Swiss adalah
sebuah negara dengan seribu gunung yang puncaknya senantiasa diselimuti salju,
dibalut oleh kesunyian lembah-lembah di sekitarnya, dan dihiasi dengan kebeningan
biru air danau yang bertebaran mengelilinginya. Kekayaan budaya dan bahasanya
juga tercermin dari negera-negara yang mengelilinginya: di utara bersebelahan
Jerman, di barat dan selatan bertetangga dengan Perancis dan Italia. Di
perbatasan timur laut, di lereng pegunungan Alpen, di pinggiran danau Constance
adalah sebuah desa kecil bernama Kesswil. Di sinilah pada 26 Juli 1875, Carl
Gustav Jung dilahirkan.
Jung muda
mulai belajar bahasa Latin dari ayahnya ketika ia berusia 6 tahun. Pada usianya
yang masih tergolong dini ini, oleh Emilie Preiswerk. sang ibu, Jung sudah
diperkenalkan dengan studi tentang perbandingan berbagai agama melalui
komik-komik. Jung menaruh minat yang sangat bersar terhadap gambar-gambar
eksotik dewa-dewa dalam agama Hindu. Semasa di gymnasium (SMU di Indonesia) dan
kemudian di Universitas Basel, Jung sebenarnya tertarik dengan bidang
arkeologi. Namun karena kondisi keuangan yang tidak memungkinkan, akhirnya
pilihan jatuh pada bidang kedokteran. Alasannya adalah bahwa dengan menjadi
dokter (kelak), dia masih akan bisa mewujudkan keinginannya memperdalam
arkeologi.
Kurikulum di
fakultas kedokteran mensyaratkan matakuliah psikiatri, namun Jung tidak
tertarik dengan mata kuliah ini sampai kemudian di tingkat akhir Jung membaca
tulisan Richard von Krafft-Ebing (Lehrbuch der Psychiatrie) (Teksbook tentang
Psikiatri). Jung melihat peluang bahwa psikiatri adalah cara atau jalan untuk
menggabungkan minatnya di bidang filsafat dengan komitmennya terhadap natural
sciences.
Pada
tahun-tahun terakhir sebagai mahasiswa kedokteran, ada dua pengalaman tidak
terlupakan bagi Jung, yang membuatnya takjub akan parapsikologi (studi tentang
gejala-gejala kehidupan yang tidak dapat dijelaskan secara ilmiah). Pengalaman
pertama terjadi pada suatu hari ketika Jung sedang belajar di rumahnya. Dia
mendengar suara yang sangat keras, seperti bunyi pistol yang meletup dari ruang
makan yang terletak di sebalah kamarnya. Suara itu ternyata berasal dari sebuah
meja yang terbuat dari kayu walnut utuh yang sudah berumur 70 tahun. Meja itu
terbelah dari pinggir sampai ke bagian tengahnya. Jung tidak bisa menemukan
jawaban mengapa peristiwa itu bisa terjadi.
Pengalaman
kedua terjadi dua minggu kemudian. Ketika ia kembali ke rumahnya pada suatu
malam, Jung menemukan perabotan rumahnya porak poranda. Ibunya, adik
perempuannya, dan juga pembantunya mendengar suara yang sangat keras dari ruang
makan namun mereka tidak menemukan sesuatu yang pecah atau jatuh. Jung kemudian
memeriksa ruang makan, dan akhirnya dia menemukan sesuatu. Di dalam almari
makan, didapatinya pisau roti telah terpotong menjadi 4 bagian yang terpisah.
Peristiwa ini begitu mengesankan bagi Jung, hingga kemudian dia menyimpan
potongan pisau roti itu sebagai barang bukti.
Perhatian Jung
terhadap parapsikologi semakin besar beberapa minggu setelah kejadian pisau
roti itu, ketika ia mendapati seorang gadis 15 tahun yang mengalami trance dan
memperoleh penglihatan (vision) dan bisa berkomunikasi secara ajaib. Trance,
menurut definisi Jung, adalah sesuatu yang spontan. Namun dalam keadaan yang
demikian gadis itu bisa berkomunikasi dalam bahasa dan dialek Jerman secara
fasih (bukan seperti lazimnya dialek gadis desa di Swiss). Jung mencatat
kejadian ini dan kemudian menjadikannya fenomena gadis kecil itu sebagai salah
satu bagian penting dari disertasi doktornya. Tulisannya tentang kejadian ini
dipublikasikan dengan judul “Zur Psychologie und Pathologie sogennanter
occulter Phanomene” (Tentang Psikologi dan Patologi Fenomena yang disebut
dengan Okultis).
Jung lulus
sebagai dokter di tahun 1900 dan kemudian dia diangkat sebagai dokter pembantu
di sebuah rumah sakit terkenal “Burgholzli” di Zurich, dimana Eugene Bleuler
adalah dokter kepala di bidang psikiatri di rumah sakit tersebut. Bleuler
adalah orang yang memiliki minat yang sama dengan Jung dalam hal parapsikologi.
Dua tahun kemudian Jung dipromosikan sebagai dokter senior dan juga diminta
untuk mengajar matakuliah psikiatri di Universitas Zurich.
Pada tahun 1902-1903, bersama Pierre Janet (orang pertama yang mencetuskan ide tentang psikiatri dinamis sebagai pengganti psikiatri konvensional atau psikiatri abad XIX) Jung belajar di Paris. Janet memiliki pengaruh yang sangat dalam terhadap Jung. Bahkan beberapa tahun kemudian, Jung menyatakan bahwa dalam hidupnya, dia hanya memiliki dua guru “ Bleuler dan Janet”.
Di RS Burgholzli, sebelum dan sesudah Jung belajar di Paris, Bleuler menaruh perhatian besar terhadap karir Jung. Bleuler membantu Jung dalam penyediaan laboratorium di RS untuk keperluan penelitian parapsikologi. Pada tahun 1904, sekembalinya dari Paris Jung bersama dengan beberapa rekan dokter melakukan eksperimen yang dikenal dengan Tes Asosiasi Kata (Word Association Test = WAT). Dukungan Bleuler lagi-lagi ditunjukkan pada usaha Jung ini, karena kebanyakan psikiatris di Swiss pada waktu itu selalu mengkaitkan penyakit mental atau kejiwaan adalah disebabkan karena faktor organik, fisik. Eksperimen Jung dalam WAT inilah yang kemudian mengantarkannya berkenalan dengan Freud.
Jung menikah dengan Emma Rauschenbach pada tahun 1903.
Pada tahun 1902-1903, bersama Pierre Janet (orang pertama yang mencetuskan ide tentang psikiatri dinamis sebagai pengganti psikiatri konvensional atau psikiatri abad XIX) Jung belajar di Paris. Janet memiliki pengaruh yang sangat dalam terhadap Jung. Bahkan beberapa tahun kemudian, Jung menyatakan bahwa dalam hidupnya, dia hanya memiliki dua guru “ Bleuler dan Janet”.
Di RS Burgholzli, sebelum dan sesudah Jung belajar di Paris, Bleuler menaruh perhatian besar terhadap karir Jung. Bleuler membantu Jung dalam penyediaan laboratorium di RS untuk keperluan penelitian parapsikologi. Pada tahun 1904, sekembalinya dari Paris Jung bersama dengan beberapa rekan dokter melakukan eksperimen yang dikenal dengan Tes Asosiasi Kata (Word Association Test = WAT). Dukungan Bleuler lagi-lagi ditunjukkan pada usaha Jung ini, karena kebanyakan psikiatris di Swiss pada waktu itu selalu mengkaitkan penyakit mental atau kejiwaan adalah disebabkan karena faktor organik, fisik. Eksperimen Jung dalam WAT inilah yang kemudian mengantarkannya berkenalan dengan Freud.
Jung menikah dengan Emma Rauschenbach pada tahun 1903.
Mereka
dikaruniai tiga orang putri dan satu orang putra. Carl dan Emma kemudian
membangun keluarga mereka di Kusnacht kota satelit dari Zurich. Mereka menetap
di sana sampai akhir hayat mereka. Di tahun 1948 Jung mendirikan sebuah institut
di Zurich untuk meneruskan penelitian-penelitian dan juga sebagai wadah untuk
melatih mereka yang berminat untuk menjadi (psiko)analis. Di samping banyak
menuangkan gagasan-gagasannya ke dalam tulisan, Jung juga banyak melalukan
perjalanan baik untuk tujuan mengajar namun lebih sering untuk mengumpulkan
data atau informasi terutama tentang Mimpi dan hal-hal lain yang berhubungan
dengan teorinya. Jung mengunjungi Afrika, India, Inggris dan juga Amerika. Jika
tidak melakukan perjalanan, Jung senantiasa menyelenggarakan seminar mingguan
baik di Zurich, Jerman dan juga di Inggris. Dalam mendidik, Jung menerapkan
pendekatan informal namun dia memegang teguh kebiasaan bahwa para anak didiknya
yang berniat untuk menjadi (psiko)analis harus melalui proses analisis
individual yang dilakukannya sendiri. Jung dikenal sebagai pribadi dan pendidik
yang terbuka terhadap gagasan-gagasan baru sebagaimana tercermin pada apa yang
dikatakannya “Terima kasih Tuhan, karena saya adalah Jung bukan seorang
pengikut Jung”. Minatnya terhadap kehidupan psikisnya tercermin dalam buku
“Memories, Dreams, Reflections” (Ingatan, Mimpi dan Renungan) yang
menggambarkan kehidupan seorang ilmuwan yang penuh keteladan diri dan
dipengaruhi oleh aspek-aspek teori psikologi yang dikembangkannya.
Menginjak
usianya yang ke 70 (tahun 1945) Jung mulai mengurangi kegiatannya sebagai
analis atau praktek dan lebih mengkhususkan diri untuk menulis dan mengajar.
Jung meninggal di rumahnya di Kusnacht, Swiss pada tanggal 6 Juni 1961 hanya
beberapa minggu sebelum ulang tahunnya yang ke 86.
Daftar Referensi
Jess Feist, Gregory J. Feist (2008).Theories of Personality (yudi
Santoso, Penrj.) yogyakarta : PT. Pustaka Pelajar
Chaplin, J.P (2001). Kamus Lengkap Psikologi (Kartini Kartono, penrj.).
Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada.
Hall, C. S.&G. Lindzey. (1985). Introduction to Theories Personality.
New York: Jhon Willey&Son.
Pervin,
L. A.&O.P. John. (2000). Personality: Theory and Research. 8th ed. New York
: John Willey&Son.
No comments:
Post a Comment