Ada 2 (dua) bentuk pendidikan karir,
yaitu (1) Model Federal, dan (2) Model State.
Model Federal merupakan model yang dikeluarkan oleh pemerintah
pusat Amerika Serikat dan telah memiliki konsep yang baku di seluruh wilayah
negara. Kepekaan terhadap potensi unik setiap daerah menjadi kurang.Sedangkan
Model State dikeluarkan oleh tiap-tiap negara bagian di
Amerika Serikat dimana konsepnya disesuaikan dengan kondisi daerah
masing-masing negara bagian.Hal ini baik, tetapi mengakibatkan corak lulusan
yang bersifat kedaerahan dan standar lulusan antara negara bagian satu dengan yang
lain berbeda-beda. Kemudian Model Federal dibagi menjadi 4 (empat) model, yaitu
(1) School Based Model, (2) Employer Experience Based Model,
(3)Rural Residenal Based Model, dan (4) Home Community Based
Model. Model State dibagi menjadi 3 (tiga) model, yaitu (1) Wisconsin
Model, (2) Hawaii Model, dan (3) South Portlan, Maine
Model.
School Based Model, memiliki konsep
bahwa pendidkan dilakukan di sekolah yang benar-benar terpantau, terkoordinir,
dan mempersiapkan lulusan untuk bisa terjun ke dunia kerja dan benar-benar
memiliki bekal yang cukup apabila ingin melanjutkan ke jenjang pendidikan yang
lebih tinggi. Di dalam sekolah dibentuk masyarakat yang berorientasi kerja
sehingga lulusan telah benar-benar memiliki sikap kerja yang sesuai dengan
kondisi di lingkungan kerja sesungguhnya.Kelemahan dari model ini adalah semua
kondisi yang disajikan di sekolah adalah simulasi dari teori-teori kerja yang
ada saat itu, bukan keadaan nyata lingkungan kerja.
Employer-Experience Based Model,
menekankan keterlibatan semua para aktifis atau pakar kerja dibidang tertentu
untuk membentuk suatu program pendidikan. Dengan demikian, kesesuaian atau
relvansi program dengan keadaan kerja sesungguhnya sangat terjamin dan up
to date.Kelamahannya adalah program pendidikan lebih ke pendidikan
tradisional.
Rural Resident Based Model, memiliki
fokus untuk mengembangkan potensi-potensi karir setiap individu, baik yang
sudah bekerja ataupun pengangguran, dan khususnya memiliki pendapatan rendah
melalui pelatihan-pelatihan. Diaharpakan setiap individu memiliki keterampilan
tambahan dan bisa membaca peluang kerja sesuai dengan karakter
individu dan lingkungan.
Home Community Based Model,
pelatihan-pelatihan yang menekankan tiap individu bisa mengembangkan
keterampilannya sendiri dirumah. Pelatihan menggunakan media broadcasting seperti
televisi dan radio. Hal ini sangat memberikan kebebebasan setiap individu untuk
berekspresi dan bereksperimen, akan tetapi kontrol dan pengawasan terhadap
perkembangan individu sangat kurang dan sulit dilakukan.
Wisconsin Model, setiap tujuan
secara terstruktur dan komprehensif memiliki topik yang jelas, terinci, dan
terencana hingga proses evaluasinya. Kelemahannya adalah evaluasi dijadikan
penentu akhir bagi setiap tujuan sehingga kontinuitas dari tingkat satu ke
tingkat lain terasa tidak ada, artinya apabila sudah dievaluasi maka tujuan
tersebut dianggap selesai dan tidak dimunculkan lagi pada tingkat yang lebih
tinggi.
Hawaii Model, konsep dari model ini
adalah kontinuitas setiap materi atau objek pembelajaran sangat dijaga dari
tingkat ke tingkat, sehingga lulusan mendapatkan keterampilan yang utuh mulai
dari pengenalan, pengembangan, dan pembentukan..Kelemahan model ini adalah area
materi bersifat relatif sempit.
South Porland, Maine Model, memiliki konsep yang
kompleks, berangkat dari pengenalan individu terhadap identititas individu,
kemudian meluas menuju lingkungan individu, dan berakhir pada persiapan lulusan
untuk masuk ke dunia kerja. Kompleksitas tersebut dipecah menjadi beberapa
tujuan yang disebar ke berbagai tingkat.
A.
PENDIDIKAN KARIR
1. Definisi
Pendidikan Karir
Menurut American Institude for
Research dalam bukunya Career Educational,(1973) Pendidikan
karir merupakan perkembangan dari kecakapan dan pengetahuan yang secara
langsung menembus individu siswa agar dapat memenuhi sendiri kebutuhannya yang
unik dengan memperhatikan beberapa aspek ,diantaranya terhadap pilihan
pekerjaan, tanggung jawab social, kegiatan penggunaan waktu luan dan
perkembangan Pribadinya.
Menurut Loi-ellen Datta dan Corinne
H. Rieder, dalam bukunya Career Educatioanal in the National institude of Educational.A
status Report (1973).Pendidikan dapat diartikan sebagai suatu perkembangan
dari pengetahuan, kemampuan umum dan kemampuan Khusus guna membantu
individu-individu dan kelompok-kelompok untuk memperoleh pegangan dan mencapai
kemajuan dalam pekerjaan, serta dalam merencanakan suatu karir.
Menurut James C. Hansen dkk.PK
merupakan suatu proses atau perkembanga yang bersifat seumur hidup, yang
tujuannya adalah untuk membantu individu memiliki kecakapan atau memiliki
pemahaman yang jelas tentang alternative kerja. Beberapa pengertian
pendidikan karir, menurut para pakar:
a.
American Institute for Research dalam bukunya: Career
Education (1973) mengemukakan:
“Pendidikan karir
merupakan perkembangan kecakapan dan pengetahuan yang secara langsung menembus
individu siswa agar dapat memenuhi sendiri kebutuhan-kebutuhannya.”
b.
Lois – Ellen Datta dan Corinne H.Rieder dalam bukunya Career
Education In The National Institute Of Education: A Status Report
(1973) mengemukakan:
“Pendidikan karir
dapat diartikan sebagai suatu perkembangan dari pengetahuan kemampuan umum dan
khusus untuk membantu individu dan kelompok.”
c.
Kenneth. B.Hoyt dan Daryl Laramore dalam artikelnya The
Counselor’s Role In Career Education (1974) mengemukakan:
“Pendidikan karir
adalah totalitas dari usaha, jalan atau cara yang ditempuh dalam proses belajar
dan berkaitan dengan pekerjaan.”
d.
Edwin L.Herr. mengungkapkan:
“Pendidikan karir
merupakan suatu proses perkembangan fasilitas karir untuk semua siswa yang
bersumber dari modifikasi pengalaman-pengalaman baik disektor industri, bisnis,
maupun rumah tangga.”
e.
James C.Hansen, Richard R.Stevie dan Richard W.Warner dalam
bukunya: Counseling: Theory and Process (1977). Mengemukakan:
“Pendidikan
karir adalah suatu proses atau perkembangan yang bersifat seumur hidup yang
bertujuan membantu individu memiliki kecakapan atau mempunyai pemahaman yang
jelas tentang alternatif kerja.”
f. Menurut Gibson (2011: 485) menyatakan bahwa:
“Program
pendidikan karier dirancang untuk menyiapkan individu bagi pemilihan karier
secara bijak, namun banyak remaja dan para dewasa muda tidak mampu mengatasi
secara adekuat pengambilan keputusan yang sangat kritis ini tanpa bantuan
konselor professional.Konseling orang tua, konseling kelompok dan aktivitas
bimbingan kelompok mempersentasikan kontribusi konselor karier bagi
pengembangan karier individu dan program pendidikan karier sekolah”.
Berdasarkan pengertian di atas,
bimbingan karir dalam setting sekolah pada dasarnya berlangsung searah dan
sejalan dengan pendidikan karir. Pedndidikan karir adalah proses yang bersifat
seumur hidup dan pendidikan karir merupakan penunjang utama perkembangan
karir.
2.
Model-model Pendidikan Karir
a. SchoolBase
Comprehensive Career Education
Sebagian besar
model ini menekankan pada pengembangan dan memperluas lapangan pendidikan
karir. Yang dipelopori oleh Edwin L dengan unsur-unsurnya:
1)
Kesadaran karir (Career
Awareness) yaitu Merupakan bentuk pemahaman akan dunia kerja secara
menyeluruh.
2)
Kesadaran diri (Self
- Awareness)Yaitu berbentuk kesadaran yang dimiliki siswa terhadap dirinya.
3)
Apresiasi dan sikap (Apprecitions
Attitudes) yaitu Berupa suatu sistem nilai terhadap karir dan bagaimana
peranannya.
4)
Kemampuan pembuatan
keputusan (Decision Making Skill)Yaitu bentuk pemahaman siswa terhadap
tahapan pembuatan keputusan.
5)
Kesadaran ekonomis (Economic
Awareness)Yakni kesadaran yang dimiliki siswa terhadap relasi antara faktor
ekonomi, pola hidup dan pekerjaan.
6)
Kesadaran kecakapan
bekerja dan kompetensi awal (Skill Awareness and Biginning Competence).Berupa
dasar-dasar keterampilan kognitif yang dituntut untuk mengidentifikasi tujuan
dari suatu tugas.
7) Keterampilan
kecakapan bekerja (Employability Skill)Yaitu berbagai bentuk
keterampilan yang dituntut guna dapat secara langsung melakukan berbagai tugas
secara tepat.
8)
Kesadaran pendidikan
(Educational Awareness)Yaitu suatu bentuk pengenalan dari siswa tentang
makna perkembangan keterampilan dasar dan penguasaan pengetahuan
b. Employer
Base Career Educational Model
Model pendidikan
karir ini basisnya adalah pekerja bermanfaat untuk merencanakan
alternatif-alternatif yang lebih komprehensif pada pendidikan umum, yang
dipelopori oleh Herr dengan tujuan sebagai berikut:
1)
Mengulangi dan
memperkuat kompetensi pendidikan siswa serta minatnya.
2)
Menyediakan
kesempatan kepada siswa dalam berbagai macam kegiatan.
3)
Mengembangkan
kekuatan konsep diri (self-concept).
4)
Menyediakan
bermacam-macam informasi yang tepat kepada siswa.
c. Home
- Base Career Education Model
Model ini
basisnya adalah keluarga menitikberatkan kepada pemberian penerangan untuk
individu.
d. Rural
Residential – Based Career Education Model
Model pendidikan
karir ini meletakkan basisnya pada pendidikan pedesaan dengan menitikberatkan
pada pekerja dibawah umur dan berbagai macam masalah keluarga pedesaan.
3. Tujuan Pendidikan Karir
Institusi program pendidikan karir di sekolah-sekolah pada umumnya
bertujuan:
a) Membantu para siswa untuk mengeksplorasi terhadap sekelompok pekerjaan.
b) Menyiapkan berbagai informasi tentang karir.
c) Menyiapkan dan melengkapi siswa dengan kemampuan umum dan khusus.
d)
Menyiapkan berbagai bentuk konselor
kepada para siswa
4.
Pendidikan
Karir dan Konselor
Dalam
pelaksanaan pendidikan karir, konselor profesional sebagai bagian dari staf
yang menangani program pelaksanaan pendidikan karir memiliki perasaaan yang
penting dan ikut menentukan keberhasilan pelaksanaan program layanan pendidikan
karir.
American
Personel and Guidance Association mengemukakan enam statement tentang fungsi
konselor dalam pendidikan karir, yakni:
a)
Melengkapi kepemimpinan dalam
identifikai dan implementasi program.
b)
Melengkapi kepemimpinan dalam
asimilasi dan aplikasi dari metode.
c)
Melengkapi kepemimpinan dalam
identifikasi, klasifikasi dan manfaat diri.
d)
Melengkapi kepemimpinan dalam menhapus
perbedaan ras, suku dan sebagainya.
e)
Melengkapi kepemimpinan dalam
memperluas serta menetapkan bermacam-macam alat perlengkapan yang cocok.
f)
Melengkapi kepemimpinan dalam
mengutamakan pentingnya menempatkan fungsi konseling karir dalam program
pendidikan karir.
B.
MASA DEPAN BIMBINGAN KONSELING KARIR PADA ERA MODERN
1. Faktor
yang Mempengaruhi Perkembangan Kehidupan Pendidikan dan Karier
Adapun faktor-faktor yang
mempengaruhi perkembangan kehidupan pendidikan dan karier adalah:
a. Faktor
Sosial Ekonomi
Kondisi sosial ekonomi keluarga
banyak menentukan perkembangan kehidupan pendidikan dan karier anak.Faktor ini
menjuga pertimbangan anak dalam melanjutkan studinya karena berkaitan dengan
keadaan ekonomi orang tua.Faktor ekonomi mencakup kemampuan ekonomi orang tua
dan masyarakat.Hal ini dapat kita lihat pada anak yang berkemampuan intelektual
tinggi namun tidak dapat menikmati pendidikan karena benturan ekonomi dan juga
berlaku sebaliknya.
b. Faktor
Lingkungan
Lingkungan disini meliputi 3 macam.Pertama,
lingkungan masyarakat, seperti lingkungan masyarakat pertanian, perindustrian,
perdagangan, lingkungan akademik atau lingkungan kurang terdidik.Kedua
adalah lingkungan rumah tangga dan sekolah karena lingkungan ini sangat
mempengaruhi kehidupan remaja baik pendidikan maupun cita-citanya, dan juga
menjadi sarana pembentukan karakter anak berdasarkan peraturan-peraturan yang
diterapkan didalam lingkungan.Ketiga, yaitu lingkungan teman sebaya,
yang mana pergaulan teman sebaya mempengaruhi kehidupan masing-masing remaja,
yang mana dengan adanya pengaruh itu remaja akan menjadi dirinya masing-masing
sesuai dengan jenis kelaminnya.
c. Faktor
Pandangan Hidup
Lingkungan dapat membentuk suatu
pandangan hidup seseorang.Pengejawantahan pandangan hidup tampak pada pendirian
seseorang, terutama dalam menyatakan cita-cita hidupnya. Dalam pemilihan
pendidikan sendiri, seorang remaja dipengaruhi latar belakangnya, yaitu pada
remaja dari keluarga kurang mampu akan berpikir untuk menjadi kaya dengan
menempuh pendidikan yang cepat untuk mendapat kekayaan dengan menempuh
pendidikan kedokteran, ekonomi, dan ahli teknik.
2. Pengaruh
Perkembangan Kehidupan Pendidikan dan Karier Terhadap Tingkah laku dan Sikap
Pada beberapa keluarga memandang
pendidikan kurang penting sebab mereka hanya melihat pendidikan dari jenjang
pendidikan dasar yang mana mengajarkan ilmu-ilmu dasar yang memang belum dapat
diaplikasikan untuk mendapat pekerjaan.
Sikap remaja terhadap pendidikan
sekolah sangat dipengaruhi oleh karakteristik guru yang mengajarnya. Guru yang
baik di mata remaja bukan hanya tergantung pada keadaan guru tersebut melainkan
pada banyak aspek yang mana yang paling utama adalah bagaimana guru itu
“menolong dan membantu muridnya” dengan memberi nilai yang tinggi. Hal ini
sangat berbahaya bagi sekolah karena mengaburkan tugas guru yaitu membimbing
dan menilai berdasarkan faktor objektif dan tidak hanya mengandalkan
emosionalnya.
a. Perbedaan
Individu dalam Perkembangan Kehidupan Pendidikan dan Karier
Pencapaian
tingkat pendidikan seseorang sangat dipengaruhi oleh tingkat kecedasan atau
IQ-nya.IQ yang berbeda membuat tingkah laku setiap individu itu berbeda dan
berpengaruh pada perkembangan kehidupan pendidikan dan kariernya.
b. Upaya
Pengembangan Kehidupan Pendidikan dan Karier
Dalam
pengembangan kehidupan pendidikan dan karier, orang tua perlu memahami kemajuan
pendidikan baik disekolah atau di luar sekolah.Oleh karena itu para remaja
masih memerlukan bimbingan dan pengarahan dari orang tua dan para guru mereka.
3.
Program
Perkembangan Karir Di Institusi Pendidikan
Membentuk dan Melaksanakan Program
Perkembangan Karir Umum K-12 dalam Kerangka Kerja Model Nasional ASCA.Ada masa-masa penting dalam proses perkembangan karir. Walaupun, jika
kita mengembangkan dasar untuk proses perkembangan mental, kita pasti menghadapi
tahun tahun menguntungkan ketika para siswa bersekolah. Untungnya, Asosiasi
Konselor Sekolah Amerika (ASCA, 2003) telah berperan penting di wilayah ini
dengan menerbitkan ASCA model nasional: dalam Kerangka Kerja untuk Program
Konseling Sekolah (ANM). ANM adalah kerangka kerja yang menekankan perkembangan
karir, akademik, dan sosial.ANM memberikan uraian untuk mengembangkan program
perkembangan karir umum.Kompetensi seharusnya dihasilkan dari suatu program,
dan informasi yang berharga lainnya. Pada bab ini, membentuk dan melaksanakan
program perkembangan karir umum K12 dasarnya seperti yang ditunjukkan oleh ANM.
Maksudnya adalah menunjukkan bahwa perkembangan karir merupakan bagian dari
kerangka kerja untuk program konseling sekolah tersebut tidak berdiri sendiri.
a.
Latar
Belakang Sejarah
Perkembangan karir merupakan proses
yang tetap (Ginzberg, Ginzburg, Axelrad, dan Herma, 1951; Super, 1957) dan
aspek penting dari perkembangan ini yang terjadi selama tahun-tahun sekolah. Lebih dari empat
dasawarsa yang lalu, Yang paling berambisi dari program-program ini adalah gerakan
pendidikan karir yang dikembangkan selama pelaksanaan Nixon yang dibawah
kepemimpinan dan Pendidikan Kesekretarisan Sidney Marland. Banyak pengajar
konselor yang terkemuka, termasuk K. B. Hoyt (2005) terlibat di dalam gerakan ini
yang melihat pembentukan program ekstensif untuk membantu anak-anak dan dewasa guna memperluas wawasan karirnya,
Pendidikan karir merupakan suatu usaha
yang dimaksudkan untuk mengfokuskan pendidikan Amerika dan kegiatan masyarakat luas
yang akan membantu orang-orang membutuhkan dan menggunakan pengetahuan,
kemampuan, dan sikap yang perlu bagi setiap orang untuk melakukan kegiatan yang
berguna, produktif dan memenuhi kebutuhan hidupnya.
Marland (1974) menjelaskan delapan
pendidikan karir yang dikenali oleh Pusat Penelitian Pendidikan Kejuruan di
Universitas Negeri Ohio:
1. Kesadaran
Karirpengetahuan dari seluruh spektrum karir.
2. Kesadaran
Diribagian pengetahuan untuk memberikan keputusan sendiri.
3. Penghargaan,
Sikapperan hidup, perasaan terhadap diri sendiri dan yang lain dalam menghargai
masyarakat dan ekonomi.
4. Kemampuan
Menentukan Keputusanmenggunakan informasi pada proses rasional untuk meraih
keputusan.
5. Kesadaran
Ekonomipersepsi dari proses produksi, distribusi, dan konsumsi.
6. Kesadaran
Kemampuan dan Kompetensi Awalkemampuan dimana manusia menyampaikan perilakunya.
7. Kemampuan
untuk Dapat Mengerjakankemampuan hubungan sosial dan komunikasi yang tepat pada
penempatan karir.
8. Kesadaran
Pendidikanpersepsi hubungan antara pendidikan dan tugas hidup (hal. 100 – 102).
Pada pertengahan 1980an, sebagian
besar sisa–sisa gerakan pendidikan karir pada tahun 1970an yang telah diperluas
dari sekolah Amerika dengan gerakan pendidikan dari yang terbelakang hingga
dasar. Anjuran yang lampau hingga dasar itu sangat penting terhadap pendidikan
karir di sekolah dasar yang mengfokuskan perhatian anak-anak terhadap pekerja, mengembangkan
ketrampilan dengan cara melanjutkan pendekatan, dan bidang yang menjalankan
tempat kerja karena kegiatan ini membutuhkan waktu yang jauh dari inti pokok
persoalan. Banyak kesalahan yang dibuat dalam perencanaan dan pelaksanaan
program tersebut, termasuk (1) mereka dibiayai dengan dana luar negeri hingga
sekolah negeri dengan tidak dirancanakan untuk memberikan dukungan keuangan
dari dalam sekali lagi dana dari luar negeri itu diserahkan; (2) mereka
menambahkan beban kerja dari kelompok yang melebihi batas: guru; (3) istilah
pendidikan karir berhubungan secara negatif dengan pendidikan kejuruan pada
banyaknya orang tua kelas menengah, mengenai anak-anaknya yang mungkin dialihkan dari
kurikulum lanjutan perguruan tinggi; (4) dukungan politik lokal diantara
pendidik, orang tua, dan lingkungan bisnis yang dikembangkan dengan tidak
teliti dalam banyak contoh.
Walaupun, pendidikan karir, dan
khususnya ide pendidikan dan karir seharusnya berhubungan, itu lebih ulet dari
pada yang dipercaya banyak orang. Pada tahun 1989 Komite yang Menyelaraskan
Informasi Pekerjan Nasional (NOICC, 1989a, b, c, d) menerbitkan empat terbitan
luas yang menguraikan bagaimana perkembangan karir di sekolah-sekolah dan di tempat-tempat lain bisa dilaksanakan. Ini
telah digabungkan kedalam terbitan pada tahun 1996 (Kobylarz, 1996).Pada tahun
1994 Sekolah yang Menyiapkan Kesempatan (STW) disahkan oleh kongres.Perundangundangan
tidak sabar menyediakan sekolah umum untuk mengembangkan program pendidikan
yang menarik bagi semuanya, untuk menghubungkan pokok persoalan akademik untuk
dilaksanakan, membantu siswa untuk mengenali minatnya, dan mendorong siswa
untuk melakukan peencanaan pendidikan dan karir.
Asosiasi Sekolah Konselor Amerika,
menerbitkan Standar Nasional untuk Program Konseling Sekolah (Campbell dan
Dahir, 1997), yang menekankan pentingnya mengembangkan kompetensi perkembangan
karir di usia sekolah dalam konteks program konseling sekolah. Sekolah standar menetapkan lima
standar yang digolongkan di bawah tiga area: perkembangan akademik, karir,
pribadi/sosial. Standar untuk perkembangan karir mencakup (1) siswa seharusnya
mengembangkan ketrampilan yang diperlukan untuk mencari dunia kerja yang ada
hubungannya dengan dirinya sendiri dan menggunakan informasi ini untuk
menentukan karir; (2) siswa akan menggunakan strategi-strategi untuk meraih pilihan dan
kepuasan karir masa depan; dan (3) pelajar akan mengembangkan pemahaman dari
hubungannya dengan kualitas, pendidikan, dan dunia kerja pribadi. Kemudian
standar tersebut mulai mengenali kompetensi tertentu jika program konseling
sekolah dikembangkan untuk memenuhi standar.
Penerbitan Standar Nasional untuk
Program Konseling Sekolah (Campbell dan Dahir, 1997) merupakan pendahuluan pada
penerbitan yang jauh lebih penting, salah satunya kelihatannya dipersiapkan
untuk memiliki dampak yang besar pada program perkembangan karir K-12. Pada
tahun 2003, ASCA Model Nasional: Suatu Kerangka kerja untuk Program Sekolah
(ANM). Penerbitan yang mencakup standar nasional, juga menjelaskan proses untuk
program konseling sekolah umum diantara komponen lain.
b.
Model ASCA
dan Perkembangan Karir
ANM
mengandung apa yang “ASCA percaya terhadap bagian penting pada kualitas dan
program konseling sekolah yang efektif” (ASCA, 2003, hal. 3) dan penjelasan
singkat dari mekanisme penyampaian yang digunakan dalam program konseling umum.
Ini juga mengandung daftar kompetensi bahwa siswa seharusnya berkembang sebagai
hasil dari program konseling sekolah.ANM mengandung empat kompetensi.Ini
merupakan dasar dari system penyampaian, keadaan untuk dapat
dipertanggungjawabkan, dan system menejemen.Program dasar tersebut menyediakan
dasar penyampaian dan system menejemen.Seperti panah pada model ilustarasi,
fondasi untuk program konseling sekolah umum yang seharusnya berdasarkan pada
pernyataan kepercayaan; pernyataan tugas.Dan standar nasional untuk
perkembangan akademik, karir, dan pendidikan.Standar perkembangan karir tidak
semuanya murni.
c.
Proses
Perkembangan Program
Perencanaan
program komprehensif mencakup (1) memperoleh dukungan administratif, 2)
menentukan persyaratan, (3) membentuk komite perencanaan, (4) mengadakan
keperluan penilaian untuk menentukan perlunya kompetensi yang dikembangkan, (5)
merencanakan program untuk mengembangkan kompetensi, (6) pelaksanaan program,
dan (7) membangun sistem yang bisa dipertanggungjawabkan (ASCA, 2003).
d.
Memperoleh
Dukungan Administatif
Meskipun
ANM berkembang untuk melayani sebagai bimbingan untuk perkembangan atau
pembaharuan program wilayah yang luas, model tersebut menerapkan di sekolah
swasta. Pada persoalan lain, pengurus tingkat tinggi atau kepala sekolah yang
besifat membangun harus menyetujui untuk mengesahkan program perkembangan karir
jika berhasil. Jika usaha perkembangan program ditujukan pada semua wilayah,
pengesahan dari kenaikan kelas seharusnya dilihat.
e.
Menentukan
Persyaratan
Agar
berhasil, program harus memiliki staf, anggaran, fasilitas, materi dan
persediaan, dan teknologi yang tepat untuk menjalankan program.Sebelum
banyaknya usaha diawali pada bentuk program, konselor sekolah seharusnya
memperkirakan biaya yang diperlukan di tiap komponen di dalam program tersebut.
Perkiraan ini seharusnya disampaikan oleh penyelenggara selama proses
memperoleh dukungan administratif.
f.
Membentuk
Komite Perencanaan
Komite
ini memiliki sejumlah tanggung jawab, termasuk menulis misi pernyataan, konsep
filosofi untuk program tersebut, melakukan perlunya penilaian, dan perencanan
program.Komite perencanaan seharusnya mencakup perwakilan dari staf
administrasi, pengajukan fakultas, konselor sekolah, orang tua, anggota
masyarakat bisnis, dan setidaknya satu perwakilan siswa. Beberapa tugas yang
dikerjakan oleh komite dan dijelaskan secara rinci pada paragraf berikut.Misi
dan pernyataan filosofi itu penting.
Tujuan dasar adalah untuk
meningkatkan kesadaran siswa terhadap pilihannya dengan memberikan informasi
profesi dalam format yang menarik dan dengan menarik klise profesinya. Meskipun
tujuan ini masih penting pada tingkat SMA, meningkatkan kesadaranya dan
mempertinggi arah tujuannya, perencanaan, dan kemampuan menentukan keputusan
menjadi penting.Alat penilaian bisa digunakan untuk menyelesaikan dan
meningkatkan kesadaran diri, tapi siswa seharusnya digunakan pada latihan
penilaian diri.Kemampuan penilaian diri bisa ditingkatkan dengan meminta siswa
memperkirakan minat dan bakatnya dengan hasil ujian dan hasil inventaris.
Sistem bimbingan karir yang dibantu
komputer (CACGS) bisa digunakan untuk meningkatkan proses perkembangan karir di
tingkat SMP. Luzzo dan Pierce (1996) mendirikan karir pendewasaan siswa
ditingkatkan ketika siswa menggunakan penemuan dalam penjelajahan karirnya.Prosedur
kelompok kecil dikenal sebagai sarana meningkatkan perkembangan karir baik di
SMP maupun di SMA, tetapi karena struktur, kelompoknya lebih mudah diatur di
tingkat ini.
Kegiatan perkembangan karir kelompok mungkin sangat bervariasi, mungkin mengadakan seminar karir yang mewakili suatu profesi, seperti sales asuransi, atau supir truk bisa membahas sifat-sifat pekerjaannya, persyaratan pelatihan, persyaratan penggajian, keuntungan dan kerugian gaya hidup, dan lain sebagainya dengan kelompok kecil dari siswa yang tertarik. Kelompok juga bisa diatur untuk tujuan penyelidikan, fokus pada proses penentuan keputusan karir; atau untuk bidang perjalanan penjelajahan rumah sakit, tempat industri, dan sebagainya.
Kegiatan perkembangan karir kelompok mungkin sangat bervariasi, mungkin mengadakan seminar karir yang mewakili suatu profesi, seperti sales asuransi, atau supir truk bisa membahas sifat-sifat pekerjaannya, persyaratan pelatihan, persyaratan penggajian, keuntungan dan kerugian gaya hidup, dan lain sebagainya dengan kelompok kecil dari siswa yang tertarik. Kelompok juga bisa diatur untuk tujuan penyelidikan, fokus pada proses penentuan keputusan karir; atau untuk bidang perjalanan penjelajahan rumah sakit, tempat industri, dan sebagainya.
Brown mengatakan (1980) digaris bawahi
apa yang dimaksud dengan kelompok perencanaan hidup, yang terdiri dari tujuh
komponen: (1) memahami perilaku manusia, (2) konsep diri sebagai pemenang, (3)
pentingnya fantasi dalam perencanaan, (4) mencocokan fantasi dengan kenyataan,
(5) menentukan tujuan, (6) perencanaan jangka pendek, (7) perencanan jangka
panjang. Amatea,
Clark, dan Cross (1984) mengevaluasi materi SMA selama dua minggu yang disebut
gaya hidup yang dimaksudkan pada (1) meningkatkan kesadaran siswa terhadap
nilainya dan kesenangannya untuk berbagai peran hidup, (2) meningkatkan
kesadaran siswa terhadap biaya dan keuntungan yang berhubungan dengan berbagai
gaya hidup, dan (3) membantu siswa membangun prioritas peran hidup.
Dalam hal ini ditenemukan bahwa materinya nampak
meningkatkan penentuan siswa mengenai pilihan karirnya. Mereka juga menemukan
bahwa pada akhir pembahasan kelompok, laki-laki dan perempuan tidak berubah-ubah dalam sikap-sikapnya kearah peran keluarga.
Sebelum melibatkan siswa di dalam
kegiatan kelompok, penyaringan wawancara seharusnya diadakan untuk menentukan
tujuan siswa, tingkat motivasi dimana mereka bekerjasama dengan anggota
kelompok lain. Siswa yang tidak termotifasi dan potesi masalah kedisiplinan
mungkin terhindar dari kelompok kalau konselor merasa bahwa masalah tersebut
bisa dikoreksi di dalam pengaturan kelompok.
Siswa yang Memiliki Berbagai Potensi
Ini mungkin kebenaran yang tak dapat disangakal lagi bahwa konselor meremehkan
kebutuhan siswa yang berbakat, atau sebagai Pask McCartney dan Salamone (1988)
menghubungkan mereka, siswa yang memiliki berbagai potensi, karena mereka
memiliki begitu banyak kesempatan yang terbuka merupakan semacam sumpah. PostKammer
dan Perrone (1983) melaporkan bahwa lebih dari 30% siswa yang berbakat dalam
pembelajaranya terasa tidak dipersiapkan untuk menentukan keputusan karir
ketika mereka meninggalkan SMA. Ini mungkin merupakan persoalan bahwa tipe
program yang diperlukan oleh siswa ini tidak berubah-ubah dari yang diperlukan
oleh teman yang kurang berbakat, meskipun laporan oleh Borman, Nash, Colson
(1978) menganjurkan bahwa siswa yang berbakat di dalam programnya tidak
menyukai bagian ujian tersebut. Ini sangat mungkin bahwa siswa ini telah teruji begitu luas
bahwa mereka berbeda dengan proses penilaian formal.
Dalam pembelajaranya bahwa maksud program perkembangan karir anak anak yang berbakat, Gassin, Kelly, dan Feldhusen (1993) tidak menemukan perbedaan terhadap pastinya pilihan karir antara anak berbakat di SMP.Walaupun, di saat mereka dewasa menjadi kurang yakin tentang pilihan karirnya, mungkin karena mereka mulai mempertimbangkan perannya sebagai bapak dan ibu dalam rencananya.Menariknya, perempuan lebih terlibat dalam perencanaan karir daripada laki-laki selama SMA.
Dalam pembelajaranya bahwa maksud program perkembangan karir anak anak yang berbakat, Gassin, Kelly, dan Feldhusen (1993) tidak menemukan perbedaan terhadap pastinya pilihan karir antara anak berbakat di SMP.Walaupun, di saat mereka dewasa menjadi kurang yakin tentang pilihan karirnya, mungkin karena mereka mulai mempertimbangkan perannya sebagai bapak dan ibu dalam rencananya.Menariknya, perempuan lebih terlibat dalam perencanaan karir daripada laki-laki selama SMA.
Pembelajaran ini menganjurkan bahwa usaha
yang diarahkan terhadap perempuan mungkin perlu fokus mengenali faktor – faktor
yang menuntun pada ketidakpastian dan membantu menghadapi mereka, mengingat
usaha yang mungkin perlu dijaga untuk memperkirakan perencanaan antar anak
SMA.Perwakilan serikat kerja setempat atau pegawai bisa memberikan informasi
persyaratan training, program pekerjaan magang, kesempatan kerja, syarat
keanggotaan, dan keuntungan. Kantor pemerintah terletak di masyarakat, di daerah, atau
tingkat nasioanl, sering bisa memberikan informasi untuk membantu siswa
kesempatan dan persyaratan pelayanan pemerintah merupakan area yang bisa
mencakup oleh perwakilan. Agen seperti kantor perluasan wilayah dan layanan
pekerjaan sudah terlibat oleh sifat kerjanya dalam kegiatan informasi karir.
Setiap masyarakat mencakup beberapa agen sosial yang terlibat dalam kegiatan informasi karir. Khususnya mungkin terlibat merupakan agen yang memiliki pelayanan yang pada dasarnya diarahkan pad anak muda, seperti pramuka, YMCA, YWCA, dan klub 4H. Banyak diantaranya melayani sesama anak sekolah ketika di sekolah.Proyek informasi karir tertentu mungkin bahwa mereka mungkin bisa mengembangakan bantuan sebenarnya ke sekolah.Mereka mungkin juga memiliki akses informasi di bidang tertentu yang bisa membantu sekolah pada program informasi karir.
Setiap masyarakat mencakup beberapa agen sosial yang terlibat dalam kegiatan informasi karir. Khususnya mungkin terlibat merupakan agen yang memiliki pelayanan yang pada dasarnya diarahkan pad anak muda, seperti pramuka, YMCA, YWCA, dan klub 4H. Banyak diantaranya melayani sesama anak sekolah ketika di sekolah.Proyek informasi karir tertentu mungkin bahwa mereka mungkin bisa mengembangakan bantuan sebenarnya ke sekolah.Mereka mungkin juga memiliki akses informasi di bidang tertentu yang bisa membantu sekolah pada program informasi karir.
Kerjasama dengan perpustakaan
seempat mungkin memberikan kumpulan yang lebih komprehensif dari materi
informasi karir seperti perkembangan pelayanan khusus yang merupakan bantuan
kepada anak muda usia sekolah.
Banyak sumber mengabaikan lebih dari satu diantara kategori yang telah kami pertimbangkan. Di berbagai cara, ini mungkin paling berharga diantara semua. Konselor dan guru mungkin menemukan keuntungan untuk membenagun jaringan yang melibatkan hubungan dengan sebanyak sekolah dan sumber masyarakat semungkin yang tiap hubungan ini bisa memberikan informasi pada sumber baru.
Banyak sumber mengabaikan lebih dari satu diantara kategori yang telah kami pertimbangkan. Di berbagai cara, ini mungkin paling berharga diantara semua. Konselor dan guru mungkin menemukan keuntungan untuk membenagun jaringan yang melibatkan hubungan dengan sebanyak sekolah dan sumber masyarakat semungkin yang tiap hubungan ini bisa memberikan informasi pada sumber baru.
daftra referensi
Alisuf Sabri,H.M.(2005).Pengantar
Ilmu Pendidikan. Jakarta: Proyek Pengadaan
Buu Daras/Ajar Atas Biaya Dipa
Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
Garrison,
Carl. Psychology of Adolescence.New Jersey : Prentice-Hall, Inc, 1956.
Gibson, Robert L. & Mitchell,
Marianne H.(2011) Bimbibingan dan
Konseling.Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Hurlock,
E. B. 1990.Psikologi Perkembangan.Jakarta : Erlangga.
Kasiram, Moh.1985. Human
Development and Education (Saduran Bebas).Surabaya : Penerbit Sinar Wijaya.
Sunarto dan Agung Hartono. 2008.Perkembangan
Peserta Didik.Jakarta : PT. Rineka cipta.
Penegasan Profesi
Bimbingan dan Konseling: Alur Pikir Penataan Pendidikan Profesional Konselor
Jurnal PPB Vol. 12. No. 2, Desember 2011.
No comments:
Post a Comment