Prinsip-Prinsip Teori Carl Gustav Jung menyatakan bahwa kepribadian atau psyche
bersifat dinamis dengan gerak yang terus-menerus. Dinamika psyche tersebut
disebabkan oleh energi psikis yang disebut oleh Jung disebut libido. Perhatian Jung
terhadap parapsikologi semakin besar beberapa minggu setelah kejadian pisau
roti itu, ketika ia mendapati seorang gadis 15 tahun yang mengalami trance dan
memperoleh penglihatan (vision) dan bisa berkomunikasi secara ajaib. Trance,
menurut definisi Jung, adalah sesuatu yang spontan.
1. Prinsip
Oposisi
Berbagai
sistem, sikap, dan fungsi kepribadian saling berinteraksi dengan tiga cara,
yaitu: Saling bertentangan (oppose), saling
mendukung (compensate), dan bergabung mejnadi kesatuan (synthese).
Menurut
Jung, prinsip oposisi paling sering terjadi karena kepribadian berisi berbagai
kecenderungan konflik. Oposisi juga terjadi antar tipe kepribadian, ekstraversi
lawan introversi, pikiran lawan perasaa, dan penginderaan lawan intuisi.
2. Prinsip
Kompensasi
Prinsip ini berfungsi untuk menjada agar
kepribadian tidak mengalami gangguan. Misalnya bila sikap sadar mengalami
frus-trasi, sikap tak sadar akan mengambil alih. Ketika individu tidak dapat
mencapai apa yang dipilihnya, dalam tidur sikap tak sadar mengambil alih dan
muncullah ekpresi mimpi.
3. Prinsip
Penggabungan
Menurut Jung, kepribadian terus-menerus berusaha
menyatukan pertentangan-pertentangan yang ada agar tercapai kepribadian yang
seimbang dan integral.
Daftar
Referensi
Jess
Feist, Gregory J. Feist (2008).Theories of Personality (yudi Santoso, Penrj.)
yogyakarta : PT. Pustaka Pelajar
Chaplin,
J.P (2001). Kamus Lengkap Psikologi (Kartini Kartono, penrj.). Jakarta : PT.
Raja Grafindo Persada.
Hall, C.
S.&G. Lindzey. (1985). Introduction to Theories Personality. New York: Jhon
Willey&Son.
Pervin,
L. A.&O.P. John. (2000). Personality: Theory and Research. 8th ed. New York
: John Willey&Son.
No comments:
Post a Comment