Selamat Datang dan Semoga Bermanfaat,SILAHKAN ISI BUKU TAMU DAHULU YA,,, Blog Ini Untuk Menambah Wawasan Bimbingan Dan Konseling Lalu Motivasi Diri, Serta Mohon Komentar Agar Selalu Baik Dalam Menampilkanya. Email jatirinkriatmaja04@gmail.com atau 085220363757

Saturday, 30 May 2015

Biografi Singkat Carl Gustav Jung


Swiss adalah sebuah negara dengan seribu gunung yang puncaknya senantiasa diselimuti salju, dibalut oleh kesunyian lembah-lembah di sekitarnya, dan dihiasi dengan kebeningan biru air danau yang bertebaran mengelilinginya. Kekayaan budaya dan bahasanya juga tercermin dari negera-negara yang mengelilinginya: di utara bersebelahan Jerman, di barat dan selatan bertetangga dengan Perancis dan Italia. Di perbatasan timur laut, di lereng pegunungan Alpen, di pinggiran danau Constance adalah sebuah desa kecil bernama Kesswil. Di sinilah pada 26 Juli 1875, Carl Gustav Jung dilahirkan.
Jung muda mulai belajar bahasa Latin dari ayahnya ketika ia berusia 6 tahun. Pada usianya yang masih tergolong dini ini, oleh Emilie Preiswerk. sang ibu, Jung sudah diperkenalkan dengan studi tentang perbandingan berbagai agama melalui komik-komik. Jung menaruh minat yang sangat bersar terhadap gambar-gambar eksotik dewa-dewa dalam agama Hindu. Semasa di gymnasium (SMU di Indonesia) dan kemudian di Universitas Basel, Jung sebenarnya tertarik dengan bidang arkeologi. Namun karena kondisi keuangan yang tidak memungkinkan, akhirnya pilihan jatuh pada bidang kedokteran. Alasannya adalah bahwa dengan menjadi dokter (kelak), dia masih akan bisa mewujudkan keinginannya memperdalam arkeologi.

Kurikulum di fakultas kedokteran mensyaratkan matakuliah psikiatri, namun Jung tidak tertarik dengan mata kuliah ini sampai kemudian di tingkat akhir Jung membaca tulisan Richard von Krafft-Ebing (Lehrbuch der Psychiatrie) (Teksbook tentang Psikiatri). Jung melihat peluang bahwa psikiatri adalah cara atau jalan untuk menggabungkan minatnya di bidang filsafat dengan komitmennya terhadap natural sciences.
Pada tahun-tahun terakhir sebagai mahasiswa kedokteran, ada dua pengalaman tidak terlupakan bagi Jung, yang membuatnya takjub akan parapsikologi (studi tentang gejala-gejala kehidupan yang tidak dapat dijelaskan secara ilmiah). Pengalaman pertama terjadi pada suatu hari ketika Jung sedang belajar di rumahnya. Dia mendengar suara yang sangat keras, seperti bunyi pistol yang meletup dari ruang makan yang terletak di sebalah kamarnya. Suara itu ternyata berasal dari sebuah meja yang terbuat dari kayu walnut utuh yang sudah berumur 70 tahun. Meja itu terbelah dari pinggir sampai ke bagian tengahnya. Jung tidak bisa menemukan jawaban mengapa peristiwa itu bisa terjadi.
Pengalaman kedua terjadi dua minggu kemudian. Ketika ia kembali ke rumahnya pada suatu malam, Jung menemukan perabotan rumahnya porak poranda. Ibunya, adik perempuannya, dan juga pembantunya mendengar suara yang sangat keras dari ruang makan namun mereka tidak menemukan sesuatu yang pecah atau jatuh. Jung kemudian memeriksa ruang makan, dan akhirnya dia menemukan sesuatu. Di dalam almari makan, didapatinya pisau roti telah terpotong menjadi 4 bagian yang terpisah. Peristiwa ini begitu mengesankan bagi Jung, hingga kemudian dia menyimpan potongan pisau roti itu sebagai barang bukti.
Perhatian Jung terhadap parapsikologi semakin besar beberapa minggu setelah kejadian pisau roti itu, ketika ia mendapati seorang gadis 15 tahun yang mengalami trance dan memperoleh penglihatan (vision) dan bisa berkomunikasi secara ajaib. Trance, menurut definisi Jung, adalah sesuatu yang spontan. Namun dalam keadaan yang demikian gadis itu bisa berkomunikasi dalam bahasa dan dialek Jerman secara fasih (bukan seperti lazimnya dialek gadis desa di Swiss). Jung mencatat kejadian ini dan kemudian menjadikannya fenomena gadis kecil itu sebagai salah satu bagian penting dari disertasi doktornya. Tulisannya tentang kejadian ini dipublikasikan dengan judul “Zur Psychologie und Pathologie sogennanter occulter Phanomene” (Tentang Psikologi dan Patologi Fenomena yang disebut dengan Okultis).
Jung lulus sebagai dokter di tahun 1900 dan kemudian dia diangkat sebagai dokter pembantu di sebuah rumah sakit terkenal “Burgholzli” di Zurich, dimana Eugene Bleuler adalah dokter kepala di bidang psikiatri di rumah sakit tersebut. Bleuler adalah orang yang memiliki minat yang sama dengan Jung dalam hal parapsikologi. Dua tahun kemudian Jung dipromosikan sebagai dokter senior dan juga diminta untuk mengajar matakuliah psikiatri di Universitas Zurich.
Pada tahun 1902-1903, bersama Pierre Janet (orang pertama yang mencetuskan ide tentang psikiatri dinamis sebagai pengganti psikiatri konvensional atau psikiatri abad XIX) Jung belajar di Paris. Janet memiliki pengaruh yang sangat dalam terhadap Jung. Bahkan beberapa tahun kemudian, Jung menyatakan bahwa dalam hidupnya, dia hanya memiliki dua guru “ Bleuler dan Janet”.
Di RS Burgholzli, sebelum dan sesudah Jung belajar di Paris, Bleuler menaruh perhatian besar terhadap karir Jung. Bleuler membantu Jung dalam penyediaan laboratorium di RS untuk keperluan penelitian parapsikologi. Pada tahun 1904, sekembalinya dari Paris Jung bersama dengan beberapa rekan dokter melakukan eksperimen yang dikenal dengan Tes Asosiasi Kata (Word Association Test = WAT). Dukungan Bleuler lagi-lagi ditunjukkan pada usaha Jung ini, karena kebanyakan psikiatris di Swiss pada waktu itu selalu mengkaitkan penyakit mental atau kejiwaan adalah disebabkan karena faktor organik, fisik. Eksperimen Jung dalam WAT inilah yang kemudian mengantarkannya berkenalan dengan Freud.
Jung menikah dengan Emma Rauschenbach pada tahun 1903.
Mereka dikaruniai tiga orang putri dan satu orang putra. Carl dan Emma kemudian membangun keluarga mereka di Kusnacht kota satelit dari Zurich. Mereka menetap di sana sampai akhir hayat mereka. Di tahun 1948 Jung mendirikan sebuah institut di Zurich untuk meneruskan penelitian-penelitian dan juga sebagai wadah untuk melatih mereka yang berminat untuk menjadi (psiko)analis. Di samping banyak menuangkan gagasan-gagasannya ke dalam tulisan, Jung juga banyak melalukan perjalanan baik untuk tujuan mengajar namun lebih sering untuk mengumpulkan data atau informasi terutama tentang Mimpi dan hal-hal lain yang berhubungan dengan teorinya. Jung mengunjungi Afrika, India, Inggris dan juga Amerika. Jika tidak melakukan perjalanan, Jung senantiasa menyelenggarakan seminar mingguan baik di Zurich, Jerman dan juga di Inggris. Dalam mendidik, Jung menerapkan pendekatan informal namun dia memegang teguh kebiasaan bahwa para anak didiknya yang berniat untuk menjadi (psiko)analis harus melalui proses analisis individual yang dilakukannya sendiri. Jung dikenal sebagai pribadi dan pendidik yang terbuka terhadap gagasan-gagasan baru sebagaimana tercermin pada apa yang dikatakannya “Terima kasih Tuhan, karena saya adalah Jung bukan seorang pengikut Jung”. Minatnya terhadap kehidupan psikisnya tercermin dalam buku “Memories, Dreams, Reflections” (Ingatan, Mimpi dan Renungan) yang menggambarkan kehidupan seorang ilmuwan yang penuh keteladan diri dan dipengaruhi oleh aspek-aspek teori psikologi yang dikembangkannya.
Menginjak usianya yang ke 70 (tahun 1945) Jung mulai mengurangi kegiatannya sebagai analis atau praktek dan lebih mengkhususkan diri untuk menulis dan mengajar. Jung meninggal di rumahnya di Kusnacht, Swiss pada tanggal 6 Juni 1961 hanya beberapa minggu sebelum ulang tahunnya yang ke 86.


Daftar Referensi
Jess Feist, Gregory J. Feist (2008).Theories of Personality (yudi Santoso, Penrj.) yogyakarta : PT. Pustaka Pelajar
Chaplin, J.P (2001). Kamus Lengkap Psikologi (Kartini Kartono, penrj.). Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada.
Hall, C. S.&G. Lindzey. (1985). Introduction to Theories Personality. New York: Jhon Willey&Son.
Pervin, L. A.&O.P. John. (2000). Personality: Theory and Research. 8th ed. New York : John Willey&Son.

No comments:

Post a Comment