ingin membalas dendam
terhadap orang-orang yang menolaknya atau berbuat sewenang-wenang terhadap
dirinya. Atau ia bisa menjadi sangat patuh supaya mendapatkan cinta yang
dirasanya telah hilang. Ia bisa mengembangkan gambaran diri yang tidak
realistik, yang diidealisasikan, sebagai kompensasi terhadap perasaan-perasaan
inferioritasnya (1950). Anak bisa menyogok orang-orang lain supaya mencintainya
atau bisa menggunakan ancaman-ancaman untuk memaksa supaya orang-orang lain
menyukainya. Ia bisa membuat dirinya patut dikasihani demi mendapatkan simpati
dari orang-orang lain.
Apabila anak
tidak memperoleh cinta, maka ia bisa berusaha menguasai orang-orang lain.
Dengan cara demikian ia mengadakan kompensasi terhadap perasaan
ketidakberdayaannya, mencari cara untuk menyalurkan permusuhan, dan bisa
mengeksploitasi orang-orang lain. Atau anak menjadi sangat kompetitif, dimana
kemenangan jauh lebih penting daripada prestasi. Ia bisa mengarahkan agresinya
ke dalam dan meremehkan dirinya sendiri.
Salah satu
diantara strategi-strategi ini bisa menjadi sifat yang kuranglebih permanen
dalam kepribadian; dengan kata lain, suatu strategi tertentu bisa berperan
sebagai suatu dorongan atau kebutuhan dalam dinamika kepribadian. Horney
menyajikan suatu daftar yang terdiri dari 10 kebutuhan yang diperoleh sebagai
akibat dari usaha menemukan pemecahan-pemecahan terhadap masalah hubungan-hubungan
manusia yang terganggu (1942). Ia menyebutkan kebutuhan-kebutuhan ini “neurotik”
karena kebutuhan-kebutuhan tersebut merupakan pemecahan irasional terhadap
masalah itu.
DAFTAR REFERENSI
Alwisol.2006.Psikologi
Kepribadian.Malang: UMM PRESS.
Bischof, Ledford J.1970.
Interpreting Personality Theories.new York : Harper and Row Rublisher, 2nd
adition
Feist, J & Gregory Feist
(2010). Teori Kepribadian, Edisi 7, Buku 1. Jakarta : Salemba Humanika
Pervin, L. A. John O.P. & Cervone D .2005. Personality
: theory and research. NewYork
No comments:
Post a Comment